6.4.5 Hubungan Berat Hasil Tangkapan dengan Parameter Lingkungan
Sesuai dengan hasil analisis yang disajikan dalam Tabel 12 terlihat bahwa suhu dan DO sangat dominan mempengaruhi total berat hasil tangkapan.
Hasil tangkapan berat total ikan cenderung meningkat dengan menurunnya suhu dan meningkatnya kadar DO. Hubungan yang menunjukkan meningkatnya berat
total hasil tangkapan dengan menurunnya suhu mengindikasikan bahwa keseluruhan jenis ikan yang tertangkap dengan sero di sekitar pantai di lokasi
penelitian kemungkinan lebih menyukai air yang bersuhu lebih rendah di sekitar muara sehingga populasinya meningkat ketika masukan air tawar yang lebih
dingin banyak yang masuk ke wilayah pantai melalui aliran sungai. Sementara pengaruh kadar DO yang berbanding lurus dengan hasil tangkapan menunjukkan
bahwa kadar DO yang lebih tinggi memungkinkan lebih banyaknya ikan dan juga berpengaruh langsung terhadap proses fisiologis respirasi ikan. Kondisi ini umum
terjadi seperti didapatkan oleh Ridho 1999 di perairan pantai barat Sumatera bahwa tingginya keanekaragaman ikan dan keseragaman ikan demersal
dipengaruhi oleh salinitas yang rendah serta kadar oksigen terlarut DO dan suhu yang tinggi. Sedangkan distribusi jenis-jenis ikan demersal di perairan Laut Cina
Selatan dipengaruhi oleh faktor suhu, salinitas, kecerahan, dan kedalaman perairan Ridho 2004.
Pengaruh parameter lingkungan yang dominan pengaruhnya terhadap berat hasil tangkapan nampak bervariasi diantara jenis ikan. Suhu dominan
berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan kapas-kapas dan kuwe. Salinitas dan pH berpengaruh dominan terhadap ikan kerong-kerong. Kecepatan arus
berpengaruh dominan terhadap ikan baronang lingkis, kapas-kapas, lencam dan kuwe. Klorofil a terlihat dominan pengaruhnya terhadap berat hasil tangkapan
ikan biji nagka, kerong-kerong, kapas-kapas, dan lencam. Fitoplankton berpengaruh dominan terhadap ikan Kuwe sedangkan zooplankton berpengaruh
dominan terhadap ikan kerong-kerong. Hubungan yang signifikan antara berat hasil tangkapan dengan parameter
lingkungan yang bervariasi pada setiap jenis ikan menunjukkan bahwa setiap jenis ikan memiliki respon dan prevarensi habitat berdasarkan karakteristik
lingkungannya. Perlu diketahui bahwa hubungan linier yang signifikan yang
ditunjukkan dalam analisis tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan langsung yang paling mungkin terjadi secara teoritis adalah
pengaruh parameter fisika kimia yang memang dapat berpengaruh langsung terhadap aktivitas biologis dan fisiologis setiap jenis ikan. Sementara pengaruh
parameter biologi seperti klorofil-a, kelimpahan fitoplankton dan zooplankton dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh tidak langsung dapat terjadi karena parameter biologi mempengaruhi makanan atau predator terhadap suatu jenis ikan. Sebagai contoh
terlihat dari pengaruh dominan klorofil a terhadap ikan biji nangka sebagai ikan omnivor yang tidak mengkonsumsi langsung fitoplankton yang mengandung
klorofil a. Mekanisme pengaruh tidak langsung klorofil a terhadap ikan biji nangka dapat saja terjadi karena klorofil a mempengaruhi kelimpahan
zooplankton yang selanjutnya mempengaruhi salah satu makanan ikan biji nangka yaitu udang-udangan yang banyak mengkonsumsi zooplankton. Hal ini
menyebabkan semakin meningkatnya jumlah ikan biji nangka dengan meningkatnya kandungan klorofil a dalam perairan. Hal serupa terjadi pada ikan
kuwe yang menunjukkan pengaruh dominan zooplankton sedangkan ikan kuwe tidak mengkonsumsi langsung zooplankton.
Variasi pengaruh parameter lingkungan terhadap setiap jenis ikan dapat menjelaskan terjadinya variasi perbedaan jumlah dan berat hasil tangkapan
berdasarkan waktu dan lokasi habitat. Variasi lingkungan yang terlihat antara muaras sungai, lamun dan sekitar daerah mangrove mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung pertumbuhan dan kelangsungan hidup setiap spesies ikan yang tertangkap dengan sero
Pengaruh parameter lingkungan bukan saja dapat bervariasi antar spesies tetapi dalam spesies yang sama respon dan toleransi ikan dapat berbeda terhadap
paremater lingkungan. Hal ini sangat mendukung sebagai alasan sehingga terlihat adanya variasi ukuran rata-rata hasil tangkapan yang relatif berbeda antar habitat
pada beberapa jenis ikan yang didapatkan dalam penelitian ini. Fakta ini terlihat dari analisis hasil tangkapan yang menunjukkan jumlah tangkapan yang sama
pada beberapa jenis ikan namun menunjukkan perbedaan dalam berat.