penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat denngan menggunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria sebagai berikut.
15. � ��
artinya ada autokorelasi positif 16.
�� ≤ � ≤ � artinya tidak ada kesimpulan
17. 4 − �� � 4
artinya ada autokorelasi negative 18.
4 − � ≤ � ≤ 4 − �� artinya tidak ada kesimpulan 19.
� � 4 − � artinya tidak ada autokorelasi
Berikut hasil uji autokorelasi menggunakan bantuan Software SPSS Tabel 4.12 Uji Autokorelasi
Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai koefisien Durbin Watson d sebesar 2,154. Dari tabel Durbin Watson
, dengan α=0,05 dan banyak variabel bebas k=3, diperoleh nilai dL=1,214 dan dU=1,650. Dengan nilai tersebut diperoleh 4-dU=2,350 dan
4-dL=2,786. Data dinyatakan tidak memiliki masalah autokorelasi jika nilai “d” berada di
antara dU dan 4- dU. Nilai “d” yang diperoleh 2,154 ternyata berada di antara dU
1,650 dan 4-dU 2,350 dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah autokorelasi.
Dikarenakan semua uji asumsi klasik telah terpenuhi dan tidak ada pelanggaran, maka analisis selanjutnya dapat dilakukan.
4.3.5 Pengujian Parsial Uji t 4.3.5.1 Pengujian Variabel Leverage
a. Uji Hipotesis
Model Summary
b
.762
a
.581 .533
5.21352653 2.154
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
St d. Error of the Estimate
Durbin- Wat son
Predictors: Constant, Basis Perusahaan X3, DER X1, ROA X2 a.
Dependent Variable: Laporan Keuangan Y b.
Universitas Sumatera Utara
H Hipótesis Nol
H : b
1
= 0 Leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara Persero IV
H
a
: b
1
≠ 0 Leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara Persero IV
Tingkat signifikan α sebesar 5, dk = 28 sehingga diperoleh t
tabel
sebesar-2,048 2,048. Dengan kriteria tolak H jika -t
hitung
-t
tabel
atau t
hitung
t
tabel
dan sig. 0,05.
Tabel. 4.13 Koefisien Leverage
Dari tabel output 4.16 di atas diperoleh nilai t
hitung
untuk leverage sebesar 3,381 dan t
tabel
2,048. Dikarenakan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel 3,381 2,048 dengan nilai signifikansi 0,002 0,05 maka H
ditolak, artinya leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tergabung dalam daftar liquid 45. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Binsar 2004 yang menyatakan
perusahaan dengan leverage tinggi lebih dipercaya oleh para kreditur dan dianggap lebih berkesempatan dalam menghasilkan laba, dengan demikian perusahaan dengan tingkat
Coeffi ci ents
a
58.533 2.255
25.959 .000
.076 .023
.538 3.381
.002 Constant
DER X1 Model
1 B
St d. Error Unstandardized
Coef f icients Beta
St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Laporan Keuangan Y a.
Universitas Sumatera Utara
leverage tinggi akan semakin tinggi pula kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.
b. Persamaan Regresi Linier Sederhana
Persamaan regresi linier yang akan dibentuk adalah: ˆY = b
+ b
1
X
1
Dalam hal ini : b
= Konstanta Y
= Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan X
1
= Leverage b
1,
= koefisien regresi variabel independen
Dengan menggunakan software SPSS, diperoleh hasil analisis regresi linier sederhana sebagai berikut:
Tabel. 4.14 Persamaan Leverage
Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai b sebesar 58,533 dan nilai b
1
sebesar 0,076. Dengan demikian maka dapat dibentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai
berikut:
ˆY
= 58,533 + 0,076X
1
Dimana nilai b dan bi dalam persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Coeffi ci ents
a
58.533 2.255
25.959 .000
.076 .023
.538 3.381
.002 Constant
DER X1 Model
1 B
St d. Error Unstandardized
Coef f icients Beta
St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Laporan Keuangan Y a.
Universitas Sumatera Utara
b =58,533 artinya : jika variabel leverage bernilai 0 maka kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara Persero IV akan bernilai 58,5330 persen.
b
1
=0,076 artinya: jika variabel leverage meningkat sebesar satu persen, maka kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara
Persero IV akan meningkat sebesar 0,076 persen.
c. Koefisien Korelasi Variabel Leverage dengan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Tabel. 4.15 Korelasi leverage dengan kelengkapan pengungkapan laporan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai koefisien korelasi parsial antara variabel leverage dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0,538 Angka ini
menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel leverage dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, termasuk ke dalam hubungan yang sedang interval
0,400-0,599. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara variabel leverage dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada PT.
Perkebunan Nusantara Persero IV Medan d. Koefesien Determinasi Parsial
Berikut adalah hasil perhitungan koefesien determinasi R Square secara parsial.
Correlati ons
1 .538
.002 30
30 .538
1 .002
30 30
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
DER X1
Laporan Keuangan Y DER X1
Laporan Keuangan Y
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.16 Determinasi Leverage dengan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai R square sebesar 0,290 atau 29. Dengan demikian, nilai R square sebesar 29 yang menunjukkan arti bahwa variabel
leverage memberikan pengaruh sebesar 29 terhadap variabel kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada PTPN-IV Persero. Sedangkan sisanya sebesar
100-29 = 71 lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
4.3.5.2. Pengujian Variabel Profitabilitas
a. Uji Hipotesis