Jendela Lapuk Pintu Lapuk

tanah Cop Cryptoterm 1958 da curvignath pada komp 2010, ra tanah C. perkotaan Keru tersendiri 1. Kerus Atap menutup b hujan. Ke pecahnya Keru segera dita pada struk struktur at penurunan kebocoran disusul ol penelitian Gamb ptotermes c mes spp . I an Tho 199 hus merupa ponen bang ayap dikena curvignath di daerah n usakan pad sebagai ber sakan pada p sangat b bangunan d erusakan pa penutup ban usakan sep angani dan ktur atap b tap bahkan n daya du n atap sekol leh pelapuk Gambar 4 bar 4.3.2. Pe curvignathu Identifikasi 92. Hasil p akan jenis r gunan sekol al sebagai k us Holmgre negara tropi da masing-m rikut: atap bangun berperan b dari sinar m ada atap ban ngunan gen perti keboco dibiarkan te angunan ya struktur uta ukung det lah yang ke kan pada s .3.2.. elapukan pa us, Macrote rayap men penelitian m ayap yang p lah contoh. kelompok h en adalah k s. masing ban nan esar dalam matahari, ata ngunan teru nteng atau oran pada erlalu lama ang terbuat ama bangun terioration emudian me struktur ata ada rangka a ermes gilvu nggunakan menunjukka paling bany Menurut Le hama yang kelompok p ngunan seko m bangunan ap juga ber utama boco bergeserny atap bangu akan meny t dari kayu. nan sekolah . Fenomen enyebabkan ap, sempat atap dan pla us , dan ray kunci iden an bahwa sp yak menyeb ee 2007 d serius dala penting dar olah memil n, selain b rfungsi seba or dapat dia ya penutup a unan sekola yebabkan pe . Jika hal i h akan rusak na “pengab n timbulnya ditemui pe afon bangun yap kayu k ntifikasi Ah pesies raya abkan kerus dalam Diba am dunia. R i hama sera liki karakte berfungsi u agai penaha akibatkan k atap. ah apabila elapukan d ini terjadi, k dan meng baian” terh a lembap d enulis pada nan sekolah kering hmad p C. sakan et al. Rayap angga eristik untuk an air karena tidak decay maka alami hadap damp a saat h . Di samping itu kebocoran akibat bergesernya penutup atap, apabila tidak segera diperbaiki, akan menyebabkan peningkatan kadar airkelembaban pada kayu rangka atap seperti kaso, reng dan kuda-kuda. Hal ini sudah barang tentu menyebabkan potensi terjadinya kerusakan komponen bangunan sekolah oleh faktor biologis biodeteriration yang akan berpengaruh terhadap masa pakai service life konstruksi atap. Penurunan kekuatan atap dapat menyebabkan robohnya atap bangunan sekolah seperti yang akan ditunjukkan pada Gambar 4.3.3. Selain penutup atap, pada komponen kuda-kuda juga banyak ditemukan kerusakan seperti lapuk decay, serangan rayap Gambar 4.3.4., retakpecah dan perubahan warna. Rayap yang menyerang rangka atap diidentifikasi di laboratorium dan berdasar pada kunci identifikasi Akhmad 1958 dan Tho 1992, diketahui bahwa jenis rayap perusak yang menyerang komponen kayu bangunan sekolah contoh antara lain spesies Coptotermes curvignathus Holmgren Gambar 4.3.5.. Rayap C. curvignathus dapat memperluas serangannya sampai bagian-bagian yang tinggi dengan membuat sarang kedua atau sarang tambahan secondary nest di dalam bangunan yang jauh dari tanah dengan memanfaatkan sumber-sumber kelembaban dan makanan yang tersedia dalam bangunan tersebut Gambar 4.3.6.. Tarmumingkeng 2004 menjelaskan makanan rayap adalah selulosa baik berbentuk arsip kantor, buku, perabot, kayu bagian konstruksi, serasah, sampah, tunggak Gambar 4.3.3. Atap salah satu ruang kelas yang roboh . G Gambar 4 Gambar 4.3.4 4.3.5. Ray rang 4. Serangan yap Coptote gka atap sal n rayap pada ermes curv lah satu ban a