Times-interest earned ratio = EBIT  Interest expense d. Total Debt to Total Capital Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
Total Debt Capital Assets =  Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang Jumlah Aktiva
e. Long Term Debt to Equity Ratio Rasio  ini  digunakan  untuk  mengukur  bagian  dari  modal  sendiri  yang
dijadikan  jaminan  untuk  hutang  jangka  panjang.  Rumusnya  adalah  sebagai berikut:
Long Term Debt to Equity Ratio =   Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri
f. Tangible Assets Debt Coverage
Rasio  ini  digunakan  untuk  mengukur  besar  aktiva  tetap  tangible  yang digunakan  untuk  menjamin  hutang  jangka  panjang,  rumusnya  adalah  sebagai
berikut : Tangible Assets Debt Coverage =
Jumlah Aktiva + Tangible + Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang
2.2. Profitabilitas 2.2.1. Pengertian Profitabilitas
Perusahaan  pada  umumnya  akan  selalu  berusaha  untuk  memperbesar  laba  yang diperolehnya,  tetapi  yang  lebih  penting  adalah  usaha  untuk  mempertinggi
profitabilitasnya.  Hal  ini  dikarenakan  bahwa  para  investor  yang  cenderung  lebih memperhatikan keuntungan sebelum memberikan modal kepada perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian  Profitabilitas  menurut  Hanafi  2003;75  adalah “  …adalah  rasio  yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba profitabilitas.”
Sedangkan pengertian profitabilitas menurut Munawir 2002;152 adalah “ …adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba.”
Banyak  penulis  yang  memberikan  beberapa  uraian  mengenai  jenis  rasio didalamnya dapat digunakan untuk memahami kondisi perusahaan. Umumnya rasio yang
dikenal  dan  popular  adalah  Rasio  Likuiditas,  Solvabilitas  dan  Profitabilitas.  Menurut Harahap  2002;304  Analisa  Rasio  Profitabilitas  adalah  :“  …menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber dana yang ada seperti kegiatan pe
njualan, kas, modal, jumlah karyawan dan jumlah cabang.”
2.2.2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yang biasa digunakan adalah : 1.  Gross  Profit  Margin  Ratio  Rasio  Margin  Laba  Kotor: Rasio  ini  menunjukkan
laba bruto per rupiah penjualan 2.  Operating  Income  Ratio  Rasio  Operasi  Pendapatan:  Rasio  ini  menunjukkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak netto operating income yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.
3.  Operating Ratio Rasio Operasi: Rasio ini menunjukkan biaya operasi per rupiah penjualan.
4.  Net  Profit  Margin  Ratio  Rasio  Margin  Laba  Bersih:  Rasio  ini  menunjukkan keuntungan neto per rupiah penjualan.
5.  Earning  Power  of  Total  Investment  Ratio  Rasio  Kemampuan  Menghasilkan Laba  Atas  Seluruh  Investasi:  Rasio  ini  menunjukkan  kemampuan  dari  modal
yang  diinvestasikan  dalam  keseluruhan  aktiva  untuk  menghasilkan  keuntungan bagi semua investor pemegang obligasi dan saham.
Universitas Sumatera Utara
6.  Net Earning Power Ratio Rasio kemampuan Menghasilkan Laba Bersih: Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. 7.  Rate or Return For The Owner RatioRasio Tingkat Pengembalian Bagi Pemilik:
Rasio  ini  menunjukkan  kemampuan  dari  modal  sendiri  untuk  menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
2.3 Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Weygandt  2005:3  yang  dialih  bahasakan  oleh  Emil  Salim  menyatakan pengertian  tentang  laporan  keuangan,  yaitu:
“…merupakan  sarana  pengkomunikasian
informasi keuangan utama kepada pihak- pihak di luar korporasi”.
Laporan  keuangan  pada  dasarnya  merupakan  hasil  dari  proses  akuntansi  yang dapat  digunakan  sebagai  alat  pengkomunikasian  data  keuangan  atau  aktivitas  suatu
perusahaan  kepada  pihak-pihak  yang  berkepentingan,  baik  pihak  intern  maupun  ekstern dalam  rangka  pengambilan  keputusan  dengan  data  atau  aktivitas  keuangan  tersebut.
