29 independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Husni 2013 meneliti pengaruh mekanisme good corporate governance, leverage, dan profitabilitas
terhadap manajemen laba. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, leverage, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba, sedangkan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
Rivaldo 2013 meneliti pengaruh corporate governance, leverage, dan profitabilitas terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel sebanyak 103 perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
secara simultan dan secara parsial kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, komposisi komite audit, leverage, dan
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
30
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Perumusan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba
Dapat dikatakan bahwa komposisi dewan komisaris yang terdiri dari anggota yang berasal dari luar perusahaan mempunyai kecenderungan
mempengaruhi manajemen laba. Terkait dengan manajemen laba, dewan komisaris independen tidak berkaitan langsung dengan perusahaan yang mereka
tangani, karena mereka bertugas untuk memonitoring direksi perusahaan tanpa ada tekanan dari pihak manapun, sehingga pekerjaan yang dilakukannya murni
Komisaris Independen
Komite Audit
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara
31 tanpa ada campur tangan dengan pihak manapun. Berdasarkan pemaparan
mengenai dewan komisaris independen terhadap manajemen laba, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut
H1:
Komisaris Independen berpengaruh terhadap manajemen laba
2.4.2 Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Komite audit merupakan komite yanag dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan
audit eksternal. Komite audit dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pengawasan terhadap tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan
manipulasi keuangan. Anggraeni 2013 menemukan bahwa jumlah anggota komite audit yang lebih besar akan dapat menurunkan atau meminimalisir
manajemen laba. Berdasarkan rangkaian penjelasan diatas, maka hipotesis alternatif yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
H2:
Komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba
2.4.3 Pengaruh Kepemilikan Manajerian dengan Manajemen Laba
Kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme yang dapat dipergunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai kepentingan pemilik
perusahaan. Kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak
cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Jensen Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk
Universitas Sumatera Utara
32 mengurangi masalah keagenan dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan
manajer dengan pemegang saham. Masalah keagenan dapat diminimalisasi dengan cara meningkatkan kepemilikan manajerial karena dengan kepemilikan
manajerial yang semakin meningkat maka manajemen akan cenderung berusaha meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham. Berdasarkan
ragkaian penjelasan diatas, maka hipotesis alternatif yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
H3:
Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen
laba
2.4.4 Pengaruh Kepemilikan Institusional dengan Manajemen Laba
Kepemilikan institusional merupakan salah satu cara untuk memonitor kinerja manajer dalam mengelola perusahaan sehingga dengan adanya
kepemilikan oleh institusi lain diharapkan bisa mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer. Kepemilikan institusional diukur dari presentase
antara saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan banyaknya saham yang beredar. Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki oleh
institusi. Kepemilikan institusional yang tinggi membatasi manajer untuk melakukan pengelolaan laba. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional
dapat meningkatkan monitoring terhadap perilaku manajer dalam mengantisipasi manipulasi yang mungkin dilakukan sehingga dapat tercipta manajemen laba yang
baik.
H4:
Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba
Universitas Sumatera Utara
33
2.4.5 Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba
Dari uraian tentang pengaruh komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba
di atas yang telah diuraikan, maka juga dapat di simpulkan bahwa secara simultan, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, dengan hipotesis sebagai berikut:
H5: Komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan
kepemilikan institusional secara simultan
berpengaruh terhadap manajemen laba
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III METODOLOGI PENELTIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif – kausal. Menurut
Sugiyono 2009, asosiatif – kausal adalah “penelitian yang mencari hubungan
antara dua variabel atau lebih”. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dan tujuan dari
penelitian kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel
– variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi sebagai variabel akibat.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan - perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang digunakan
penulis dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut 1.
Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31
desember selama tahun 2010 – 2013.
Universitas Sumatera Utara
35 3.
Perusahaan yang memiliki data yang lengkap mengenai Komisaris Independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
institusional 4.
Perusahaan yang memperoleh Laba Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 8 perusahaan dari 18 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan empat tahun penelitian sehingga total sampel dalam
penelitian ini berjumlah 32 sampel.
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kode
Nama Perusahaan Kriteria
Sampel 1
2 3
4 1.
BRAM Indo Kordsa Tbk
1 2.
GDYR Goodyear Indonesia Tbk
×
- 3.
GJTL Gajah Tunggal Tbk
×
- 4.
INDS Indospring Tbk
2 5.
LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
×
3 6.
MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
×
- 7.
NIPS Nipress Tbk
4 8.
PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
5 9.
SMSM Selamat Sempurna Tbk
6 10.
SQMI Renuka Coalindo Tbk
×
-
Universitas Sumatera Utara
36 11.
ASII Astra Internasional
×
- 12.
AUTO Astra Otoparts
×
- 13.
HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk
×
- 14.
IMAS Indomobil Sukses Internasional
Tbk -
15. UNTR
United Tractors
7
16. INTA
Intraco Penta Tbk
8
17. SUGI
Sugih Energy Tbk
×
-
18. TURI
Tunas Ridean Tbk
×
-
Sumber: www.idx.co.id
3.3 Jenis dan Sumber Data