kuda-kuda vignathus H ngunan seko a bangunan Holmgren y olah perbes sekolah. yang meny saran 10x . erang Gambar 4 2. Kerus Keru lempengan rayap Ga akibat keb rayap pad atap yang bahan kom kelas awe awet IV, s sekolah y adanya d perekat p 4.3.6. Saran yang sakan pada p usakan pada n plafon G ambar 4.3.8 bocoran pe da rangka pl g bocor. Se mponen ran et III bahkan sehingga m yang mengg delaminasi pada plafon ng sekunder menyerang plafon a plafon ban Gambar 4.3.7 8., atau pe enutup atap lafon dapat lain itu dar ngka plafon n ada juga mudah untuk gunakan kay pengelupa yang terbua r dari rayap g rangka ata ngunan seko 7., dan ker erubahan w p Gambar diakibatkan ri hasil waw pada umum yang meng k diserang o yu kelas aw asan lapisan at dari kayu p Coptoterm ap di salah s olah umumn oposnya ran warnalemba 4.3.9.. Be n keadaan p wancara, k mnya jenis k ggunakan je oleh rayap. wet II. Pad n veneer u lapis Gam mes curvign satu bangun nya berupa ngka plafon ap pada lem esarnya fre plafon yan kayu yang d kayu borneo enis kayu se Hanya beb da beberapa akibat “lep mbar 4.3.10. nathus Holm nan sekolah. lapuk, peca n akibat sera mpengan p kuensi sera ng lembab a digunakan u o yang term engon dari berapa bang a kasus diju pasnya” la . mgren ahnya angan plafon angan akibat untuk masuk kelas gunan umpai apisan Gambar 4.3 Gamb 3.7. Pecahny bar 4.3.8. S ya lempeng erangan ray gan plafon b yap pada ran bangunan se ngka plafon ekolah. n . 33 Gamb Gambar 4 bar 4.3.9. Pe 4.3.10. Lap seko erubahan wa pisan finir olah. arna pada le veneer ya empengan p ang terkelu plafon akiba upas pada p at kebocoran plafon bang n. gunan 3. Kerusakan pada rangka dinding Kerusakan pada rangka dinding bangunan sekolah yang dijumpai berupa retaknya kolom, terkelupasnya plesteran pada permukaan kolom, sloof, atau ringbalk. Keretakan yang terjadi pada kolom diduga diakibatkan oleh menurunnya pondasi secara tidak merata, atau karena daya dukung pondasi yang kurang memadai. Keretakan pada kolom bisa dikategorikan menjadi tiga jenis, kerusakan yang sifatnya tidak membahayakan, sedang dan membahayakan bila tidak segera ditangani. Sementara itu terkelupasnya plesteran pada permukaan kolom diduga disebabkan oleh rendahnya kualitas bahan adukan yang digunakan ketika proses pengecoran pra-konstruksi. Kontrol terhadap tahapan pembangunan sangat diperlukan untuk mencegah penurunan kualitas beton. 4. Kerusakan pada dinding Kerusakan pada dinding umumnya berupa retak-retak termasuk retak rambut Gambar 4.3.11.. Hal ini diduga terjadi akibat turunnya pondasi yang menyangga dinding tersebut. Di samping itu dijumpai juga pengelupasan permukaan dinding Gambar 4.3.12., perubahan warna dan terkelupasnya cat dinding, serta adanya lumut pada permukaan dinding Gambar 4.3.13.. Keretakan dapat dikategorikan menjadi retak struktur yang terdiri dari retak lentur yang memiliki pola vertikaltegak biasanya disebabkan oleh beban yang melebihi kemampuan balok dan retak geser yang memiliki pola diagonalmiring biasa terjadi setelah adanya retak lentur yang memiliki pola vertikal. Retak geser juga dapat terjadi jika balok terkena gaya gempa. Selain itu keretakan balok dapat disebabkan proses pengerjaan yang kurang sempurna. Retak-retak kecil atau retak rambut, banyak disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Umumnya terjadi karena balok terpapar sinar matahari dan hujan. Gam Ga Gambar 4 mbar 4.3.12 ambar 4.3.1 4.3.11. Kere . Terkelupa 3. Lumut p etakan pada asnya permu ada permuk dinding ban ukaan dindin kaan dinding ngunan sek ng banguna g bangunan kolah. an sekolah. n sekolah. 