d Memberikan kemudahan pada siswa yang berminat mempelajari sejarah suatu negara dalam kaitanya dengan
sejarah umat manusia secara keseluruhan. 3. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Sejarah adalah mata pelajaran yang menanmkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan
masyarakat Indonesia dan dunia pada masa lampau dan masa kini Isjoni, 2007: 71. Dengan adanya pembelajaran sejarah siswa
diharapkan mampu berfikir sevara kronologis dan memiliki ilmu pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk
mengetahui perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial dan budaya untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme ditengah perkembangan dunia.
2.2.4 Guru Sejarah
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menegah
yang keseluruhan merupakan pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut undang-undang
Nomor 14 tahun 2005, guru adalah pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing, megarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal
ini menunjukan betapa pentingnyasosok guru dalam sebuah proses belajar mengajar.
Mata pelajaran sejarah disekolah memiliki posisi yang sangat penting bagi pengembangan identitas bangsa. Namun pelajaran
sejarah tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa adanya usaha untuk mewujudkanya. Untuk itu dibutuhkan komponen-komponen
yang dapat mendukungtercapainya cita-cita tersebut. Komponen yang mempunyai posisi sangat menentukan, yaitu guru sejarah. Sebab
gurulah yang berhadapan langsung dengan siswa yang merupakan sasaran utama bagi penanaman nilai-nilai historis yang diinginkan.
Dalam hal ini guru sejarah haruslah memiliki kompetensi lebih untuk bisa mencapai target yang diinginkan. Menurut Widja dalam Agung
dan Wahyuni, 2013: 92 kompetensi guru sejarah dapat dirinci dalam aspek-aspek a pengetahuan, b keterampilan, dan juga c sikap.
a. Pengetahuan Penguasaan aspek pengetahuan ini sangatlah penting
karena sejarah merupakan ilmu yang membahas masalalu dari
berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, politik, budaya. Akan tetapi tidak berhenti pada penguasaan materi yang meluas dan
mendalam tentang materi sejarah yang akan diajarkan, namun guru harus memiliki pengetahuan tambahan yang sifatnya
memperluas pengetahuan guru sejarah sehingga ia mampu mengajak siswa pada peristiwa masa lampau yang seolah-olah
hidup. Ini melipuri peristiwa kontemporer dimasyarakat baik itu dilingkup nasional maupun internasional, pengetahuan tambahan
ini berfungsi untuk mengkaitkan peristiwa masa lampau dengan peristiwa
masa sekarang.
Sehingga guru
tidak hanya
menyampaikan uraian masa lampau berupa fakta angka tahun dan juga tokoh dalam peristiwa tersebut.
b. Keterampilan Aspek ini merupakan kemampuan guru sejarah dalam
memilih cara-cara mengajar yang efektif sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Disinilah
keterampilan strategi dan metode mengajar sejarah sangat diperlukan guru sejarah, karena keterampilan ini merupakan
wujud inovasi-inovasi guru agar tidak membuat jenuh siswa dalam memperoleh pelajaran. Sehingga peajaran tidak membuat
siswa jenuh dan monoton apabila diterima siswa, keterampilan disini meliputi penggunaan media pengajaran yang tepat,
keterampilan bercerita sejarah, dapat menyuguhkan uraian
peristiwa secara baik, serta memudahkan penanaman nilai-nilai sejarah pada diri siswa.
c. Sikap Tentu saja seorang guru sejarah akan sangat berpengaruh
atas pencapaian tujuan sejarah yang pada dasarnya akan ditekankan pada bidang efektif, yaitu sikap positif dari
lingkungan masyarakat dan bangsanya yang bersumber dari nilai- nilai sejarah yang sudah didapatkanya. Tentu saja guru sejarah ini
mampu bersikap dan bertindak sebagai tauladan yang baik dan dapat dicontoholeh para siswa baik didalam maupun diluar
sekolah, sikap tersebut tentunya harus didukung oleh pribadi yang positif yang tampak pada guru seperti pengertian terhadap siswa,
toleran, sabar, penyayang, ramah, melayani setiap pertanyaan siswa, tegas, adil, dan lain sebagainya.
2.3 Kerangka Berfikir