diharapkan dapat memperkuat hubungan kekeluargaan, sehingga mencegah terjadinya konflik di masyarakat. Strategi penguatan kelembagaan sasi dalam
pengelolaan perikanan tangkap di Desa Keffing dan Desa Kway menggunakan Analisis SWOT. Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats
adalah suatu analisis yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman Rangkuti 2006.
5.2.1 Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kelembagaan sasi
1 Identifikasi tingkat pengelolaan dan masalah dalam kelembagaan sasi di
Desa Keffing
Identifikasi masalah dalam kelembagaan sasi dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri dari faktor internal
kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Faktor internal kekuatan
1 Adanya kepala adat Raja
Keberadaan kepala adat di Desa Keffing memberikan kekuatan dalam pelaksanaan kegiatan sasi. Kepala adat memeliki kekuasaan terhadap wilayah
pengelolaan kelembagaan sasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kedudukan kepala adat. Namun, peran
kepala adat dalam kelembagaan sasi tidak maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang1-4;
2 Adanya kepala kewang kelembagaan sasi
Keberadaan pemimpin dalam kelembagaan sasi memberikan kekuatan untuk mengkordinir pelaksanaan kegiatan, baik internal maupun eksternal. Selain
itu, pemimpin mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan terkait pelaksanaan kegiatan kelembagaan. Pengambilan keputusan akan menentukan
perkembangan pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah setempat, akan tetapi keberadaan kewang belum perkembangan yang signifikan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 3 Adanya peraturan dan sanksi
Peraturan dan sanksi hukum dalam suatu kelembagaan sangat diperlukan untuk memberikan penegasan tentang pentingnya kelembagaan sasi. Penegasan
aturan sasi dilakukan agar tujuan pelestarian sumberdaya pesisir dapat berjalan dengan baik. Mengarahkan masyarakat agar tidak melanggar aturan karena
memiliki sanksi hukum tegas. Keberadaan peraturan dan sanksi yang diterapkan belum memberikan efek jera bagi yang melanggar. Berdasarkan uraian tersebut,
maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 4 Mempunyai batas wilayah
Batas wilayah suatu kelembagaan diperlukan untuk menentukan ruang lingkup masyarakat dalam melakukan aktifitas. Dalam kelembagaan sasi, batas
wilayah diperlukan untuk memudahkan kelembagaan sasi dalam hal pengawasan terhadap sumberdaya pesisir. Adanya wilayah kelembagaan sasi menentukan
tingkat keberlangsungan pengelolaan sumberdaya pesisir, sehingga tujuan pengelolaan sumberdaya pesisir dapat memberikan hasil yang optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; 5 Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat
Pengakuan pemerintah terhadap kelembagaan sasi sebagai bentuk kepercayaan pemerintah terhadap masyarakat adat. Dukungan pemerintah
memberikan penegasan bahwa masyarakat adat memiliki hak dan kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat lokal. Namun, pengakuan pemerintah tidak disertai dengan pengawasan terhadap pelaksanaan kelembagaan sasi. Berdasarkan uraian
tersebut, diberikan bobot 0,07 dan rating 3; 6 Struktur organisasi
Struktur organisasi dalam kelembagaan sasi diperlukan untuk meringankan pemimpin menjalankan tugas dan fungsinya. Adanya struktur organisasi agar
kegiatan kelembagaan dilakukan secara terstruktur dan terkordinasi dengan baik, sehingga tujuan pengelolaaan sumberdaya pesisir dapat memberikan hasil yang
optimal. Pelaksanaan kegiatan dalam kelembagaan sasi masih terdapat kelemahan dan belum terkordinasi dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,07 dan rating 3; dan 7 Adanya dukungan dari soa di Desa Keffing
Dukungan soa dikedua desa merupakan bentuk keikutsertaan masyarakat untuk mendukung kegiatan kelembagaan sasi. Masyarakat mempuyai peran
penting dalam kegiatan kelembagaan sasi. Keterlibatan masyarakat dalam kelembagaan sasi menandakaan bahwa adanya kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan pesisir, karena kehidupan masyarakat di wilayah pesisir sangat bergantung kepada sumberdaya tersebut. Dukungan masyarakat belum
menunjukkan hasil yang optimal, karena pelanggaran terhadap atauran sasi masih ada. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 3.