5. Kerusakan pada pondasi Pondasi adalah suatu bagian konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan atas upper structure ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Pembebanan pada pondasi meliputi beban mati, beban berguna, beban hidup, dan beban gempa. Pemilihan dan perencanaan jenis pondasi harus betul-betul diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan. Sebelum perencanaan pondasi dilakukan terlebih dahulu perlu mengetahui perilaku tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah. Pondasi bangunan sekolah pada umumnya tidak dapat diamati secara komprehensif, sehingga penilaian kerusakannya hanya didasarkan pada dampak yang ditimbulkannya, misalnya keretakan pada dinding dan pecahnya keramikpermukaan lantai bangunan sekolah. Walaupun kerusakan pondasi bangunan sekolah sangat sulit diamati, namun mengingat ada beberapa bangunan sekolah yang mengalami keretakan dinding dan pecahnya keramikpermukaan lantai bangunan sekolah, diduga kerusakan pondasi juga terjadi pada beberapa bangunan sekolah. Kerusakan pondasi diduga akibat kurang stabilnya lapisan tanah penyangga atau rendahnya kualitas pondasi itu sendiri yang mengakibatkan penurunan sebagian pondasi bangunan. Selain itu dapat juga disebabkan karena ukuran pondasi yang kurang besar sehingga tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya dan adanya tanah yang mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam seperti banjir, gempa bumi. Kerusakan pada pondasi yang disebabkan oleh faktor biologis khususnya jenis rayap tanah, tidak ditemukan di bangunan sekolah contoh. Hal ini diduga karena bahan yang digunakan untuk pondasi seperti adukan semen mengandung material kapur. Pranggodo et al. 1983 menyatakan bahwa pemberian kapur di sekeliling pondasi bangunan diduga dapat mencegah timbulnya serangan rayap subteran pada bangunan tersebut. 6. Kerusakan pada lantai Kerusakan pada lantai umumnya berupa retakpecah keramik Gambar 4.3.14.. Pecahnya keramik lantai bisa disebabkan oleh beton di bawahnya. Lantai beton yang terkena beban yang melebihi kapasitasnya akan retakpecah. Akibatnya samping i gaya geser memenuhi Kualitas l ketahanan yang lemb Selain itu kurang. H Gambar 4 Gamba Ga a lantai ke tu, dapat ju r sehingga m i syarat, se lantai bang n komponen bab serta s kerapihan Hal ini ditan 4.3.15.. ar 4.3.14. Ke ambar 4.3.15 eramik yan uga karena mengalami erta akibat gunan sekol n kusen jend erangan fak dalam pem dai dengan eretakan da 5. Terlepasn ng menemp adanya gem pergerakan kesalahan t lah padahal dela dan kom ktor perusa mbuatan ples banyaknya an pecah ker nya keramik pel di atas mpa menyeb n, penggunaa teknis dalam l salah satu mponen ban ak bangunan steran, keram a lapisan lan ramik pada k pada lanta snya turut babkan lant an kualitas m pengerja u faktor ya ngunan lainn n terutama mik dan teh ntai kerami lantai bangu ai bangunan retakpecah tai beton ter beton yang aan lantai b ang menent nya dari kea secara bio hel masih s ik yang ter unan sekola n sekolah. h. Di rkena tidak beton. tukan adaan logis. sangat rlepas ah. 7. Kerusakan pada kusen pintu dan jendela Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 97,2 bangunan sekolah contoh masih menggunakan kayu sebagai bahan kusen, daun pintu dan daun jendelanya. Secara visual teramati bahwa sebagian