Melalui  laporan  keuangan,  pihak-pihak  yang  berkepentingan  tersebut  akan  dapat melakukan pengukuran dan analisis terhadap keberhasilan atau kegagalan perusahaan.
2.3.2 Bagian-bagian Laporan Keuangan
Dalam  Ikatan  Akuntan  Indonesia  2007:02,  mengenai  penyajian  laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
“a.   Neraca b.  Laporan laba rugi
c.  Laporan perubahan ekuitas d.  Laporan arus kas, dan
e. Catatan atas laporan keuangan”.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi di atas terlihat bahwa laporan keuangan itu sendiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, neraca menunjukan jumlah aktiva,
hutang  dan  modal  dari  suatu  perusahaan  pada  tanggal  tertentu,  sedangkan  perhitungan laporan  rugi  laba  memperlihatkan  hasil-hasil  yang  telah dicapai  oleh  perusahaan  serta
biaya  yang  terjadi  selama  periode  tertentu,  dan  laporan  perubahan  modal  menunjukan sumber  dan  penggunaan  atau  alasan-alasan  yang  menyebabkan  perubahan  modal
perusahaan.  Tetapi dalam  prakteknya  sering diikutsertakan kelompok  lain  yang  sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal
kerja,  laporan  sumber  dan  penggunana  kas  atau  laporan  arus  kas,  laporan  sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya serta daftar-daftar lainnya.
2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan  laporan  keuangan  adalah  menyediakan  informasi  yang  menyangkut posisi  keuangan,  kinerja  dan  perubahan  posisi  keuangan  suatu  perusahaan  yang
bermanfaat  bagi  pihak-pihak  yang  berkepentingan  dalam  pengambilan  keputusan ekonomi.
Menurut  Ikatan  Akuntan  Indonesia  2007:02,  menyatakan  tujuan  laporan keuangan :
“Tujuan  laporan  keuangan  untuk  tujuan  umum  adalah  memberikan  informasi tentang  posisi  keuangan, kinerja  dan  arus  kas  perusahaan  yang  bermanfaat  bagi
sebagian  besar  kalangan  pengguna  laporan  dalam  rangka  membuat  keputusan- keputusan  ekonomi  serta  menunjukkan  pertanggungjawaban  stewardship
manajemen  atas  penggunaan  sumber-sumber  daya  yang  dipercayakan  kepada mereka”.
Laporan  keuangan  menyajikan  informasi  mengenai  perusahaan  yang  meliputi aktiva,  kewajiban,  ekuitas,  pendapatan,  beban,  kerugian,  keuntungan,  dan  arus  kas
perusahaan. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
Universitas Sumatera Utara
laporan  keuangan  dapat  membantu  pemakai  laporan  dalam  memprediksi  arus  kas  masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian perolehan kas dan setara kas.
Menurut  Weygandt  2005:6  yang  dialih  bahasakan  oleh  Emil  Salim, mendefinisakan tujuan laporan keuangan yaitu:
1.  Menyediakan informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit 2.  Memberikan informasi  yang berguna dalam menilai arus kas masa depan
3.  Memberikan  informasi  mengenai  sumber  daya  perusahaan,  klaim  terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan didalamnya.
Laporan  keuangan  disusun  untuk  memberikan  gambaran  atau  laporan  kemajuan progress  report  secara  periodik  yang  dilakukan  oleh  pihak  manajemen  yang  bersifat
historis dan menyeluruh. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode akuntansi, yaitu triwulan,  semester  atau  tahunan.  Hal  tersebut  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan
kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
2.3.4 Pengguna Laporan Keuangan
Dalam  Ikatan  Akuntan  Indonesia  2011:02,  mengenai  Kerangka  Dasar Penyusunan  dan  Penyajian  Laporan  Keuangan,  disebutkan  bahwa  pemakai  laporan
keuangan meliputi : 1.   Investor
2.  Karyawan 3.  Pemberi pinjaman
4.  Pemasok dan kreditor usaha lainnya 5.  Pelanggan
6.  Pemerintah 7.
Masyarakat”.
Universitas Sumatera Utara
Informasi  yang  disajikan  dalam  laporan  keuangan  bersifat  umum.  Dengan demikian  tidak  dapt  sepenuhnya  dapat  memenuhi  kebutuhan  informasi  setiap  pemakai.