Faktor internal kelemahan
1 Wilayah pengelolaan sasi terbatas Keterbatasan wilayah pengelolaan sasi bagi masyarakat lokal di wilayah
pesisir akan memberikan dampak terhadap ruang gerak kelembagaan sasi. Peluang masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir tidak dilakukan
sepenuhnya akan tetapi hanya berdasarkan batas wilayah yang telah ditentukan. Keterbatasan lokasi sasi sehingga sumberdaya yang dihasilkan belum mencukupi
kebutuhan hidup masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dari selang 0,0-1,0 dan rating 2 dari selang 1-4;
2 Aktifitas dalam kelembagaan sasi tidak teratur Aktifitas yang tidak teratur dalam kelembagaan sasi memberikan dampak
negatif terhadap kegiatan kelembagaan baik dalam internal maupun ekternal sehingga tujuan pengelolan sumberdaya pesisir akan memberikan hasil yang tidak
maksimal terhadap kelembagaan sasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2;
3 Pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton Pemilihan pengurus kelembagaan secara monoton akan memberikan
pengaruh terhadap aktifitas dalam kelembagan sasi. Masyarakat yang dipilih belum tentu aktif dan memiliki pengetahuan tentang peran kelembagaan sasi,
sehingga pengelolaan sumberdaya pesisir tidak memberikan hasil optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2;
4 Tidak mempunyai atribut kelembagaan Atribut kelembagaan menandakan bahwa pengakuan dari pemerintah
tehadap kelembagaan tersebut bersifat tidak formal, sehingga perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan kelembagaan dalam pengelolan sumberdaya pesisir
kurang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,06 dan rating 3;
5 Tidak mempunyai aturan tertulis Pemberian sanksi bayar denda oleh kelembagaan sasi tidak memiliki aturan
tertulis, tetapi hanya berdasarkan kesepakatan bersama melalui musyawarah. Tidak adanya aturan tertulis tentang pemberian sanksi dapat melemahkan posisi
kelembagaan sasi dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,06 dan rating 3; dan
6 Waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan masyarakat atau pembeli Dalam kelembagaan sasi dikenal istilah buka sasi yang menandahkan
bahwa pengambilan sumberdaya perikanan di lokasi sasi sudah dibuka, akan tetapi buka sasi hanya dilaksanakan jika ada pengusaha yang ingin membeli
hasilnya dan tergantung pada kebutuhan masyarakat berdasarkan kesepakatan bersama. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan rating 2.
Faktor eksternal peluang
1
Mencegah konflik di masyarakat Pembentukan kelembagaan sasi membawa dampak positif terhadap
masyarakat setempat. Kehadiran kelembagaan sasi dapat mencegah konflik dimasyarakat yang selama ini menyebabkan kehidupan menjadi tidak harmonis.
Pencegahan terhadap konflik dimasyarakat lokal sudah berhasil, akan tetapi belum berjalan secara maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1
dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang 1-4; 2 Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut
Sumberdaya di wilayah pesisir merupakan hak masyarakat untuk memanfaatkan secara bersama. Namun hak tersebut perlu diatur agar tidak
menimbulkan kecemburuan sosial dalam pemanfataan sumberdaya tersebut. Selain itu, diperlukan pengaturan terhadap pemanfaatan sumberdaya pesisir agar
tidak menimbulkan konflik. Wujud keadilan yang diterapkan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir telah dijalankan, namun belum memberikan hasil optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4; dan 3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir
Pengelolaan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan memberikan perubahan terhadap kehidupan masayakat. Perubahan tersebut
dilakukan melalui pengaturan tentang pemanfaatan hasil laut. Pengelolan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan menciptakan kehidupan
yang tentram di masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diwujudkan melalui pemanfaatan hasil laut yang adil antara warga masyarakat. Berdasarkan
uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 3.
