18 lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak
eksternal yang independen. Tujuan pembentukan komite audit dalam perusahaan adalah untuk
meningkatkan efektifitas, akuntabilitas, transparansi, dan obyektivitas dewan komiaris dan dewan direksi. Tujuan komite audit adalah memungkinkan dewan
komisaris untuk memberikan penilaian independen atas kinerja keuangan perusahaan, memperkuat posisi auditor eksternal, membuat indepensi serta
obyektivitas auditor internal dalam memberikan rekomendasi perbaikan, memperbaiki kualitas pelaporan keuangan yang mengakibatkan meningkatnya
keyakinan publik, khusunya investor terhadap perusahaan.
2.1.5 Kepemilikan Manajerial
Menurut Wahidahwati 2001 Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang
manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham tidak ingin perusahaan dalam keadaan
kesulitan keuangan bahkan mengalami kebankrutan. Keadaan ini akan merugikan baik sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai manajer akan
kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan kehilangan return ataupun dana yang diinvestasikannya Diah, 2009. Menurut Sofiana 2009 dalam Diah
2009 peran struktur kepemilikan manajerial dapat dilihat dari dua sudut
Universitas Sumatera Utara
19 pandang, yaitu: pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri atau
ketidakseimbangan informasi. Dimana pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai sebuah instrumen atau alat untuk mengurangi
konflik keagenan diantara berbagai klaim terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan
kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham.
Sedangkan menurut pendekatan kedua, informasi asimetri menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai salah satu cara untuk mengurangi
ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di dalam pasar modal. Dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak
insiders , maka insiders akan ikut memperoleh manfaat langsung atas keputusan-
keputusan yang diambilnya, selain itu para manajer juga akan semakin hati-hati dalam menentukan hutang perusahaan karena mereka akan memeperoleh manfaat
langsung dari keputusan yang mereka ambil serta akan menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Sehingga
kebangkrutan perusahaan bukan lagi menjadi tanggung jawab pemilik utama. Trisyanti 2009 dalam Diah 2009 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
itu sendiri dapat dilihat dari konsentrasi kepemilikan atau prosentase saham yang dimiliki oleh dewan direksi dan manajemen. Prosentase tersebut diperoleh dari
banyaknya jumlah saham yang dimiliki oleh manajerial. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung lebih giat
Universitas Sumatera Utara
20 untuk kepentingan pemegang saham dimana pemegang saham adalah dirinya
sendiri.
2.1.6 Kepemilikan Institusional