Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate, SR Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate,SGR Laju Transfer Oksigen Oxygen Transfer Rate, OTR

8 adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah berlawanan arah dengan gerak elektron. Arus searah DC merupakan arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja tidak berubah dari positif kenegatif, atau sebaliknya. Rumus untuk menghitung daya listrik adalah sebagai berikut: P = V I Keterangan: P = daya listrik watt V = perbedaan potensial listrik volt I = kuat arus listrik ampere

2.5 Parameter yang Diukur

2.5.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate, SR

Tingkat kelangsungan hidup postlarva udang vaname atau sintasan SR menurut Effendi 2004 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SR = Nt No x 100 Keterangan: SR = tingkat kelangsungan hidup Nt = jumlah postlarva udang hidup pada akhir pengamatan No = jumlah postlarva udang pada awal pengamatan

2.5.2 Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate,SGR

Pertumbuhan bobot total diamati pada awal dan akhir penelitian. Menurut Effendi 2004 pertumbuhan bobot postlarva udang vaname dihitung berdasarkan pertambahan bobot berdasarkan rumus berikut : α = { - 1 x 100 } Keterangan: α = laju pertumbuhan spesifik postlarva udang t = lama waktu pemeliharaan postlarva udang hari 9 Wt = bobot rata-rata akhir postlarva udang mg Wo = bobot rata-rata awal postlarva udang mg

2.5.3 Laju Transfer Oksigen Oxygen Transfer Rate, OTR

Oxygen Transfer Rate OTR menggambarkan seberapa besar oksigen yang ditransfer dari udara ke dalam perairan melalui kinerja aerator. Eckenfelder and Ford 1968 dalam Boyd 1982 menyajikan persamaan berikut untuk menghitung koefisien transfer oksigen : K L a T = – x 1,024 T-20 1 Setelah penghitungan koefisien transfer oksigen, kemudian dilanjutkan dengan penghitungan jumlah oksigen yang ditransfer persatuan waktu sebagai berikut : OTR T = K L a T x Cs x volume tangki liter : 10 6 mgkg 2 Keterangan : OTR T = oksigen yang ditransfer persatuan waktu pada suhu yang diinginkankg O 2 jam K L aα = koreksi oksigen transfer jam Cs = kejenuhan oksigen untuk suhu dan tekanan yang ada mgl C1 = konsentrasi oksigen awal mgl C2 = konsentrasi oksigen akhir mgl t1 = waktu awal aerasi jam t2 = waktu akhir aerasi jam T = suhu °C Penghitungan nilai laju transfer oksigen dalam penelitian dilakukan dengan cara antara lain menyiapkan wadah akuarium yang diisi air laut 52 liter sebanyak 3 buah akuarium untuk perlakuan pompa DC dengan SES dan pompa DC dengan SEP serta kontrol. Kontrol dimaksudkan sebagai faktor selisih dari 10 nilai laju transfer oksigen yang terukur pada kedua perlakuan. Penghitungan dilakukan dalam keadaan salinitas 32 ppt, suhu 26 °C, waktu 30 menit, serta penghitungan nilai konsentrasi oksigen terlarut jenuh sebesar 6,98 mgl Toonen, 2006. Disetiap wadah terlebih dahulu diukur nilai oksigen terlarutnya kemudian diberikan bahan kimia Natrium Sulfit Na 2 SO 3 dengan dosis 7,9 mgl untuk menghilangkan 1 mgl oksigen terlarut, untuk memastikan oksigen hilang sempurna umumnya ditambahkan 1,5-2 kali dari dosis Boyd, 1982. Setelah dimasukkan Natrium Sulfit, kemudian diukur kembali hingga nilai oksigen terlarutnya minimum. Setelah itu dilakukan aerasi selama 30 menit baru kemudian diukur kembali nilai oksigen terlarut akhirnya. Khusus wadah kontrol tidak dilakukan aerasi karena faktor difusi dari udara ke dalam air meningkat karena perbedaan tekanan dalam air dan udara setelah dilakukan pengurangan oksigen terlarut dalam air, oleh karena itu nilai laju transfer oksigen kontrol sebagai selisih dari nilai laju transfer oksigen terlarut yang sudah dihitung.

2.5.4 Efektivitas Alat Aerasi E