24 Berdasarkan tabel nilai amonia pada media pemeliharaan postlarva udang
vaname dengan sumber energi yang berbeda, dapat diketahui bahwa nilai amonia pada perlakuan SES dan perlakuan SEP tidak memberikan nilai yang beda nyata
pada pengukuran hari ke-0, hari ke-14 dan hari ke-20. Sedangkan nilai amonia kedua perlakuan pada hari ke-7 menghasilkan nilai amonia yang beda nyata.
3.1.2.6 Salinitas Media Pemeliharaan Postlarva Vaname
Salinitas media pemeliharaan postlarva udang vaname diukur setiap 7 hari sekali, ditunjukkan oleh Tabel 12. berikut.
Tabel 12. Salinitas media pemeliharaan postlarva vaname
Perlakuan Parameter Kualitas Air
Salinitas gl SES
31 - 33 SEP
31 - 33,5
Berdasarkan tabel nilai salinitas yang terukur, dapat diketahui bahwa salinitas perlakuan SES berkisar 31-35 ppt, sedangkan salinitas perlakuan SEP
berkisar 31-33,5 ppt.
3.1.3 Pengukuran Oxygen Transfer Rate OTR dan Efektivitas Alat E
Nilai transfer oksigen yang diukur pada penelitian penggunaan pompa DC dengan sumber energi surya SES dan sumber energi PLN SEP pada
pemeliharaan postlarva vaname ditunjukkan oleh Gambar 15. di bawah ini.
25 Gambar 15. Laju transfer oksigen pompa DC setiap perlakuan pada pemeliharaan
postlarva udang vaname. Oxygen Transfer Rate OTR menggambarkan seberapa besar oksigen
yang ditransfer dari udara ke dalam perairan melalui kinerja aerator. Laju transfer oksigen kedua perlakuan relatif sama yaitu pada perlakuan SES yaitu 0,00165 kg
O
2
jam. Sedangkan laju transfer oksigen perlakuan SEP sebesar 0,00117 kg O
2
jam. Nilai OTR kontrol sebesar 0,000098 kg O
2
jam. Pengukuran efektivitas alat yatu pompa DC ini dilakukan dalam kondisi
suhu, salinitas dan tekanan yang sama Lampiran 3. Hasil pengukuran efektivitas pompa DC pada penelitian pemeliharaan postlarva udang vaname terlihat pada
Gambar 16. berikut.
Gambar 16. Efektivitas alat pompa DC setiap perlakuan pada pemeliharaan postlarva udang vaname.
0,0002 0,0004
0,0006 0,0008
0,001 0,0012
0,0014 0,0016
0,0018
Kont rol Solar cell
PLN
O xy
ge n
T ra
n sf
er R
at e
kg O
2 ja
m
Perlakuan 9,8x10
-5
1,65x10
-3
1,17x10
-3
11,2 86,1
75,3
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kont rol Solar cell
PLN
E fe
kt iv
it as
A la
t
Perlakuan
SES SEP
SES SEP
26 Berdasarkan grafik efektivitas alat pompa DC pada media pemeliharaan
postlarva udang vaname dengan sumber energi yang berbeda, dapat diketahui bahwa persentase alat kedua perlakuan relatif sama yaitu pada perlakuan SES
sebesar 86,1 . Sedangkan persentase pompa DC pada perlakuan SEP sebesar 75,3 . Nilai efektivitas pada kontrol adalah sebesar 11,2 .
3.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate, SR Postlarva Vaname
Tingkat kelangsungan hidup postlarva udang vaname dapat dilihat pada Gambar 17. Di bawah ini.
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata
Gambar 17. Tingkat kelangsungan hidup postlarva udang vaname pada perlakuan SES dan SEP.
Berdasarkan grafik tingkat kelangsungan hidup postlarva udang vaname dengan sumber energi yang berbeda, dapat diketahui bahwa nilai kelangsungan
hidup SR pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata. Tingkat kelangsungan hidup udang vaname pada perlakuan pompa DC dengan sumber energi surya
SES sebesar 95±7,07 dan perlakuan penggunaan pompa DC dengan sumber energi PLN SEP sebesar 98,125±2,65.
Menurut Gambar 17. di atas dapat dilakukan analisa data dengan tabel ANOVA dan SPSS 16 Lampiran 9 yang kemudian dapat dilihat pada Tabel 13
di bawah ini.
95 98,125
80 85
90 95
100 105
Solar Cell PLN
S R
Sumber Listrik
a a
SES SEP
27 Tabel 13. Tingkat kelangsungan hidup SR, postlarva udang vaname dengan
perlakuan pompa DC dan sumber energi yang berbeda
Tingkat Kelangsungan Hidup SR, SES
SEP 95,00±7,07
a
98,13±2,65
a
Keterangan : Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi. Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata p0,05.
Berdasarkan tabel tingkat kelangsungan hidup postlarva udang vaname dengan sumber energi yang berbeda, dapat diketahui bahwa tingkat kelangsungan
hidup SR pada perlakuan SES sebesar 95 , sedangkan tingkat kelangsungan hidup SR pada perlakuan SEP sebesar 98,13 . Nilai kelangsungan hidup kedua
perlakuan tersebut tidak beda nyata.
3.1.5 Laju Pertumbuhan Spesifik Spesific Growth Rate, SGR Postlarva