Kecamatan Seram timur, Kabupaten Seram Bagian Timur ”. Tujuan studi kasus
adalah memberikan gambaran tentang latar belakang, sifat-sifat dan karakter dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan. Pada pendekatan ini,
peneliti akan mengambarkan tentang sejarah sasi, sistem pengelolaan sasi dan sistem penguatan kelembagaan sasi di Desa Keffing dan Desa Kway
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini berasal dari berbagai elemen, yaitu tokoh adat dan masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan baik
serta dinas perikanan daerah setempat. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dan snowball
sampling. Metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang belum diketahui jumlah responden, sehingga penentuan responden ditentukan
secara subjektif oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun dengan metode snowball sampling yaitu penentuan responden selanjutnya didapat dari
hasil pemberitahuan responden yang telah diwawancara sebelumnya. Jumlah responden yang diambil di Desa Keffing terdiri dari 15 orang, lima orang berasal
dari bagian kelembagaan sasi yaitu kepala adat, soa Keffing dan soa Kasongat, kepala kewang dan marinyo serta sepuluh orang lain dari masyarakat setempat.
Jumlah responden di Desa Kway yaitu 17 orang, tujuh orang berasal dari perwakilan kelembagaan sasi kepal adat, soa Kway, soa Kellu, soa Kilbaroa dan
soa Kilfura, Kepala kewang dan Marinyo serta sepuluh orang lainnya berasal dari masyarakat.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan data tambahan. Data utama terdiri dari data primer dan data sekunder, serta data
tambahan berupa letak geografis lokasi penelitian, keadaan umum masyarakat dan kondisi perikanan di Kecamatan Seram Timur. Data primer diperoleh melalui
hasil wawancara responden yaitu tokoh adat, masyarakat nelayan melalui
kuisioner yang telah disediakan.
Data primer yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah 1 Aspek hukum
a Dasar hukum kelembagaan adat sasi;dan b Aturan kelembagaan adat sasi dalam pengelolaan perikanan
2 Aspek kelembagaan a Sejarah lahirnya kelembagaan sasi;
b Sistem pengelolaan sasi; dan c Strategi penguatan kelembagaan sasi.
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu dokumen tertulis berupa dasar hukum pengelolaan perikanan berbasis kelembagaan adat sasi
melalui studi literatur di perpustakaan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Analisis kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya
menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks tentang sistem
kekerabatan masyarakat di Desa Keffing dan Desa Kway yaitu; 1 sistem pengelompokan
masyarakat berdasarkan
faammarga; dan 2 sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan soa.
3.5.2 Analisis Kelembagaan
Analisis kelembagaan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis komparatif comparative approach. Hal ini dilakukan untuk
membandingkan aturan hukum suatu daerah dengan daerah lain mengenai hal yang sama. Dalam hal ini adalah perbandingan aturan hukum di desa Keffing dan
Desa Kway. Perbandingan tersebut dimaksudkan untuk mengungkapkan dan membandingkan latar belakang terjadinya putusan atas perkara dalam bidang yang
sama dari daerah tersebut, kemudian digunakan sebagai rekomendasi bagi
penyusunan atau perubahan aturan hukum yang berlaku di daerah tersebut. Aturan hukum kelembagaan yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu a sejarah sasi;b
batas wilayah; c sistem aturan; d sistem sanksi; e legalitas; dan f otoritas sasi.
3.5.3 Analisisis SWOT
Analisis SWOT strengths weaknesses opportunities threat merupakan alat untuk menyusun suatu strategi dalam mengembangkan suatu kegiatan. Analisis
SWOT dilakukan berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Selain itu analisis SWOT juga digunakan untuk memperoleh hubungan antar faktor eksternal dan faktor internal. Penggunaan analisis SWOT dapat
mengidentifikasi kekuatan strength dan kelemahan weakness dari faktor internal, bigitu pula peluang opportunity dan ancaman threat dari faktor
eksternal Rangkuti 2001.
