menjadi hilang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan bobot 0,18 dan rating 1; dan
5 Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang merusak lingkungan di
wilayah pesisir sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Selain itu, lemahnya
penegakan hukum dari pemerintah daerah menyebabkan kondisi ekologi di wilayah pesisir menjadi terancam. Berdasarkan uraian tersebut, maka diberikan
bobot 0,17 dan rating 1.
5.2.2 Matriks IFES dan EFES
Berdasarkan faktor internal kita dapat mengetahui kondisi kelembagaan sasi di Desa Keffing dan Desa Kway melalui internal factor evaluation IFE. Matriks
IFE menggambarkan secara kualitatif nilai dari kekutan dan kelemahan yang ada di kelembagaan sasi. Matriks IFE di Desa Keffing dapat dilihat pada tabel 12
berikut: Tabel 12 Matriks Internal Facktor Evaluation IFE di Desa Keffing
Kode Faktor-faktor Internal
Rating Bobot Nilai
Rating x Bobot Kekuatan
Strengh S1
Adanya kepala adat Raja 4
0,08 0,32
S2
Adanya kepala kewang kelembagaan sasi
4 0,1
0,4 S3
Adanya peraturan dan sanksi 4
0,1 0,4
S4 Mempunyai batas wilayah
4 0,1
0,4 S5
Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan
pemerintah pusat 3
0,07 0,21
S6 Struktur organisasi
3 0,07
0,21 S7
Adanya dukungan dari soa di Desa Keffing
3 0,07
0,21
Jumlah 2,15
Kode Faktor-faktor Internal
Rating Bobot Nilai
Rating x Bobot Kelemahan
Weakness W1
Wilayah pengelolaan sasi terbatas
2 0,08
0,16 W2
Aktifitas dalam kelembagaan sasi tidak teratur
2 0,07
0,14 W3
Pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton
3 0,06
0,18 W4
Tidak mempunyai atribut kelembagaan
3 0,06
0,18 W5
Waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan masyarakat
pembeli
2 0,08
0,16 W6
Tidak mempunyai aturan tertulis
3 0,06
0,18
Jumlah 1,00
1,00 Jumlah total
3,15
Menurut David 2003 kriteria analisis SWOT yaitu 1,0-1,99 berada pada kriteria lemah, 2,0-2,99 berada pada kriteria sedang dan 3,0-4,0 berada pada
kriteria tinggi. Berdasarkan hasil analisis matriks faktor internal diperoleh nilai sebesar 3,15 nilai ini berada pada kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi internal kelembagaan sasi di Desa Keffing didominasi oleh kekuatan yang mendorong perkembangan kelembagaan sasi. Faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman yang telah diidentifikasi, ditabulasikan kedalam matriks eksternal factor evaluation EFE. Matriks EFE menggambarakan secara kualitatif nilai dari
peluang dan ancaman yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan sasi dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 13 Matriks eksternal factor evaluation EFE kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Keffing
Kode Faktor-faktor Eksternal Rating
Bobot Nilai
Rating x Bobot Peluang
Opportunity O1
Mencegah konflik dimasyarakat
4 0,1
0,4 O2
Mewujudakan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut
4 0,1
0,4 O3
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir
3 0,1
0,3
Jumlah 1.10
Kode Faktor-faktor Eksternal Rating
Bobot Nilai
Bobot x Rating Ancaman
Threatment T1
Pengaruh budaya luar terhadap masyarakat lokal
2 0,09
0,18 T2
Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap
kelembagaan sasi 2
0,09 0,18
T3
Adanya pelanggaran terhadap aturan sasi
2 0,12
0,24 T4
Aktivitas penangkapan ikan yang tidak adil antara nelayan
3 0,12
0,36 T5
Demografi penduduk di wilayah pesisir akan
mengancam eksistensi sasi 2
0,13 0,26
T6
Adanya kegiatan penangkapan ikan yang
merusak lingkungan pesisir 2
0,15 0,3
Jumlah 1,00
1,52 Jumlah total
2,62
Analisis faktor eksternal kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Keffing menghasilkan nilai sebesar 2,62. Nilai ini berada pada
kriteri sedang yang menunjukkan faktor peluang dan ancaman berada pada kondisi seimbang.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi alternatif kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di DesaKeffing yaitu:
1 Mengembangkan kelembagaan sasi dalam pengelolaan sumberdaya pesisir 2 Memberikan sanksi yang tegas kepada masyarakat yang melanggar aturan
kelembagaan sasi; 3 Perlu dilakukan penguatan terhadap kelembagaan sasi
4 Demografi penduduk di wilayah persisir diatur dengan Peraturan Daerah PERDA;
5 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia; dan 6 Perlu adanya Peraturan Daerah PERDA yang menguatkan melegalkan
kearifan lokal.
