Komponen Minyak Atsiri Pala

6 daging dan sosis. Minyak pala juga digunakan dalam industri parfum dan pasta gigi. Dalam bidang farmasi, minyak pala dgunakan sebagai analgesik dan dalam jumlah kecil digunakan dalam industri kosmetik dan sabun Ketaren 1985. Pala yang mempunyai mutu terbaik dalam dunia perdagangan adalah pala dari jenis Myristica fragrans . Biji pala yang dimanfaatkan adalah biji pala yang telah masak dan kering, sedangkan bagian fuli adalah arillde yang menutupi kulit biji pala Ketaren 1985. Minyak atsiri pala banda M. fragrans menjadi satu diantara 15 komoditi ekspor yang sudah di produksi secara kontinyu Gunawan 2009. Minyak atsiri pala dapat diperoleh dari penyulingan biji pala, sedangkan minyak fuli dari penyulingan fuli pala. Minyak atsiri dari biji pala maupun fuli mempunyai susunan kimiawi dan warna yang sama, yaitu jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat. Minyak fuli baunya lebih tajam daripada minyak biji pala. Rendemen minyak biji pala berkisar antara 2–15 rata-rata 12 , sedangkan minyak fuli antara 7-18 rata-rata 11 . Bahan baku biji dan fuli pala yang digunakan biasanya berasal dari biji pala muda dan biji pala tua yang rusak pecah Somaatmaja 1984. Biji pala muda menghasilkan rendemen minyak yang lebih besar dibandingkan dengan biji pala tua. Biji pala menghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16, sedangkan bagian fuli menghasilkan minyak sekitar 4-16 Ketaren 1985. Rendemen dan mutu minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu pra panen dan pasca panen. Faktor pra panen meliputi jenis varietas tanaman, cara budidaya, waktu dan cara panen. Faktor pasca panen meliputi cara penanganan bahan, cara penyulingan, pengemasan dan transportasi. Biji pala yang akan disuling minyaknya, sebaiknya dipetik pada saat menjelang terbentuknya tempurung yaitu berusia sekitar 4 - 5 bulan. Pada umur tersebut warna fuli masih keputih-putihan dan daging buahnya masih lunak. Fuli yang tua dan sudah merah warnanya, kandungan minyak atsirinya relatif rendah dan dimanfaatkan untuk ekspor Somaatmaja 1984. Penyulingan dapat dilakukan dengan cara penyulingan uap kohobasi pada tekanan rendah, sedangkan penyulingan dengan tekanan tinggi dapat menyebabkan terbawanya minyak lemak sehingga akan menurunkan mutu minyak atsiri Guenther 2006. Selain mengandung minyak atsiri, biji pala dan fuli mengandung lemak trigliserida, pati dan serat kasar. Lemak trigliserida pala terdiri dari trimiristin, palmitin, olein, dan linelein serta fraksi tidak tersabunkan misalnya miristin Ketaren 1985.

1. Komponen Minyak Atsiri Pala

Minyak pala biasa diperoleh dengan cara destilasi uap dari biji atau fuli pala. Minyaknya tidak berwarna atau kuning dengan odor dan rasa seperti pala, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan mempunyai bobot jenis pada 25 o C antara 0.859 – 0.924, refraktif indeks pada 20 o C antara 1.470–1.488 dan putaran optik pada 20 o C sekitar +10 o -+45 o Marcelle dalan Nurdjannah 2007. Sedangkan karakteristik minyak pala banda dan fuli menurut Furia dan Bellanga dalam Rismunandar 1992 disajikan pada Tabel 2. Aroma minyak pala yang khas merupakan akibat dari kandungan beberapa komponen- komponen kimiawi, seperti monoterpen hidrokarbon ± 88 dengan komponen utama camphene dan pinen, myristicin, dan monoterpen alkohol seperti geraniol, lonalol, terpineol, serta komponen lain seperti eugenol dan metil eugenol Rismunandar 1992. Menurut Dorman et al dalam Jukic et al 2006 komponen utama minyak biji pala adalah terpen, terpen alkohol, dan fenolik eter. 7 Komponen monoterpen hidrokarbon yang merupakan komponen ut ama minyak pala terdiri atas - pinen 23.9, α-pinen 17.2, dan limonen 7.5. Sedangkan komponen fenolik eter terutama adalah myristicin 16.2, diikuti safrol 3.9 dan metil eugenol 1.8. Tabel 2. Karakteristik minyak atsiri biji dan fuli pala banda Karakteristik Minyak Pala Minyak Fuli India Timur India Barat Bobot Jenis 20 o 20 o 0.866-0.929 0.883-0.917 0.862-0.882 Indeks refraksi 20 o 1.475-1.479 1.474-1.488 1.469-1.480 Putaran optik -9 o -+41 o +20 o -+30 o +20 o -+45 o Kelarutan dalam etanol 90 - 1:3 1:4 Sumber : Furia dan Bellanga dalam Rismunandar 1992 Selanjutnya Dorman et al. 2004 menyatakan terdapat 25 komponen yang teridentifikasi dalam minyak pala banda sejumlah 92.1 dari total minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan hydrodistillation menggunakan sebuah alat penyuling minyak menurut British Pharmacopeia. Pada prinsipnya komponen minyak tersebut teridentifikasi sebagai α-pinen ββ,0 dan – pinen 21.5, sabinen 15.4, myristicin 9.4, dan terpinen-4-ol5.7. Minyak fuli mengandung lebih banyak myristicin daripada minyak pala. Produksi minyak pala per tahun sekitar 300 ton, produsen utamanya adalah Indonesia dan Sri Lanka, dengan pasar terbesar adalah USA sekitar 75 . Beberapa minyak pala yang diekspor ke Eropa didestilasi dari pala genada dengan cara penyulingan uap pada umumnya rendemennya sebesar 11 . Hasil analisis minyak tersebut dengan GC- MS menunjukkan minyak tersebut terdiri dari α-pinen, sabinen, -pinen, myrcen , limonen, α-terpinen dan terpinen–4–ol Lancashire 2002. Bahkan hasil penelitian baru- baru ini terhadap minyak pala dari St Catherine, Jamaika, dan West Indian lain menunjukkan adanya perbedaan jumlah komponen yang nyata yang dapat digunakan untuk membedakan asal minyak.

2. Kegunaan Minyak Atsiri Pala