Gambar 4 Diagram Analisis SWOT Rangkuti 2001. Kuadran 1 Bagian ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana
lembaga adat memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk pengambilan keputusan;
Peluang
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
Mendukung Strategi Turn Around
Mendukung Strategi Agresif
Mendukung Strategi Defensif
Mendukung Strategi Diversifikasi
Kuadran 2 Kuadaran 1
Kuadran 4
Kuadran 3
Kuadran 2 Meskipun menghadapi berbagai ancaman, lembaga adat ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi;
Kuadran 3 Pada kuadran ini lembaga adat mendapat ancaman dalam melaksanakan kebijakan, sehingga dapat melemahkan posisi
lembaga adat dalam pengambilan keputusan; dan Kuadran 4 Lembaga adat membuat suatu kebijakan dengan mempertimbangkan
seberapa besar peluang yang di peroleh untuk menutupi kelemahan yang terjadi dalam pengambilan keputusan mengenai suatu masalah.
Penentuan kebijakan alternatif dianalisis menggunakan SWOT. Tahap pertama dalam analisis ini adalah pembuatan tabel internal kekuatan dan
kelemahan dan eksternal ancaman dan peluang yang mempengaruhi pengembangan lembaga adat dalam pengelolaan perikanan.
1 Strategi SO: Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk menghasilkan peluang sebesar-besarnya;
2 Strategi ST: Strategi ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk untuk mengatasi ancaman;
3 Strategi WO: Strategi ini bertujuan untuk memanfatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan yang ada; dan
4 Strategi WT: Strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tabel 1 Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal Faktor eksternal
Kekuatan …………….
Ancaman …………..
Kelemahan ……………..
Peluang ..………….
Sumber: Rangkuti 2005 Tahap kedua yaitu pembuatan matriks Faktor Strategi Internal IFAS dan
Eksternal EFAS. Pembuatan matriks dilakukan sebagai berikut Rangkuti 2005:
1 Pada kolom satu diisi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan matriks matriks internal serta peluang dan ancaman matriks eksternal;
2 Beri bobot pada masing-masing faktor pada kolom 2, dimulai dari 0,0 tidak penting hingga 1,0 sangat penting;
3 Pada kolom ketiga diisi rating dari masing-masing faktor, dimulai dari 4 pengaruhnya sangat besar sampai 1 pengaruhnya sangat kecil. Untuk
ancaman dan kelemahan adalah sebaliknya. Apabila ancaman dan kelemahan sangat besar, maka diberi nilai 1 sedangkan apabila ancaman dan
kelemahannya sangat kecil nilainya 4; 4 Pada kolom 4 diisi perkalian antara bobot dengan ranting; dan
5 Jumlah total skor yang didapat dari kolom 4. Nilai total akan menunjukkan bagaimana reaksi suatu organisasi terhadap
faktor internal dan eksternal dengan perhitungan dimulai dari 1- 4. Kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
1 Pengambilan kebijakan yang akan diambil sangat sulit dilakukan karena faktor internal dan eksternal yang sangat tidak mendukung;
2 Pengambilan kebijakan sulit dilakukan karena masih banyak faktor yang belum mendukung dalam penentuan kebijakan;
3 Pengambilan kebijakan lebih mudah dilakukan karena banyaknya faktor pendukung dalam pengambilan kebijakan meskipun masih ada faktor yang
kurang mendukung; 4 Pengambilan kebijakan sangat baik untuk dilakukan karena faktor internal dan
eksternal sangat mesndukung dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan yang diambil.
Tabel 2 Faktor Strategi Internal IFAS
Faktor Internal Bobot
Rating Bobot x Rating
1. Kekuatan
hal .. point 2 IFAS
hal... pint 3 IFAS
perkalian antara bobot dengan
rating
………… …………
2. Kelemahan
………….. …………..
Sumber: Rangkuti 2005 Tabel 3 Faktor Strategi Eksternal EFAS
Faktor Internal Bobot
Rating Bobot x Rating
1. Peluang
contoh ; 0,2 contoh: 3
contoh: 0,2 X 3 = 0,6
………… …………
2. Ancaman
………….. …………..
Sumber: Rangkuti 2005 Faktor-faktor yang dimasukkan dalam matriks IFE dan EFE yaitu, faktor
yang memiliki jumlah nilai berkisar antara 1,0 yang terendah hingga 4,0 yang tertinggi dan 2,5 sebagai rata-rata. Total nilai terbobot yang jauh di bawah 2,5
merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2,5 menunjukkan posisi organisasi kuat secara internal. Tahap ketiga
adalah analisis data yang dilakukan dengan pembuatan tabel strategi SWOT. Tahap ketiga adalah analisis data yang dilakukan dengan pembuatan tabel strategi
SWOT strengths weaknesses opportunities threat. Kriteria analisis SWOT menurut David 2003 yaitu 1,0 - 1,99 berada pada kriteria lemah, 2,0 - 2,99
berada pada kriteria sedang dan 3,0 - 4,0 berada pada kriteria tinggi.
