Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kelembagaan sasi

diharapkan dapat memperkuat hubungan kekeluargaan, sehingga mencegah terjadinya konflik di masyarakat. Strategi penguatan kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Keffing dan Desa Kway menggunakan Analisis SWOT. Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats adalah suatu analisis yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman Rangkuti 2006.

5.2.1 Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kelembagaan sasi

1 Identifikasi tingkat pengelolaan dan masalah dalam kelembagaan sasi di Desa Keffing Identifikasi masalah dalam kelembagaan sasi dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri dari faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Faktor internal kekuatan 1 Adanya kepala adat Raja Keberadaan kepala adat di Desa Keffing memberikan kekuatan dalam pelaksanaan kegiatan sasi. Kepala adat memeliki kekuasaan terhadap wilayah pengelolaan kelembagaan sasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kedudukan kepala adat. Namun, peran kepala adat dalam kelembagaan sasi tidak maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang1-4; 2 Adanya kepala kewang kelembagaan sasi Keberadaan pemimpin dalam kelembagaan sasi memberikan kekuatan untuk mengkordinir pelaksanaan kegiatan, baik internal maupun eksternal. Selain itu, pemimpin mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan terkait pelaksanaan kegiatan kelembagaan. Pengambilan keputusan akan menentukan perkembangan pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah setempat, akan tetapi keberadaan kewang belum perkembangan yang signifikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 3 Adanya peraturan dan sanksi Peraturan dan sanksi hukum dalam suatu kelembagaan sangat diperlukan untuk memberikan penegasan tentang pentingnya kelembagaan sasi. Penegasan aturan sasi dilakukan agar tujuan pelestarian sumberdaya pesisir dapat berjalan dengan baik. Mengarahkan masyarakat agar tidak melanggar aturan karena memiliki sanksi hukum tegas. Keberadaan peraturan dan sanksi yang diterapkan belum memberikan efek jera bagi yang melanggar. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 4 Mempunyai batas wilayah Batas wilayah suatu kelembagaan diperlukan untuk menentukan ruang lingkup masyarakat dalam melakukan aktifitas. Dalam kelembagaan sasi, batas wilayah diperlukan untuk memudahkan kelembagaan sasi dalam hal pengawasan terhadap sumberdaya pesisir. Adanya wilayah kelembagaan sasi menentukan tingkat keberlangsungan pengelolaan sumberdaya pesisir, sehingga tujuan pengelolaan sumberdaya pesisir dapat memberikan hasil yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 5 Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat Pengakuan pemerintah terhadap kelembagaan sasi sebagai bentuk kepercayaan pemerintah terhadap masyarakat adat. Dukungan pemerintah memberikan penegasan bahwa masyarakat adat memiliki hak dan kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Namun, pengakuan pemerintah tidak disertai dengan pengawasan terhadap pelaksanaan kelembagaan sasi. Berdasarkan uraian tersebut, diberikan bobot 0,07 dan rating 3; 6 Struktur organisasi Struktur organisasi dalam kelembagaan sasi diperlukan untuk meringankan pemimpin menjalankan tugas dan fungsinya. Adanya struktur organisasi agar kegiatan kelembagaan dilakukan secara terstruktur dan terkordinasi dengan baik, sehingga tujuan pengelolaaan sumberdaya pesisir dapat memberikan hasil yang optimal. Pelaksanaan kegiatan dalam kelembagaan sasi masih terdapat kelemahan dan belum terkordinasi dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 3; dan 7 Adanya dukungan dari soa di Desa Keffing Dukungan soa dikedua desa merupakan bentuk keikutsertaan masyarakat untuk mendukung kegiatan kelembagaan sasi. Masyarakat mempuyai peran penting dalam kegiatan kelembagaan sasi. Keterlibatan masyarakat dalam kelembagaan sasi menandakaan bahwa adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan pesisir, karena kehidupan masyarakat di wilayah pesisir sangat bergantung kepada sumberdaya tersebut. Dukungan masyarakat belum menunjukkan hasil yang optimal, karena pelanggaran terhadap atauran sasi masih ada. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 3. Faktor internal kelemahan 1 Wilayah pengelolaan sasi terbatas Keterbatasan wilayah pengelolaan sasi bagi masyarakat lokal di wilayah pesisir akan memberikan dampak terhadap ruang gerak kelembagaan sasi. Peluang masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir tidak dilakukan sepenuhnya akan tetapi hanya berdasarkan batas wilayah yang telah ditentukan. Keterbatasan lokasi sasi sehingga sumberdaya yang dihasilkan belum mencukupi kebutuhan hidup masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dari selang 0,0-1,0 dan rating 2 dari selang 1-4; 2 Aktifitas dalam kelembagaan sasi tidak teratur Aktifitas yang tidak teratur dalam kelembagaan sasi memberikan dampak negatif terhadap kegiatan kelembagaan baik dalam internal maupun ekternal sehingga tujuan pengelolan sumberdaya pesisir akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap kelembagaan sasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2; 3 Pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton Pemilihan pengurus kelembagaan secara monoton akan memberikan pengaruh terhadap aktifitas dalam kelembagan sasi. Masyarakat yang dipilih belum tentu aktif dan memiliki pengetahuan tentang peran kelembagaan sasi, sehingga pengelolaan sumberdaya pesisir tidak memberikan hasil optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2; 4 Tidak mempunyai atribut kelembagaan Atribut kelembagaan menandakan bahwa pengakuan dari pemerintah tehadap kelembagaan tersebut bersifat tidak formal, sehingga perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan kelembagaan dalam pengelolan sumberdaya pesisir kurang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,06 dan rating 3; 5 Tidak mempunyai aturan tertulis Pemberian sanksi bayar denda oleh kelembagaan sasi tidak memiliki aturan tertulis, tetapi hanya berdasarkan kesepakatan bersama melalui musyawarah. Tidak adanya aturan tertulis tentang pemberian sanksi dapat melemahkan posisi kelembagaan sasi dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,06 dan rating 3; dan 6 Waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan masyarakat atau pembeli Dalam kelembagaan sasi dikenal istilah buka sasi yang menandahkan bahwa pengambilan sumberdaya perikanan di lokasi sasi sudah dibuka, akan tetapi buka sasi hanya dilaksanakan jika ada pengusaha yang ingin membeli hasilnya dan tergantung pada kebutuhan masyarakat berdasarkan kesepakatan bersama. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan rating 2. Faktor eksternal peluang 1 Mencegah konflik di masyarakat Pembentukan kelembagaan sasi membawa dampak positif terhadap masyarakat setempat. Kehadiran kelembagaan sasi dapat mencegah konflik dimasyarakat yang selama ini menyebabkan kehidupan menjadi tidak harmonis. Pencegahan terhadap konflik dimasyarakat lokal sudah berhasil, akan tetapi belum berjalan secara maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang 1-4; 2 Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut Sumberdaya di wilayah pesisir merupakan hak masyarakat untuk memanfaatkan secara bersama. Namun hak tersebut perlu diatur agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dalam pemanfataan sumberdaya tersebut. Selain itu, diperlukan pengaturan terhadap pemanfaatan sumberdaya pesisir agar tidak menimbulkan konflik. Wujud keadilan yang diterapkan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir telah dijalankan, namun belum memberikan hasil optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; dan 3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir Pengelolaan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan memberikan perubahan terhadap kehidupan masayakat. Perubahan tersebut dilakukan melalui pengaturan tentang pemanfaatan hasil laut. Pengelolan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan menciptakan kehidupan yang tentram di masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diwujudkan melalui pemanfaatan hasil laut yang adil antara warga masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 3. Faktor ekternal ancaman 1 Pengaruh budaya luar terhadap masyarakat lokal Pengaruh budaya terhadap masyarakat di wilayah pesisir menyebabkan tingkat pemikiran masyarakat tentang tradisi sasi menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena munculnya budaya luar dansa yang menimbulkan ancaman terhadap budaya lokal setempat, sehingga perlu dilakukan penguatan terhadap masyarakat lokal di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dari selang 0,0-1,0 dan rating 2 dari selang 1-4; 2 Kurangnya perhatian Pemerintah Daerah Kewenangan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki otoritas terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Namun, kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kordinasi antara pemerintah daerah. Kurangnya perhatian pemerintah daerah akan mengancam eksistensi sasi di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dan rating 2; 3 Adanya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi Munculnya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap aturan kelembagaan sasi. Hal ini disebabkan karena pemikiran masyarakat tentang manfaat pembentukan kelembagaan sasi masih rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,12 dan rating 2; 4 Aktifitas penangkapan yang tidak adil oleh nelayan Kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir yangtidak adil akan mengancam terjadinya konflik. Konflik tersebut disebabkan oleh