Rayap Penyebab Kerusakan Biologis pada Bangunan

pembuatan lorong-lorong di dalam tanah dan mengakibatkan tanah menjadi gembur sehingga baik untuk pertumbuhan tanaman. Nandika et al. 2003 pun menyatakan rayap memiliki peran dalam membantu manusia sebagai dekomposer dengan cara menghancurkan kayu atau bahan organik lainnya dan mengembalikan sebagai hara ke dalam tanah. Bagai dua sisi mata uang, rayap pun dapat menjelma sebagai mikroorganisme perusak kayu yang sangat berbahaya serangannya. Nicholas 1973 menyatakan bahwa rayap biasa menyerang kayu yang kurang padat, yaitu bagian kayu awal dari riap tumbuh. Apabila kayu awal habis maka rayap siap untuk memakan kayu akhir. Selain itu, Nandika et al. 2003 mengatakan rayap mampu merusak komponen bangunan gedung, bahkan juga menyerang dan merusak mebeler di dalamnya, buku-buku, kabel-kabel listrik serta barang-barang yang disimpan. Menurut Lee 2007 dalam Diba et al. 2010, rayap dikenal sebagai kelompok hama yang serius dalam dunia. Rayap tanah C. curvignathus Holmgren adalah kelompok penting dari hama serangga perkotaan di daerah negara tropis. Untuk mencapai sasarannya rayap tanah dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa centimeter, menghancurkan plastik, kabel bahkan bentuk konstruksi bangunan seperti : slab dan basement serta penghalang fisik lainnya. Jangkauan serangan sampai bagian-bagian yang tinggi dengan membuat sarang di dalam bangunan yang jauh dari tanah dan memanfaatkan sumber-sumber kelembaban yang tersedia dalam bangunan tersebut. Kondisi ini berlaku pada rayap tanah Coptotermes curvignathus yang hidupnya mutlak tergantung dari adanya air dan tanah sebagai kebutuhan penting untuk kehidupan rayap Nandika et al. 2003. Hal ini berbeda dengan rayap kayu kering yang mempunyai kemampuan hidup pada kayu-kayu kering dalam rumah, bangunan atau gedung-gedung, mereka tidak membangun sarang-sarang atau terowongan-terowongan pada tempat terbuka sehingga sulit untuk diketahui. Rayap memiliki keragaman spesies yang cukup tinggi, tercatat 2500 spesies telah berhasil diidentifikasi. Spesies tersebut terbagi kedalam tujuh famili, 15 sub- famili, dan 200 genus yang tersebar di berbagai negara di dunia Nandika et al. 2003. Rayap mudah dijumpai di dataran rendah tropik. Hal ini dikarenakan penyebaran dan aktifitas rayap sangat dipengaruhi oleh faktor suhu dan curah hujan, Namun demikian, beberapa genus rayap dapat hidup di daerah-daerah dingin seperti Archotermopsis yang hidup di puncak Pegunungan Himalaya ketinggian 3000 mdpl. Di Indonesia ditemukan 200 spesies rayap yang terdiri dari 3 famili yaitu Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae.

2. Jamur

Jamur merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak mempunyai zat hijau daun chlorophyl. Untuk hidupnya mereka harus memperoleh makanan dari bahan-bahan organik yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau melalui fotosintesa. Dengan demikian kayu sebagai produk tumbuhan hijau menjadi sumber makanan bagi jamur. Pelapukan kayu oleh jamur merupakan proses kimia antara enzim- enzim yang dikeluarkan oleh jamur dengan senyawa-senyawa pada kayu holoselulosa dan lignin sehingga terbentuk senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Dengan demikian senyawa-senyawa tersebut dapat diabsorbsi dan digunakan dalam proses metabolisme untuk perkembangan jamur. Akibat dari proses tersebut maka sifat-sifat kayu fisik, kimia, mekanik mengalami perubahan yang cenderung merugikan Tambunan dan Nandika 1989. Jamur perusak kayu menurut Panshin dan de Zeuw 1970 dapat dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu : jamur perusak kayu wood destroying fungi dan jamur pewarna kayu wood staining fungi. Jenis-jenis cendawanjamur perusak kayu : a. Pembusuk coklat brown rot Brown rot disebabkan oleh jamur Basidiomycetes yang dapat masuk ke dalam kayu menghasilkan pembusukan. Brown rot membutuhkan kadar air yang rendah untuk tumbuh dan berkembang. Nicholas 1973 menjelaskan hanya fraksi karbohidrat akan dihapus secara luas oleh pembusuk coklat, dan residu menjadi semakin tinggi di fraksi lignin. Brown rot juga mengakuisisi warna coklat kayu, sering seakan hangus, cenderung retak di permukaan, dan mengalami penyusutan normal. b. Pembusuk putih white rot White rot adalah golongan jamur yang termasuk ke dalam kelas Basidiomycetes. Menurut Nicholas 1973, white rot merombak lignin dan selulosa sehingga kayu cenderung kehilangan warna . Ridout 2001 menjelaskan pembusukan dimulai dengan proses depolimerisasi selulosa. Akibat dari pembusukan white rot, menyebabkan munculnya serat putih dan bisa terjadi kehilangan berat hingga mencapai 95 . White rot dalam bangunan cenderung tumbuh subur dalam keadaan lebih basah dibandingkan dengan jamur brown rot. Jamur ini sering terdapat dibagian luar jendela dan