Tabel 4 Tabel SWOT
IFAS EFAS
Strenghs S
………….. …………..
Weaknesses W
………………. ……………….
Oportunities O
……………… Strategi SO
Strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang
Threats T
……………… Strategi ST
Strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk menghindari
ancaman Sumber: Rangkuti 2005
Strategi-strategi yang dihasilkan merupakan suatu langkah yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan
terbaik yang dapat dilaksanakan. Matriks internal-eksternal IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE dan EFE yang diberi bobot. Sumbu X
adalah total nilai IFE yang diberi bobot dan sumbu Y adalah total nilai EFE yang diberi bobot
.
3.5.4 Analisis Matriks Perencanaan Strategis Kualitatif QSPM
Matriks Quantitative Strategic Planning Management QSPM digunakan untuk membuat perangkat strategi dengan memperoleh daftar prioritas yang ada.
QSPM merupakan suatu alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kritis
eksternal dan internal yang telah diketahui terlebih dahulu. Matriks QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dipaparkan sampai
seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi
dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor
keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM dan setiap jumlah strategi dapat menyusun
suatu rangkaian strategi tertentu. Namun, hanya strategi dari suatu rangkaian 30 tertentu yang dapat dinilai relatif terhadap satu sama lain. Pengembangan QSPM
membuat kemungkinan kecil faktor-faktor kunci terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Meskipun dalam mengembangkan QSPM membutuhkan
sejumlah keputusan subjektif, hal ini dapat membuat beberapa keputusan kecil sepanjang proses akan meningkatkan kemungkinan keputusan strategis akhir yang
baik untuk organisasi David 2003. Langkah-langkah dalam membuat matriks QSPM adalah sebagai berikut :
1 Buatlah daftar peluangancaman eksternal kunci dan kekuatankelemahan internal kunci di kolom kiri QSPM;
2 Berilah bobot pada setiap faktor internal dan eksternal kunci; 3 Periksalah matriks-matriks pencocokan dan kenalilah strategi-strategi
alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan; 4 Tentukan nilai daya tarik AS. Cakupan daya tarik adalah : 1 = tidak
menarik; 2 = agak menarik; 3 = wajar menarik; 4 = sangat menarik; 5 Hitunglah nilai total daya tarik WS. Total nilai daya trik didefinisikan
sebagai hasil mengalikan bobot dengan daya tarik di masing-masing baris; dan
6 Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik di masing-masing kolom strategi QSPM, jumlah total nilai daya tarik
mengungkapkan strategi yang paling menarik David 2003.
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km
2
terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km
2
dan daratan 5,779.123 Km
2
. Dengan luas wilayah yang sebagian besar didominasi oleh wilayah laut memiliki karakteristik
tersendiri. Terdapat titik-titik pada wilayah tertentu memiliki palung-palung laut yang terbentang cukup luas. Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki beberapa
Kecamatan yaitu Kecamatan Bula, Kecamatan Pulau Gorom, Kecamatan Werinama, Kecamatan Siwalalat, Kecamatan Tutuk Tolu, Kecamatan Kilmury,
Kecamatan Wakate dan Kecamatan Seram Timur yang merupakan tempat penelitian dilakukan. Lokasi penelitian di Kecamatan Seram Timur dapat dilihat
pada Gambar 5 berikut:
Gambar 5 Pulau Geser, Kecamatan Seram Timur. Kecamatan Seram Timur memiliki luas wilayah 29,567 ha, terletak pada
130,51º BT – 132,5º BB dan 3,3º LS – 5 LSº. Batas wilayah Kecamatan Seram
Timur yaitu sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Gorom, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kilmuri dan sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Tutuk Tolu, serta sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Banda. Jumlah kepala keluarga Kecamatan Seram Timur yaitu 40,32 kk, dengan
jumlah penduduk yang mendiami Kecamatan Seram Timur mencapai 18,160 orang terdiri dari 8,706 orang penduduk laki-laki dan 9,454 orang penduduk
perempuan. Kecamatan Seram Timur memiliki Desa induk yang berjumlah 9
Desa, dan negeri administratif berjumlah 27 negeri. Tempat yang menjadi lokasi penelitian di Kecamatan Seram Timur diantaranya yaitu Desa Keffing dan Desa
Kway.
4.2 Kependudukan