Tabel 14 Matriks SWOT kelembagaan sasi di Desa Keffing
Internal
Ekstenal Kekuatan
1.Adanya kepala adatraja S1
2.Adanya pemimpin kelembagaan sasiS2
3. Adanya peraturan dan sanksi S3
4. Mempunyai batas wilayah S4
5.Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan
pemerintah pusatS5 6. Memiliki Struktur
organisasi S6 7. Adanya dukungan dari
Soa di Desa Keffing S7
Kelemahan
1. Wilayah pengelolaan sasi terbatas W1
2. Aktivitas dalam kelembagaan sasi
tidak teratur W2 3.Pengurus
kelembagaan sasi dipilih secara
monoton W3
4. Tidak mempunyai atribut kelembagaan
W4 5. Waktu buka sasi
berdasarkan kebutuhan
masyarakat pembeli W5
6. Tidak mempunyai aturan tertulis W6
Peluang
1. Mencegah konflik dimasyarakat O1;
2. Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan
hasil laut O2; 3.Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di wilayah
pesisir O3.
Strategi SO
1. Mengoptimalkan kekuatan S1, S2
untuk menerapkan S3 agar dapat mencapai
O1,O2, dan O3
2. Menentukan S4 agar O1 dan O2
sehingga dapat O3 3. Diperlukan S5 untuk
O2 sehingga O3 dan
4. Diperlukan S7 untuk O1 sehingga O2,O3
Strategi WO
1. Mengoptimalkan W2 dan W3 agar
O1 sehingga O2 2. Memperbaiki W5
agar mencapai O1, O2, dan O3
3. Memperbaiki W6 agar O1 sehingga
O2, dan O3
Ancaman
1. Pengaruh budaya luar terhadap masyarakat
lokal T1 2. Kurangnya perhatian
pemerintah daerah terhadap kelembagaan
sasi T2
3. Adanya Pelanggaran terhadap aturan sasi
T3 4. Aktivitas penangkapan
ikan yang tidak adil antara nelayan T4
5. Demografi penduduk di wilayah pesisir akan
mengancam eksistensi sasi T5
6. Adanya kegiatan penangkapan ikan
yang merusak lingkungan pesisir
T6
Strategi ST
1. Mengoptimalkan kekuatan S1dan S2
untuk menerapkan S3 agar mencegah T3,
T4 dan T6
2. Menentukan S4 untuk menghindari
T3, T4 dan T6 3. Diperlukan S5 untuk
meningkatkan T2 4. Diperlukan S7 untuk
mencegah T1, T4, T5 dan T6.
Strategi WT
1. Mengoptimalkan W1 untuk
mencegah T3, T4 dan T6;
2. Memperbaiki W2, W3 dan W5 untuk
mencegah T1, T3, T4, T5 dan T6
3. Memperbaiki W6 untuk mencegah
T3, T4 dan T6.
Matriks IFE internal factor evaluation menggambarkan secara kualitatif nilai dari kekutan dan kelemahan yang ada di kelembagaan sasi. Matriks EFE
eksternal factor evaluation menggambarkan secara kualitatif nilai dari peluang dan ancaman yang ada di kelembagaan sasi. Matriks IFE di Desa Kway dapat
dilihat pada Tabel 15 berikut:
Tabel 15 Matriks Internal Facktor Evaluation IFE di Desa Kway
Kode Faktor-faktor Internal
Rating Bobot
Nilai Rating x Bobot
Kekuatan Strengh
S1 Adanya kapala kewang
4 0,1
0,4 S2
Adanya peraturan dan sanksi 4
0,1 0,36
S3 Mempunyai batas wilayah
4 0,1
0,36 S4
Adanya struktur organisasi 2
0,07 0,14
S5
Adanya dukungan dari masyarakat
3 0,08
0,24 S6
Adanya pengakuan dari pemerintah pusat
danpemerintah daerah 2
0,07 0,14
Jumlah 1,72
Kode Faktor-faktor Internal
Rating Bobot
Nilai Rating x Bobot
Kelemahan Weakness
W1
Wilayah sasi terbatas 2
0,09 0,18
W2
Aktifitas dalam kelembagaan tidak teratur
2 0,08
0,16 W3
pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton
3 0,07
0,21 W4
Tidak mempunyai atribut kelembagaan
2 0,08
0,16
W5
waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan
masyarakatpembeli 3
0,07 0,21
W6
Tidak mempunyai aturan tertulis
2 0,09
0,18
Jumlah 1,00
1,1 Jumlah total
2,82
Berdasarkan hasil analisis matriks faktor internal diperoleh nilai sebesar 2,82 nilai ini berada pada kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
faktor internal kekuatan dan kelemahan terhadap kelembagaan sasi di Desa Kway berada pada kondisi seimbang.