Selain  itu,  manajemen  sebagai  pihak  yang  memiliki  tanggungjawab  dalam  penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan, juga berkepentingan dengan informasi yang
disajikan  di  dalam  laporan  keuangan,  yang  membantu  dalam  melaksanakan tanggungjawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
2.4. Pengungkapan 2.4.1 Pengertian Pengungkapan
Pengungkapan  disclosure  didefinisikan  berbeda  dalam  kondisi  yang  berbeda pula.  Sebagian  salah  satu  prinsip  dalam  akuntansi  keuangan,  istilah  pengungkapan
dikaitkan  secara  langsung  dengan  laporan  keuangan.  Pada  kenyataannya  ternyata pengungkapan  juga  berhubungan  dengan  informasi  lainnya  diluar  laporan  keuangan.
Pengungkapan  merupakan  suatu  alat  yang  penting  untuk  mengurangi  asimetri  informasi antara manajer dengan pemilik perusahaan.
Secara  konseptual,  pengungkapan  merupakan  bagian  integral  dari  pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi
yaitu  penyajian  informasi  dalam  bentuk  seperangkat  penuh  statement  keuangan. Suwardjono 2005 mengartikan pengungkapan sebagai berikut :
“Disclosure  means  supplying  information  in  the  financial  statement,  including the  statements  themselves,  the  notes  to  the  statements,  and  the  supplementary
disclosures associated with the statements. It does not extend to public or private statement  made  by  management  or  information  provided  outside  the  financial
statement”.
Suwardjono,  2005  membatasi  pengertian  pengungkapan  hanya  pada  hal-hal yang  menyangkut  pelaporan  keuangan.  Pernyataan  manajemen  dalam  surat  kabar  atau
media  masa  lain  serta  informasi  di  luar  lingkup  pelaporan keuangan tidak  masuk  dalam
Universitas Sumatera Utara
pengertian  pengungkapan.  Pengungkapan  sering  juga  dimaknai  sebagai  penyediaan informasi  lebih  dari  apa  yang  dapat  disampaikan  dalam  bentuk  statement  keuangan
formal. Suwardjono  2005  mengidentifikasi  tiga  tingkat  pengungkapan  yaitu  memadai
adequate  disclosure,  wajar  atau  etis  fair  or  ethical  disclosure,  dan  penuh  full disclosure.  Tingkat  ini  mempunyai  implikasi  terhadap  apa  yang  harus  diungkapkan.
Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar  statement keuangan secara  keseluruhan  tidak  menyesatkan  untuk  kepentingan  pengambilan  keputusan  yang
terarah. Tingkat  wajar  adalah  tingkat  yang  harus  dicapai  agar  semua  pihak  mendapat
perlakuan  atau  pelayanan  informasional  yang  sama.  Artinya,  tidak  ada  satu  pihakpun yang  kurang  mendapat  informasi  sehingga  mereka  menjadi  pihak  yang  kurang
diuntungkan  posisinya.  Dengan  kata  lain,  tidak  ada  preferensi  dalam  pengungkapan informasi. Tingkat penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut
dengan pengambilan keputusan. Pengungkapan  sendiri  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  pengungkapan  wajib  dan
pengungkapan  sukarela.  Pengungkapan  sukarela  adalah  pengungkapan  yang  dilakukan perusahaan  diluar  apa  yang  diwajibkan  oleh  standar  akuntansi  atau  peraturan  badan
pengawas.
2.4.2 Jenis Pengungkapan
Informasi  yang  diungkapkan  dalam  laporan  keuangan  dapat  dikelompokkan menjadi  pengungkapan  wajib  mandatory  disclosure  dan  pengungkapan  sukarela
voluntary  disclosure.  Pengungkapan  wajib  merupakan  pengungkapan  informasi  yang diharuskan  oleh  peraturan  yang  berlaku.  Peraturan  mengenai  pengungkapan  informasi
dalam  laporan  keuangan  di  Indonesia  dikeluarkan  oleh  pemerintah  melalui  keputusan
Universitas Sumatera Utara
ketua  BAPEPAM  No:Kep-40PM2003.  sedangkan  pengungkapan  sukarela  adalah pengungkapan yang melebihi yang diwajibkan.