kayu yang digunakan berkelas rendah kelas kuat rendah, kelas awet rendah. Kerusakan pada kusen berbahan kayu sangat bervariasi, termasuk akibat serangan rayap, retak dan lapuk Gambar 4.3.16.. Di samping itu, ditemukan pula kaca jendela yang retakpecah, jendela yang sulit atau tidak dapat ditutup kembali, serta engsel dan anak kunci yang rusak. Kerusakan ini dapat disebabkan karena pemasangan yang kurang baik atau memakai kayu yang masih basah pada waktu pembuatannya. Jendela dan kusen juga berkurang nilainya karena tidak terawat dari kotoran dan debu yang menempel pada ventilasi serta warna cat yang sudah berubah. Sebagian kusen jendela dan pintu mengalami keropos akibat serangan rayap Gambar 4.3.17., sebagai contoh spesies yang menyerang kusen jendela SD Bondongan 4 adalah jenis Coptotermes curvignathus, untuk yang menyerang kusen pintu SD Ceger 2 adalah Macrotermes gilvus dan rayap kayu kering Cryptotermes spp. di bangunan SD Pengadilan 2. Tarumingkeng 2004 menyatakan bahwa rayap kayu kering biasanya menyerang melalui dua cara yaitu penerbangan laron alates ke kayu, kemudian berkembang biak, dan serangan yang menyebar dari obyek lain yang telah diserang dan letaknya berdekatan. a b Gambar 4.3.16. Serangan Rayap pada a Kusen Pintu dan b Kusen Jendela bangunan Sekolah Contoh. a b c Gambar 4.3.17. Contoh kasta prajurit a rayap tanah Macrotermes gilvus, b rayap tanah Coptotermes curvignathus dan c rayap kayu kering Cryptotermes spp. yang menyerang komponen kusen. 8. Kerusakan pada sistem drainase Drainase merupakan salah satu bagian penting dari bangunan, mulai dari saluran air hujan sampai resapan serta septic tank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa sekolah contoh tidak memiliki saluran pembuangan air hujan sehingga seringkali ada genangan air yang mengotori lantai dan dinding bangunan. Di beberapa sekolah juga ditemukan beberapa kran air yang rusak sehingga tidak mendukung sanitasi di kamar mandi atau WC sekolah tersebut.

4.4. Pen

Seko 1. Peng Hasi hubungan value0,0 relatif tida Gamb Seba sekolah b dibangun dibangun tahun han Kerusakan struktural 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Frekuensi garuh Um olah garuh Umur il analisis c antara um 05 . Demiki ak mempeng bar 4.4.1. H agai contoh erbeda umu n pada tahu n pada tahu nya mengala n yang terli seperti pin ‐30

16.67 66.

mur, Freku r Bangunan cross-tabula mur banguna ian juga has garuhi kond Hubungan u h di SD Peng ur, yaitu ba un 1920 da un 2002, te ami kerusa ihat di lapa ntu dan jen .67 16.67 ensi Peme n ation, menu an dengan i sil studi di disi banguna umur bangun gadilan 2 B angunan lam an banguna ernyata ban akan struktu angan lebih ndela serta 31 ‐60 95 5 Umur Bangu liharaan d unjukkan b indeks kete lapang, me an sekolah nan terhadap Bogor yang m ma yang be an baru ya ngunan lam ural yang te h banyak te pada penu 61 10 7 unan tahun dan Perawa bahwa tidak erandalan ba enunjukkan Gambar 4.4 p intensitas memiliki du erumur lebi ang berumu ma yang sud ergolong ke erjadi pada utup lantai 1 70 20 atan Bang k terlihat ad angunan SD umur bang 4.1.. s kerusakan ua unit bang ih dari 90 t ur sepuluh t dah berumu erusakan ri komponen sub-struc Baik Rusak ri Rusak se 41 gunan danya D P- gunan n. gunan tahun tahun ur 90 ngan. non- ture . ingan edang Sedangkan pada pekerjaan struktural terutama pada atap dan rangka atap kuda- kuda terlihat masih kokoh. Sebaliknya bangunan baru di SD Pengadilan 2 Bogor