Tabel16 Matriks eksternal factor evaluation EFE kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Kway
Kode Faktor-faktor Eksternal
Rating Bobot Nilai
Rating x Bobot Peluang
Opportunity O1
Mencegah konflik di masyarakat
4 0,1
0,4 O2
Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut
4 0,1
0,4 O3
Meningkat kesejahteraan masyarakat
3 0,09
0,27
Jumlah 1,07
Kode Faktor-faktor Eksternal
Rating Bobot Nilai
Rating x Bobot Ancaman
Threatment T1
Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap
kearifan lokal 3
0,07 0,21
T2
Adanya pelanggaran terhadap aturan kelembagaan sasi
1 0,14
0,14 T3
Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak
lingkungan pesisir 1
0,17 0,17
T4
Demografi penduduk akan mengancam eksistensi sasi
1 0,18
0,18 T5
Aktifitas penangkapan ikan yang tidak adil antara nelayan
1 0,15
0,15
Jumlah 1,00
0,85 Jumlah total
1,92
Analisis faktor eksternal kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Kway menghasilkan nilai sebesar 1,92. Nilai ini berada pada
kriteria lemah yang menunjukkan ancaman terhadap kelembagaan sasi di Desa Kway lebih besar dari pada peluang. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk
mengembangkan kelembagaan sasi di Desa Kway sangat sulit untuk dilakukan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi alternatif kelembagaan sasi
dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Kway yaitu: 1 Perlu dilakukan penguatan terhadap kelembagaan sasi;
2 Diperlukan dukungan dari masyarakat terhadap kelembagaan sasi
3 Perlu adanya Peraturan Daerah PERDA yang menguatkan melegalkan kearifan lokal;
4 Demografi penduduk di wilayah pesisir harus diatur dengan PERDA; 5 Memperbaiki kualitas sumberdaya manusia di Desa Kway; dan
6 Menerapkan aturan sanksi yang tegas kepada masyarakat yang melanggar. Tabel 17 Matriks SWOT kelembagaan sasidi Desa Kway
Internal
Ekstenal Kekuatan
1.Adanya pemimpin kelembagaan sasiS1
2.Adanya peraturan dan sanksi S2
3. Mempunyai batas wilayah S3
4.Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan
pemerintah pusatS4 5. Memiliki Struktur
organisasi S5 6. Adanya dukungan dari
masyarakat S6
Kelemahan
1. Wilayah pengelolaan sasi terbatas W1
2.Aktivitas dalam kelembagaan sasi tidak
teratur W2 3.Pengurus kelembagaan
sasi dipilih secara monoton W3
4.Tidak mempunyai atribut kelembagaan
W4 5.Waktu buka sasi
berdasarkan kebutuhan masyarakat pembeli
W5
6.Tidak mempunyai aturan tertulis W6
Peluang
1. Mencegah konflik dimasyarakat O1;
2. Mewujudkan keadilan
dalampemanfaatan hasil laut O2;
3.Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di
wilayah pesisir
O3.
Strategi SO
1. Mengoptimalkan kekuatan S1 untuk
menerapkan S2 agar dapat mencapai
O1,O2, dan O3
2. Menentukan S3 agar O1 dan O2
sehingga dapat O3 3. Diperlukan S4, S6
untuk menerapkan S2 sehingga O1,O2 dan
O3
Strategi WO
1. Mengoptimalkan W2 dan W3 agar O1
sehingga O2 2. Memperbaiki W5
agar mencapai O1, O2, dan O3
3. Memperbaiki W6 agar O1 sehingga O2,
dan O3
Ancaman
1. Kurangnya perhatian
pemerintah daerah terhadap
kelembagaan sasi T1
2. Adanya Pelanggaran
terhadap aturan sasi T2
3. Aktivitas penangkapan ikan
yang tidak adil antara nelayan T3
4. Demografi penduduk di
wilayah pesisir akan mengancam
eksistensi sasi T4
5. Adanya kegiatan penangkapan ikan
yang merusak lingkungan pesisir
T5
Strategi ST
1. Mengoptimalkan kekuatan S1 untuk
menerapkan S2 agar mencegah T2, T3 dan
T5
2. Menentukan S3 untuk menghindari
T2, T3 dan T5 3. Diperlukan S5 untuk
meningkatkan T2 4. Diperlukan S4, S6
untuk mencegah T2, T3, T4 dan T5.
Strategi WT
1. Mengoptimalkan W1 untuk mencegah T2,
T3 dan T5; 2. Memperbaiki W2,
W3 dan W6 untuk mencegah T1, T2,
T3, T4 dan T5
3. Memperbaiki W2,W6 untuk
mencegah T2, T3 dan T5.
3.5.4 Matriks Perencanaan Strategis Kualitatif QSPM