Pertimbangan  manajemen  untuk  mengungkapakan  informasi  secara  sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya. Menurut Bachtiar 2003:331 mengatakan bahwa :
“Sesungguhnya  manajemen  atau  pembuat  laporan  keuangan  memiliki  insentif untuk  melakukan  pengungkapan  penuh  dalam  laporan keuangannya,  namun  ada
beberapa  hambatan  bagi  pembuat  laporan  keuangan  untuk  melakukan pengungkapan penuh. Salah satunya adalah pertimbangan biaya pengungkapan.”
2.4.3 Tujuan Pengungkapan
Menurut Hendriksen 2001  tujuan pengungkapan adalah sebagai berikut “Menyediakan  informasi  yang  signifikan  dan  relavan  kepada  pemakai  laporan
keuangan  untuk  membantu  mereka  mengambil  keputusan  dengan  cara  terbaik yang mungkin dengan pembatasan bahwa manfaatnya harus melebihi biayan
ya”. Menurut Suwardjono 2005 tujuan pengungkapan yaitu meliputi :
“ 1. Tujuan Melindungi Tujuan  melindungi  dilandasi  oleh  gagasan  bahwa  tidak  semua  pemakai  cukup
canggih  sehingga  pemakai  yang  naïf  perlu  dilindungi  dengan  mengungkapkan informasi  yang  mereka  tidak  mungkin  memperolehnya.  Dengan  kata  lain
pengungkapan  dimaksudkan  untuk  melindungi  perlakuan  manajemen  yang mungkin kurang adil dan kurang terbuka.
2.Tujuan Informatif Pengungkapan  diarahkan  untuk  menyediakan  informasi  yang  dapat  membantu
keefektifan  pengambilan  keputusan  pemakai  tersebut.  Tujuan  ini  biasanya melandasi
penyusunan standar
akuntansi untuk
menentukan tingkat
pengungkapan. 3.Tujuan Kebutuhan Khusus
Universitas Sumatera Utara
Tujuan  ini  merupakan  gabungan  dari  tujuan  perlindungan  publik  dan  tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada public dibatasi dengan apa yang
dipandang  bermanfaat  bagi  pemakai  yang  dituju  sementara  untuk  tujuan pengawasan,  informasi  tertentu  harus  disampaikan  kepada  badan  pengawas
berdasarkan  peraturan  melalui  formulir-formulir  yang  memuat  pengungkapan secara rinci.”
2.4.4 Tingkatan Pengungkapan
Menurut Hendriksen 2001: 432 mengatakan bahwa : “Berapa  banyak  informasi  yang  harus  diungkap  tergantung  sebagian  pada
keahlian pembaca. Informasi yang diungkap dalam laporan keuangan harus dapat dipahami  oleh  mereka  yang  mempunyai  pengertian  yang  memadai  mengenai
aktivitas  bisnis  dan  ekonomi  serta  mau  mempelajari  informasi  tersebut  dengan ketekunan yang sewajarnya.”
Menurut Hendriksen 2001 : 432 terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu : 1.  Pengungkapan Penuh
2.  Pengungkapan Cukup 3.  Pengungkapan Wajar
Pengungkapan  penuh  mengacu  pada  seluruh  informasi  yang  diberikan  oleh perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Pengungkapan penuh tidak
hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga mencakup informasi-informasi lainnya yang diberikan  oleh  manajemen.  Pengungkapan  penuh  menyiratkan  penyajian  sekuruh
informasi  yang  relevan.  Pengungkapan  cukup  adalah  pengungkapan  yang  diwajibkan oleh  standar  akuntansi  yang  berlaku.  Sementara  pengungkapan  wajar  adalah
pengungkapan cukup ditambah dengan informasi yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan  keuangan.  Pengungkapan  wajar  menyiratkan  suatu  tujuan  etika,  yaitu
memberikan perlakuan yang sama pada semua calon pembaca.
2.4.5 Prinsip Pengungkapan Penuh.
Universitas Sumatera Utara
Dalam  memutuskan  informasi  apa  yang  akan  dilaporkan,  praktek  yang  umum adalah  menyediakan  informasi  yang  mencukupi  untuk  mempengaruhi  penilaian  dan
keputusan  pemakai.  Sifat  dan  jumlah  informasi  yang  dimasukkan  dalam  laporan keuangan  mencerminkan  serangkaian  trade  off  penilaian.  Trade  off  ini  terjadi  antara
kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terinci hala-hal yang akan mempengaruhi keputusan pemakai dengan kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat
dipahami.