Faktor ekternal ancaman
1 Pengaruh budaya luar terhadap masyarakat lokal Pengaruh budaya terhadap masyarakat di wilayah pesisir menyebabkan
tingkat pemikiran masyarakat tentang tradisi sasi menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena munculnya budaya luar dansa yang menimbulkan ancaman
terhadap budaya lokal setempat, sehingga perlu dilakukan penguatan terhadap masyarakat lokal di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,09 dari selang 0,0-1,0 dan rating 2 dari selang 1-4; 2 Kurangnya perhatian Pemerintah Daerah
Kewenangan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki otoritas
terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Namun, kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya
kordinasi antara pemerintah daerah. Kurangnya perhatian pemerintah daerah akan mengancam eksistensi sasi di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka
diberikan bobot 0,09 dan rating 2; 3 Adanya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi
Munculnya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap aturan kelembagaan sasi. Hal
ini disebabkan karena pemikiran masyarakat tentang manfaat pembentukan kelembagaan sasi masih rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,12 dan rating 2; 4 Aktifitas penangkapan yang tidak adil oleh nelayan
Kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir yangtidak adil akan mengancam terjadinya konflik. Konflik tersebut disebabkan oleh nelayan luar yang
menggunakan alat tangkap yang modern. Sedangkan masyarakat pesisir hanya menggunakan alat tangkap tradisional. Hal ini menyebabkan kecemburuan sosial
antara masyarakat lokal dan masyarakat luar dalam kegiatan penangkapan ikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,12 dan rating 3;
5 Demografi penduduk di wilayah pesisir Demografi penduduk di wilayah pesisir memberikan dampak positif
maupun negatif. Sisi posisitif demografi penduduk yaitu memberikanan peningkatan terhadap jumlah penduduk yang berada di wilayah pesisir. Namun
sisi negatif dampak demografi penduduk di masyarakat pesisir akan mempengaruhi pemikiran masyarakat lokal. Hal ini terjadi akibat pengaruh
budaya luar yang masuk sehingga nilai-nilai lokal di masyarakat lambat laun menjadi hilang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,13 dan
rating 2; dan 6 Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir
Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang merusak lingkungan di wilayah pesisir sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari
masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Selain itu, lemahnya penegakan hukum dari pemerintah daerah menyebabkan kondisi ekologi di
wilayah pesisir menjadi terancam. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,15 dan rating 2;
2 Identifikasi tingkat pengelolaan dan masalah dalam kelembagaan sasi di
Desa Kway
Identifikasi masalah dalam kelembagaan sasi dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri dari faktor internal
kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman.
Faktor internal Kekuatan 1 Adanya kepala kewang
Keberadaan pemimpin dalam kelembagaan sasi memberikan kekuatan untuk mengkordinir pelaksanaan kegiatan, baik internal maupun eksternal. Selain
itu, pemimpin mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan oleh kewang akan menentukan perkembangan
pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang 1-4;
2 Adanya peraturan dan sanksi Peraturan dan sanksi hukum dalam suatu kelembagaan sangat diperlukan
untuk memberikan penegasan tentang pentingnya kelembagaan sasi. Penegasan aturan sasi untuk menciptakan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut.
Mengarahkan masyarakat agar tidak melanggar aturan karena memiliki sanksi hukum tegas. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4;
3 Mempunyai batas wilayah Batas wilayah suatu kelembagaan diperlukan untuk menentukan ruang
lingkup masyarakat dalam melakukan aktifitas. Dalam kelembagaan sasi, batas wilayah diperlukan untuk memudahkan kelembagaan sasi dalam hal pengawasan
terhadap sumberdaya yang dikelola. Adanya wilayah menentukan tingkat pengelolaan sumberdaya pesisir, sehingga tujuan pengelolaan sumberdaya pesisir
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dan rating 4;
4 Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat Pengakuan pemerintah terhadap kelembagaan sasi sebagai bentuk
kepercayaan pemerintah terhadap masyarakat adat. Dukungan pemerintah memberikan penegasan bahwa masyarakat adat memiliki hak dan kewenangan
dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,07 dan rating 2; 5 Struktur organisasi
Struktur organisasi dalam kelembagaan sasi diperlukan untuk meringankan pemimpin menjalankan tugas dan fungsinya. Adanya struktur organisasi agar
kegiatan kelembagan dilakukan secara terstruktur dan terkordinasi dengan baik, sehingga tujuan pengelolaaan sumberdaya pesisir dapat memberikan hasil yang
optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 2; dan 6 Adanya dukungan dari masyarakat
Dukungan masyarakat di Desa Kway merupakan bentuk keikutsertaan masyarakat untuk mendukung kegiatan kelembagaan sasi. Masyarakat mempuyai
peran penting dalam kegiatan kelembagaan sasi. Keterlibatan masyarakat menandakaan bahwa adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan pesisir,
karena kehidupan masyarakat di wilayah pesisir sangat bergantung kepada sumberdaya tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan
rating 3.