nelayan luar yang menggunakan alat tangkap yang modern. Sedangkan masyarakat pesisir hanya menggunakan alat tangkap tradisional. Hal ini menyebabkan kecemburuan sosial antara masyarakat lokal dan masyarakat luar dalam kegiatan penangkapan ikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,12 dan rating 3; 5 Demografi penduduk di wilayah pesisir Demografi penduduk di wilayah pesisir memberikan dampak positif maupun negatif. Sisi posisitif demografi penduduk yaitu memberikanan peningkatan terhadap jumlah penduduk yang berada di wilayah pesisir. Namun sisi negatif dampak demografi penduduk di masyarakat pesisir akan mempengaruhi pemikiran masyarakat lokal. Hal ini terjadi akibat pengaruh budaya luar yang masuk sehingga nilai-nilai lokal di masyarakat lambat laun menjadi hilang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,13 dan rating 2; dan 6 Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang merusak lingkungan di wilayah pesisir sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Selain itu, lemahnya penegakan hukum dari pemerintah daerah menyebabkan kondisi ekologi di wilayah pesisir menjadi terancam. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,15 dan rating 2; 2 Identifikasi tingkat pengelolaan dan masalah dalam kelembagaan sasi di Desa Kway Identifikasi masalah dalam kelembagaan sasi dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri dari faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Faktor internal Kekuatan 1 Adanya kepala kewang Keberadaan pemimpin dalam kelembagaan sasi memberikan kekuatan untuk mengkordinir pelaksanaan kegiatan, baik internal maupun eksternal. Selain itu, pemimpin mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan oleh kewang akan menentukan perkembangan pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang 1-4; 2 Adanya peraturan dan sanksi Peraturan dan sanksi hukum dalam suatu kelembagaan sangat diperlukan untuk memberikan penegasan tentang pentingnya kelembagaan sasi. Penegasan aturan sasi untuk menciptakan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut. Mengarahkan masyarakat agar tidak melanggar aturan karena memiliki sanksi hukum tegas. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 3 Mempunyai batas wilayah Batas wilayah suatu kelembagaan diperlukan untuk menentukan ruang lingkup masyarakat dalam melakukan aktifitas. Dalam kelembagaan sasi, batas wilayah diperlukan untuk memudahkan kelembagaan sasi dalam hal pengawasan terhadap sumberdaya yang dikelola. Adanya wilayah menentukan tingkat pengelolaan sumberdaya pesisir, sehingga tujuan pengelolaan sumberdaya pesisir dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 4 Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat Pengakuan pemerintah terhadap kelembagaan sasi sebagai bentuk kepercayaan pemerintah terhadap masyarakat adat. Dukungan pemerintah memberikan penegasan bahwa masyarakat adat memiliki hak dan kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2; 5 Struktur organisasi Struktur organisasi dalam kelembagaan sasi diperlukan untuk meringankan pemimpin menjalankan tugas dan fungsinya. Adanya struktur organisasi agar kegiatan kelembagan dilakukan secara terstruktur dan terkordinasi dengan baik, sehingga tujuan pengelolaaan sumberdaya pesisir dapat memberikan hasil yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2; dan 6 Adanya dukungan dari masyarakat Dukungan masyarakat di Desa Kway merupakan bentuk keikutsertaan masyarakat untuk mendukung kegiatan kelembagaan sasi. Masyarakat mempuyai peran penting dalam kegiatan kelembagaan sasi. Keterlibatan masyarakat menandakaan bahwa adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan pesisir, karena kehidupan masyarakat di wilayah pesisir sangat bergantung kepada sumberdaya tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan rating 3. Faktor internal kelemahan 1 Wilayah pengelolaan sasi terbatas Keterbatasan wilayah pengelolaan sasi bagi masyarakat lokal di wilayah pesisir akan memberikan dampak terhadap ruang gerak kelembagaan sasi, sehingga peluang masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir tidak dilakukan sepenuhnya akan tetapi hanya berdasarkan batas wilayah yang telah ditentukan Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dari selang 0,0-1,0 dan rating 2 dari selang 1-4; 2 Aktifitas dalam kelembagaan sasi tidak teratur Aktifitas yang tidak teratur dalam kelembagaan sasi memberikan dampak negatif terhadap kegiatan kelembagaan baik dalam internal maupun ekternal sehingga tujuan pengelolan sumberdaya pesisir akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap kelembagaan sasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan rating 2; 3 Pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton Pemilihan pengurus kelembagaan secara monoton akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas dalam kelembagan