Kumbang Lumut, Alga dan Tumbuhan Tingkat Rendah Lainnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Bogor, selama tiga bulan yaitu dari bulan Juli sampai September tahun 2012.

3.2. Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah peta Kota Bogor, tally sheet , botol koleksi serangga, alkohol 70 dan lain-lain. Peralatan yang digunakan adalah meteran baja, palu, obeng, gergaji kecil, kalkulator, lampu senter, kamera dan sebagainya.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Penentuan Bangunan Contoh

Penentuan bangunan sekolah contoh dilakukan dengan teknik Pengambilan Contoh Acak Berlapis Tiga Tahap three stages stratified random sampling sebagai berikut: Tahap I : Pemilihan Kecamatan Contoh di Kota Bogor Tahap II : Pemilihan Kelurahan Contoh dalam setiap Kecamatan contoh Tahap III : Pemilihan Sekolah Dasar Contoh dalam setiap kelurahan contoh. Pengambilan contoh pada tahap I, dilakukan dengan cara memilih secara acak tiga Kecamatan Contoh dari enam kecamatan di Kota Bogor. Pada setiap Kecamatan Contoh kemudian dilakukan pemilihan tahap II, yaitu dengan memilih secara acak tiga Kelurahan Contoh di setiap Kecamatan Contoh. Selanjutnya dilakukan pengambilan contoh tahap III yaitu dengan memilih secara acak empat SD Negeri di setiap Kelurahan Contoh. Dengan demikian diperolehlah bangunan sekolah contoh sebanyak 36 unit.

3.3.2. Penilaian Tingkat Kerusakan

Pada masing-masing sekolah contoh dilakukan pengamatan terhadap ada tidaknya kerusakan pada komponen bangunan sekolah, baik komponen bangunan pada upper structure penutup atap, rangka atapkuda-kuda, plafon, lispang, main sructure dinding, tiangkolom, sub structure lantai, pondasi, serta komponen non-structure jendela, pintu, kusen. Setiap kerusakan pada komponen bangunan, diberi skor skala 1-100; dicatat juga penyebabnya, baik faktor biologis lumut, ganggang, tumbuhan jamur, rayap, kumbang dll, fisis cuaca, bocor, korosi, api, dan atau mekanis retak, pecah, aus dll. Kerusakan pada upper structure memiliki bobot 40, main sructure berbobot 30, sub structure berbobot 20 dan non- structure berbobot 10. Total skor indeks keterandalan pada satu gedung sekolah setelah dilakukan penilaian berupa skor pada masing-masing komponen bangunan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: IK = 40 x S U + 30 x S m + 20 x S s + 10 x S n 1 dimana: IK = Indeks kerterandalan bangunan sekolah contoh S u = Skor kerterandalan bangunan pada komponen upper structure skor 1-100 S m = Skor kerterandalan bangunan pada komponen main sructure skor 1- 100 S s = Skor kerterandalan bangunan pada komponen sub structure skor 1- 100 S n = Skor kerterandalan bangunan pada komponen non-structure skor 1- 100 Spesimen agen perusak biologis yang ditemukan di bangunan sekolah contoh diambil untuk diidentifikasi di laboratorium. Dalam identifikasi agen perusak berupa Rayap digunakan kunci identifikasi Akhmad 1958 dan Tho 1992.

3.3.3. Wawancara dan Studi Pustaka

Selain pengamatan secara langsung terhadap kondisi bangunan sekolah, dilakukan juga wawancara dengan masing-masing Kepala Sekolah Contoh untuk menghimpun informasi tentang sejarah bangunan sekolah, perawatan dan pemeliharaan sekolah, dan sistem pemantauan kerusakan sekolah. 1 Dimodifikasi dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45 tahun 2007