2.4.6 Metode pengungkapan
Metode  pengungkapan  berkaitan  dengan  masalah  bagaimana  secara  teknis informasi  disajikan  kepada  pemakai  dalam  satu  perangkat  statemen  keuangan  beserta
informasi lain yang berpaut. Metode ini biasanya ditentukan secara spesifik dalam standar akuntansi  atau  peraturan  lain.  Menurut  Suwardjono            2005:591  informasi  dapat
disajikan dalam pelaporan keuangan antara lain : 1.  Pos statemen keuangan
2.  Catatan kaki 3.  Penggunaan istilah teknis
4.  Penjelasan dalam kurung 5.  Lampiran
6.  Penjelasan auditor dalam laporan auditor 7.  Komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi
2.5 Penelitian Terdahulu
Pradifta 2013 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Dibursa Efek Indonesia 2008-2012.
Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa current ratio, retrun on equity, dan debt to equity ratio  tidak  berpengaruh  pada  kelengkapan  pengungkapan  laporan  keuangan  Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Telekomunikasi  yang  terdaftar  di    Bursa  Efek  Indonesia.  Hal  ini  dibuktikan  dengan thitung -3.827, -0,142, 2,229. Selain itu secara silmutan menunjukkan current ratio, retrun
on  equity,  Dan  debt  to  equity  ratio  berpengaruh  terhadap  kelengkapan  pengungkapan laporan  keuangan  Y  dengan  nilai  Fhitung  6,502  ttabel  1,688  dan  signifikan  0,001
0,05. Untuk Koefisien Determinasi R2 Adjusted R Square sebesar 70,3 menunjukkan pengaruh current ratio, retrun on equity, dan debt to equity ratio.
Febrianto  Arista  2011  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  tingkat  kelengkapan
pengungkapan laporan Keuangan pada perusahaan Real estate dan property di Indonesia.
Berdasarkan  R²  menunjukkan  bahwa  pengaruh  rasio  leverage,  likuiditas,  profitabilitas, porsi  saham  publik,  umur  perusahaan  dan  set  kesempatan  investasi  IOS  terhadap
kelengkapan  pengungkapan  wajib  sebesar  29.4  persen,  sedangkan  sisanya  70.6  persen dipengaruhi  oleh  faktor-faktor  lain.  2.  Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  rasio
leverage,  likuiditas,  profitabilitas,  porsi  saham  publik,  umur  perusahaan  dan  Set kesempatan Investasi IOS  mempunyai pengaruh  secara simultan terhadap kelengkapan
pengungkapan wajib.
2.6 Kerangka Konseptual
Pengungkapan laporan keuangan adalah kewajiban bagi setiap perusahaan publik sebagai  alat  yang  digunakan  sebagai  pertanggungjawaban  terutama  kepada  pemegang
saham.  Laporan  keuangan    merupakan  laporan  yang  diterbitkan  oleh  pihak  manajemen perusahaan secara periodik yang berisi informasi keuangan perusahaan yang berguna bagi
pihak stakeholders untuk menganalisis kondisi perusahaan pada periode tersebut. Laporan keuangan yang diungkapkan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
ini  wajib  diaudit  oleh  auditor  independen  sebagai  wujud  dari  transparansi  keuangan perusahaan.
Hal-  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  pengungkapan  adalah  disclosure ditujukan  untuk  siapa,  tujuan  informasi  dalam  pengungkapan,  informasi  apa  aja  yang
harus  diungkapkan  Hendriksen,  2001:205.  Berapa  banyak  informasi  yang  harus didisclose  tidak  hanya  tergantung  pada  keahlian  pembaca,  namun  juga  tergantung  pada
standar yang dianggap cukup. Tiga konsep disclosure yang umumnya dikemukakan yaitu adequate, fair, full disclosure Hendriksen, 2001:205.
Berdasarkan  uraian  kerangka  konseptual  di  atas  maka  dirumuskan  kerangka komseptual  mengenai  pengaruh  pelaksanaan  audit  manajemen  terhadap  produktivitas
sumber daya manusia, seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7 Hubungan  Leverage,  Profitabilitas  terhadap  Kelengkapan  Pengungkapan