Faktor internal kelemahan
1 Wilayah pengelolaan sasi terbatas Keterbatasan wilayah pengelolaan sasi bagi masyarakat lokal di wilayah
pesisir akan memberikan dampak terhadap ruang gerak kelembagaan sasi, sehingga peluang masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir tidak
dilakukan sepenuhnya akan tetapi hanya berdasarkan batas wilayah yang telah ditentukan Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dari selang
0,0-1,0 dan rating 2 dari selang 1-4; 2 Aktifitas dalam kelembagaan sasi tidak teratur
Aktifitas yang tidak teratur dalam kelembagaan sasi memberikan dampak negatif terhadap kegiatan kelembagaan baik dalam internal maupun ekternal
sehingga tujuan pengelolan sumberdaya pesisir akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap kelembagaan sasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka
diberikan bobot 0,08 dan rating 2; 3 Pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton
Pemilihan pengurus kelembagaan secara monoton akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas dalam kelembagan sasi, karena masyarakat yang
dipilih belum tentu aktif dan memiliki pengetahuan tentang kelembagaan sasi dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka
diberikan bobot 0,07 dan rating 3; 4 Tidak mempunyai atribut kelembagaan
Atribut kelembagaan menandakan bahwa pengakuan dari pemerintah tehadap kelembagaan tersebut bersifat tidak formal, sehingga perhatian dari
pemerintah terhadap kegiatan kelembagaan dalam pengelolan sumberdaya pesisir kurang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,08 dan
rating 2;
5 Tidak mempunyai aturan tertulis Pemberian sanksi bayar denda oleh kelembagaan sasi tidak memiliki aturan
tertulis, tetapi hanya berdasarkan kesepakatan bersama melalui musyawarah. Tidak adanya aturan tertulis tentang pemberian sanksi dapat melemahkan posisi
kelembagaan sasi dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dan rating 2; dan
6 Waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan masyarakat atau pembeli Dalam kelembagaan sasi dikenal istilah buka sasi yang menandahkan bahwa
pengambilan sumberdaya perikanan di lokasi sasi sudah dibuka, akan tetapi buka sasi hanya dilaksanakan jika ada pengusaha yang ingin membeli hasilnya dan
tergantung pada kebutuhan masyarakat berdasarkan kesepakatan bersama. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dan rating 3.
Faktor eksternal peluang
1
Mencegah konflik dimasyarakat Pembentukan kelembagaan sasi membawa dampak positif terhadap
masyarakat setempat. Kehadiran kelembagaan sasi dapat mencegah konflik dimasyarakat yang selama ini menyebabkan kehidupan menjadi tidak harmonis.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,1 dari selang 0,0-1,0 dan rating 4 dari selang 1-4;
2 Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut Sumberdaya di wilayah pesisir merupakan hak masyarakat untuk
memanfaatkan secara bersama. Namun hak tersebut perlu diatur agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dalam pemanfataan sumberdaya tersebut.
Selain itu, diperlukan pengaturan terhadap pemanfaatan sumberdaya pesisir agar tidak menimbulkan konflik. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot
0,1 dan rating 4; dan 3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir
Pengelolaan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan memberikan perubahan terhadap kehidupan masayakat.Perubahan tersebut
dilakukan melalui pengaturan tentang pemanfaatan hasil laut.Pengelolan sumberdaya pesisir oleh kelembagaan sasi diharapkan menciptakan kehidupan
yang tentram di masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diwujudkan
melalui pemanfaatan hasil laut yang adil antara warga masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,09 dan rating 3.
Faktor ekternal ancaman
1 Kurangnya perhatian Pemerintah Daerah Kewenangan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir tidak
lepas dari dukungan pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki otoritas terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Namun, kurangnya perhatian
pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kordinasi antara pemerintah daerah dengan lembaga aday setempat. Kurangnya
perhatian pemerintah daerah akan mengancam eksistensi sasi di wilayah pesisir. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,07 dari selang 0,0-1,0 dan
rating 3 dari selang 1-4; 2 Adanya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi
Munculnya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi menandakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap aturan kelembagaan sasi. Hal
ini disebabkan karena pemikiran masyarakat tentang manfaat pembentukan kelembagaan sasi masih rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,14 dan rating 1; 3 Aktifitas penangkapan yang tidak adil antara nelayan
Kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir yang tidak adil akan mengancam terjadinya konflik. Konflik tersebut disebabkan oleh nelayan luar yang
menggunakan alat tangkap yang modern. Sedangkan masyarakat pesisir hanya menggunakan alat tangkap tradisional. Hal ini menyebabkan kecemburuan sosial
antara masyarakat lokal dan masyarakat luar dalam kegiatan penangkapan ikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,15 dan rating 1;
4 Demografi penduduk di wilayah pesisir Demografi penduduk di wilayah pesisir memberikan dampak positif
maupun negatif. Sisi posisitif demografi penduduk yaitu memberikanan peningkatan terhadap jumlah penduduk yang berada di wilayah pesisir. Namun
sisi negatif dampak demografi penduduk di masyarakat pesisir akan mempengaruhi pemikiran masyarakat lokal. Hal ini terjadi akibat pengaruh
budaya luar yang masuk sehingga nilai-nilai lokal di masyarakat lambat laun
menjadi hilang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,18 dan rating 1; dan
5 Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang merusak lingkungan di
wilayah pesisir sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Selain itu, lemahnya
penegakan hukum dari pemerintah daerah menyebabkan kondisi ekologi di wilayah pesisir menjadi terancam. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,17 dan rating 1.
5.2.2 Matriks IFES dan EFES