sasi, karena masyarakat yang dipilih belum tentu aktif dan memiliki pengetahuan tentang kelembagaan sasi dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 3; 4 Tidak mempunyai atribut kelembagaan Atribut kelembagaan menandakan bahwa pengakuan dari pemerintah tehadap kelembagaan tersebut bersifat tidak formal, sehingga perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan kelembagaan dalam pengelolan sumberdaya pesisir kurang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan rating 2; 5 Tidak mempunyai aturan tertulis Pemberian sanksi bayar denda oleh kelembagaan sasi tidak memiliki aturan tertulis, tetapi hanya berdasarkan kesepakatan bersama melalui musyawarah. Tidak adanya aturan tertulis tentang pemberian sanksi dapat melemahkan posisi kelembagaan sasi dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dan rating 2; dan 6 Waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan masyarakat atau pembeli Dalam kelembagaan sasi dikenal istilah buka sasi yang menandahkan bahwa pengambilan sumberdaya perikanan di lokasi sasi sudah dibuka, akan tetapi buka sasi hanya dilaksanakan jika ada pengusaha yang ingin membeli hasilnya dan tergantung pada kebutuhan masyarakat berdasarkan kesepakatan bersama. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 3. Faktor eksternal peluang 1 Mencegah konflik dimasyarakat Pembentukan kelembagaan sasi membawa dampak positif terhadap masyarakat setempat. Kehadiran kelembagaan sasi dapat mencegah konflik dimasyarakat yang selama ini menyebabkan kehidupan menjadi tidak harmonis. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang 1-4; 2 Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut Sumberdaya di wilayah pesisir merupakan hak masyarakat untuk memanfaatkan secara bersama. Namun hak tersebut perlu diatur agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dalam pemanfataan sumberdaya tersebut. Selain itu, diperlukan pengaturan terhadap pemanfaatan sumberdaya pesisir agar tidak menimbulkan konflik. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; dan 3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir Pengelolaan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan memberikan perubahan terhadap kehidupan masayakat.Perubahan tersebut dilakukan melalui pengaturan tentang pemanfaatan hasil laut.Pengelolan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan menciptakan kehidupan yang tentram di masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diwujudkan melalui pemanfaatan hasil laut yang adil antara warga masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dan rating 3. Faktor ekternal ancaman 1 Kurangnya perhatian Pemerintah Daerah Kewenangan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki otoritas terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Namun, kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kordinasi antara pemerintah daerah dengan lembaga aday setempat. Kurangnya perhatian pemerintah daerah akan mengancam eksistensi sasi di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dari selang 0,0-1,0 dan rating 3 dari selang 1-4; 2 Adanya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi Munculnya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap aturan kelembagaan sasi. Hal ini disebabkan karena pemikiran masyarakat tentang manfaat pembentukan kelembagaan sasi masih rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,14 dan rating 1; 3 Aktifitas penangkapan yang tidak adil antara nelayan Kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir yang tidak adil akan mengancam terjadinya konflik. Konflik tersebut disebabkan oleh nelayan luar yang menggunakan alat tangkap yang modern. Sedangkan masyarakat pesisir hanya menggunakan alat tangkap tradisional. Hal ini menyebabkan kecemburuan sosial antara masyarakat lokal dan masyarakat luar dalam kegiatan penangkapan ikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,15 dan rating 1; 4 Demografi penduduk di wilayah pesisir Demografi penduduk di wilayah pesisir memberikan dampak positif maupun negatif. Sisi posisitif demografi penduduk yaitu memberikanan peningkatan terhadap jumlah penduduk yang berada di wilayah pesisir. Namun sisi negatif dampak demografi penduduk di masyarakat pesisir akan mempengaruhi pemikiran masyarakat lokal. Hal ini terjadi akibat pengaruh budaya luar yang masuk sehingga nilai-nilai lokal di masyarakat lambat laun menjadi hilang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,18 dan rating 1; dan 5 Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang merusak lingkungan di wilayah pesisir sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Selain itu, lemahnya penegakan hukum dari pemerintah daerah menyebabkan kondisi ekologi di wilayah pesisir menjadi terancam. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,17 dan rating 1.

5.2.2 Matriks IFES dan EFES