Metode Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

pada upper structure penutup atap, rangka atapkuda-kuda, plafon, lispang, main sructure dinding, tiangkolom, sub structure lantai, pondasi, serta komponen non-structure jendela, pintu, kusen. Setiap kerusakan pada komponen bangunan, diberi skor skala 1-100; dicatat juga penyebabnya, baik faktor biologis lumut, ganggang, tumbuhan jamur, rayap, kumbang dll, fisis cuaca, bocor, korosi, api, dan atau mekanis retak, pecah, aus dll. Kerusakan pada upper structure memiliki bobot 40, main sructure berbobot 30, sub structure berbobot 20 dan non- structure berbobot 10. Total skor indeks keterandalan pada satu gedung sekolah setelah dilakukan penilaian berupa skor pada masing-masing komponen bangunan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: IK = 40 x S U + 30 x S m + 20 x S s + 10 x S n 1 dimana: IK = Indeks kerterandalan bangunan sekolah contoh S u = Skor kerterandalan bangunan pada komponen upper structure skor 1-100 S m = Skor kerterandalan bangunan pada komponen main sructure skor 1- 100 S s = Skor kerterandalan bangunan pada komponen sub structure skor 1- 100 S n = Skor kerterandalan bangunan pada komponen non-structure skor 1- 100 Spesimen agen perusak biologis yang ditemukan di bangunan sekolah contoh diambil untuk diidentifikasi di laboratorium. Dalam identifikasi agen perusak berupa Rayap digunakan kunci identifikasi Akhmad 1958 dan Tho 1992.

3.3.3. Wawancara dan Studi Pustaka

Selain pengamatan secara langsung terhadap kondisi bangunan sekolah, dilakukan juga wawancara dengan masing-masing Kepala Sekolah Contoh untuk menghimpun informasi tentang sejarah bangunan sekolah, perawatan dan pemeliharaan sekolah, dan sistem pemantauan kerusakan sekolah. 1 Dimodifikasi dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45 tahun 2007 Studi pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data berupa laporan- laporan studi terdahulu, paper atau makalah, serta data sekunder yang dibutuhkan dalam mendisain riset, serta menganalisis hasil studi Sinaga 2008. Studi pustaka dilakukan untuk menghimpun informasi dan data pendukung yang terkait dengan hasil pengamatan lapangan .

3.3.4. Analisis Data

Indeks kerterandalan IK masing-masing bangunan sekolah contoh dikelompokkan menjadi tiga skala ordinal, yaitu: a Baik, jika IK 80 b Rusak ringan, jika IK antara 61 sampai 80 c Rusak sedang, jika IK antara 41 sampai 60 d Rusak berat, jika IK ≤40 Ketiga skala IK tersebut digunakan sebagai dasar pengelompokkan kondisi bangunan sekolah contoh, baik menurut kecamatan maupun kelurahan. Tabel klasifikasi silang cross-tabulation digunakan untuk menentukan hubungan antara umur serta frekuensi pemeliharaan dan perawatan terhadap Indeks kerterandalan bangunan .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Umum Bangunan Sekolah

Kota Bogor memiliki 284 unit sekolah dasar SD, 242 unit 85,2 diantaranya merupakan sekolah dasar negeri, sedangkan sisanya 42 unit atau 14,8 merupakan sekolah dasar milik masyarakatswasta. Keseluruhan sekolah tersebut merupakan tempat belajar bagi 111.430 orang siswa SD di Kota Bogor. Dalam hal ini Kecamatan Bogor Barat merupakan wilayah yang paling banyak jumlah unit sekolahnya 66 unit atau 23,2 dan paling banyak jumlah siswanya 24.248 siswa atau 21,8. Sementara itu jumlah unit sekolah dasar SD di kecamatan lainnya berkisar antara 34 sampai 53 unit Tabel 4.1.1. Tabel 4.1.1. Jumlah Sekolah Dasar SD dan Siswa Sekolah Dasar SD per Kecamatan di Kota Bogor No Kecamatan SD Negeri SD Swasta Jumlah Sekolah unit Murid orang Sekolah unit Murid orang Sekolah unit Murid orang 1 Bogor Selatan 44 18.361 9 2.440 52 20.801 2 Bogor Timur 28 10.593 6 2.459 31 13.052 3 Bogor Utara 37 13.834 6 1.124 44 14.958 4 Bogor Tengah 44 17.543 5 2.600 54 20.143 5 Bogor Barat 56 20.106 10 4.142 67 24.248 6 Tanah Sareal 33 15.765 6 2.463 41 18.228 Kota Bogor 242 96.202 42 15.228 284 111.430 Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor 2010. Bangunan Sekolah Dasar SD di Kota Bogor sebagian besar 55,5 atau 20 unit dibangun pada periode tahun 1952 sampai tahun 1981 atau berumur antara 31 tahun sampai 60 tahun. Dengan perkataan lain sebagian besar bangunan sekolah contoh di Kota Bogor sudah memasuki “masa kritis” dalam hal kemungkinan mengalami kerusakan. Komposisi umur bangunan sekolah contoh di Kota Bogor akan ditunjukkan pada Gambar 4.1.1. Gam Ban dijadikan budaya, ti Bogor Te sekolah ca 4.1.2 di ba Gambar 4 10 20 30 40 50 60 Persentase 10 20 30 40 50 60 70 80 Frekuensi mbar 4.1.1. K gunan seko bangunan idak boleh ngah merup agar budaya awah ini: 4.1.2. Freku Cont 0-30 tah 16.7 0-30 ta 16.67 33.3 Komposisi olah yang b cagar bud diubah ben pakan Keca a terbanyak uensi Komp oh . hun 70 U ahun 33 50 Umur Bang berumur leb daya. Bang ntuk bangun amatan Con k 70 atau posisi Umu 31-60 tahun 55.50 Umur Bangun 31-60 tahun 45 15 40 Umur Ban gunan SD C ih dari 60 t gunan yang nan aslinya ntoh yang u 7 unit, se ur Banguna ≥61 nan ≥61 t 20 ngunan Contoh di K tahun oleh g tergolong . Dalam ha memiliki ju eperti terlih an Sekolah 1 tahun 27.80 tahun 70 10 Kota Bogor. pemerintah g sebagai al ini Kecam umlah bang hat pada Ga per Kecam 0-30 31-6 ≥61 Bogor Selatan Bogor Tengah Bogor 22 h kota cagar matan gunan ambar matan 0 tahun 60 tahun tahun n h Utara