Pekerjaan bangunan
Gambar 2
2.3. Ker
Dep kerusakan
kelemahan bangunan
gedung. W tercapai, m
untuk dip gedung ju
Gambar 2 Umum, 2
gedung dis
2.2.1. Skem Watt
rusakan Ba
partemen Pe n atau cac
n suatu fu yang berda
Watt 1999 mengindika
perbaiki. Di uga terjadi
.3.1. 2008]. Pend
ajikan pada
ma hubungan 1999.
angunan
ermukiman at yang te
ungsi, perf ampak terha
menjelaska asikan adany
i samping karena sikl
dekatan sk a Gambar 2.
n bangunan
dan Prasa erjadi pada
forma, tata adap struktu
an jika perfo ya cacat a
itu kemund lus keusang
9 Aktivitas Peng 9 Kondisi Lingku
dalam Bangun
9 Isi Bangunan
kematis unt .2.1.
n gedung da
arana Wilay a bangunan
laksana, ur dan pelay
orma terbaik atau kekura
duran kuali gan bangun
ghuni ungan
di nan
uk memah
an lingkung
yah 2002 n sebagai
atau syara yanan atau k
k dari suatu angan yang
itas deteri nan seperti
hami kebera
gannya Sum
mendefini kegagalan
at-syarat se kinerja bang
u bangunan g harus dian
orasi bang yang ditunj
adaan
mber:
isikan atau
ebuah gunan
tidak nalisis
gunan jukan
Gambar 2.3.1. Siklus keusangan bangunan Sumber: Watt 1999.
2.4. Faktor Perusak Kayu Bangunan Gedung
Kerusakan kayu seringkali dinyatakan dalam berbagai istilah, yaitu dekomposisi, degradasi dan deteriorasi. Dekomposisi dan degradasi merujuk pada
perubahan satu atau lebih struktur polimer kayu menjadi molekul yang lebih sederhana. Sedangkan deteriorasi kayu pada bangunan, pada prinsipnya dapat
dilihat sebagai salah satu bentuk mekanisme perubahan penurunan sifat yang berhubungan dengan penurunan ketahanan kayu. Deteriorasi ini secara signifikan
banyak dijumpai pada struktur atau bangunan yang memanfaatkan kayu. Hal ini dapat terjadi dengan atau tanpa dapat dilihat secara langsung pada permukaan
kayu hingga pada suatu kondisi dimana struktur kayu tersebut betul-betul mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga masa pakai service life
bangunan gedung berkurang. Deteriorasi kayu dapat disebabkan oleh faktor abiotik dan faktor biotik.
Deteriorasi kayu akibat faktor abiotik dapat dilihat pada unsur kayu bangunan yang mengalami perubahan warna setelah digunakan dalam jangka
waktu tertentu. Kerusakan ini akan semakin besar jika kayu tersebut tidak diberikan perlakuan perlindungan sebagaimana mestinya, terlebih lagi jika
digunakan pada kondisi yang terekspos terhadap lingkungan luar. Bangunan-bangunan dari kayu yang mengalami kerusakan akibat faktor
biotik menunjukkan kerusakan atau penurunan ketahanan dalam struktur
Perkembangan Akhir
Total Keusangan
Sebelum Pengembangan
Perkembangan awal
Perkembangan Pertengahan
bangunan dapat disebabkan oleh organisme perusak. Organisme perusak seperti rayap umumnya menjadikan kayu sebagai sumber makanan atau tempat
perlindungan. Watt 1999, menjelaskan mekanisme proses kerusakan bangunan berkayu
atau bahan lainnya dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu proses kerusakan secara mekanis, proses kerusakan secara fisis, proses kerusakan secara kimia, proses
kerusakan secara biotis, dan kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia vandalisme.
1. Kerusakan secara mekanis Jenis kerusakan yang disebabkan oleh gaya, baik statis maupun dinamis.
Bentuk kerusakan misalnya berupa retakan, patahan atau pecahan; kerusakan tesebut dapat menjadi parah bila semakin membesar dan meluas, sehingga
daya dukung untuk menahan beban makin berkurang. 2. Kerusakan secara fisis
Jenis kerusakan disebabkan oleh faktor iklim setempat, seperti panas dan kelembaban. Hal ini tentu saja akan membawa dampak yang berbahaya,
terutama bahan yang umurnya sudah tua dan kondisinya telah rapuh. Gejala yang terjadi misalnya berupa keausan, terkelupasnya lapisan cat, perubahan
warna, pemudaran cat dan sebagainya. 3. Kerusakan secara kimiawi
Agen utama proses pelapukan secara kimia adalah air, baik berupa air kapiler maupun air hujan. Contoh gejala ini diantaranya pembusukan kayu yang kena
air hujan akibat genteng yang bocor. 4. Kerusakan secara biotis
Jenis kerusakan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan jasad renik, jamur atau lumut pada permukaan dinding plesteran atau kayu sehingga terjadi
proses pelapukan dn pembusukan. 5. Kerusakan oleh faktor manusia vandalisme
Bentuk kerusakan yang ditimbulkan antara lain berupa goresan benda tajam, coretan cat dan lain-lain. Sifat vandalisme biasanya hanya disebabkan oleh
faktor yang sangat ringan seperti ingin mengabadikan identitas diri pada bangunan tersebut, namun akibat yang ditimbulkannya bisa sangat parah