LATAR BELAKANG Analisis Komposisi Minyak Atsiri Fuli dan Biji Pala Papua (Myristica argentea Warb) dengan GC-MS

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pala adalah tumbuhan dari suku Myristica Myristicaceae yang terdiri atas 15 genus dan 250 spesies Rismunandar 1992. Pala merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Setiap bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli, dan buah dari pala merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan dalam industri makanan dan minuman. Sedangkan minyak atsiri yang berasal dari biji dan fuli pala banyak digunakan dalam industri obat-obatan, parfum, kosmetik dan flavor. Indonesia merupakan negara pengekspor biji pala. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika BPS tahun 2010, terlihat bahwa ekspor pala dari Indonesia mencapai volume hingga 65.832.942 kg. Ekspor ini menembus angka US 11.539.810 sebagai nilai penjualan ekspor pala. Namun data BPS 2010 juga memperlihatkan bahwa pala yang diekspor masih dalam bentuk biji dengan batok nutmeg in shell , biji tanpa batok nutmeg, shelled, dan fuli mace. Ekspor terbesar adalah dalam bentuk biji tanpa batok nutmeg, shelled sebesar 33.526.123 kg atau senilai US 7.155.633. Padahal nilai jual biji pala dapat bertambah bila diekspor dalam bentuk produk yang sudah diolah seperti minyak atsiri pala. Perkembangan perdagangan internasional pada bahan-bahan hasil flora tumbuhan termasuk minyak atsiri berkembang sangat cepat dengan nilai yang sangat besar Apriantono 2007. Industri pengguna minyak atsiri terbesar adalah industri flavor dan fragance yang nilai perdagangan globalnya diperkirakan sebesar US 18 milyar dan nilai impor Indonesia diperkirakan sebesar US 400-500 juta Gunawan 2009. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan makanan, minuman, obat- obatan, parfum, kosmetika, aroma terapi, dan lain-lain, kebutuhan minyak atsiri akan semakin besar, baik volume maupun jenisnya. Untuk itu, pala sebagai salah satu sumber minyak atsiri memiliki peluang untuk dapat dimanfaatkan sebagai penambah devisa negara. Di antara jenis pala yang tersebar di Indonesia, jenis yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah pala banda M. fragrans, sedangkan pala jenis lain masih kurang dikembangkan. Salah satu jenis pala yang belum dikembangkan secara optimal adalah pala papua Myristica argentea Warb. Fakfak merupakan daerah penghasil pala papua terbesar. Disana daging buah pala dimanfatkan menjadi produk makanan seperti sari pala dan selai. Biji dan fuli pala papua diekspor dalam bentuk utuh. Padahal biji dan fuli pala papua mampu dimanfaatkan lebih lanjut dengan mengetahui komponen yang ada pada biji dan fuli pala papua. Menurut Agusta 2000 setiap minyak atsiri memiliki komponen kimia yang berbeda. Pengetahuan mengenai karakter dan sifat dari pala papua, terutama komponen volatil dari biji dan fuli pala sangat penting untuk menentukan kebijakan pengembangan, budidaya, serta diversifikasi pengolahan pala. Hal ini akan memberikan nilai tambah pada petani. Komposisi atau kandungan komponen di dalam minyak atsiri adalah hal yang paling mendasar dalam menentukan aroma maupun kegunaannya sebagai bahan pengharum, kosmetik, flavor, atau obat. Jadi penentuan komponen penyusun dan komposisi masing-masing komponen tersebut didalam minyak atsiri pala papua merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kegunaan, kualitas, maupun mutu dari suatu minyak atsiri. Atsiri pala papua belum banyak dimanfaatkan khususnya sebagai bahan baku pembuatan flavor. Hal ini akan menjadi suatu tantangan bagi kita untuk menggali potensi sehingga memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat Fakfak. 2

B. TUJUAN