17 Grafik DO harian di atas menunjukkan bahwa nilai DO kedua perlakuan
pada hari ke-1 relatif sama yaitu 6,6±0,00 mgl. Kemudian pada ke-5 dan ke-10 mengalami penurunan nilai DO sebesar 4,2±0,14 mgl dan 4,25±0,07 mgl untuk
perlakuan SES. Sama halnya dengan nilai DO perlakuan SEP mengalami penurunan dari hari ke-5 dan 10 sebesar 10,1±0,42 mgl dan 5,55±0,07 mgl. Pada
hari ke-15 nilai DO kedua perlakuan naik menjadi 6,9±0,42 mgl dan 6,95±0,49 mgl. Sedangkan pada hari terakhir pemeliharaan hari ke-20 menunjukkan nilai
DO sebesar 3,85±1,34 mgl pada surya dan 7,4±0,14 mgl pada PLN. Menurut Gambar 9. di atas dapat dilakukan analisa data dengan tabel
ANOVA dan SPSS 16 Lampiran 4 yang kemudian dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Nilai DO media pemeliharaan dengan sumber energi yang berbeda
DO mgl Hari Ke-
SES SEP
1 6,60±0,00
a
6,60±0,00
a
5 4,20±0,14
a
10,1±0,42
b
10 4,25±0,07
a
5,55±0,07
b
15 6,90±0,42
a
6,95±0,49
a
19 3,85±1,34
a
7,40±0,14
b
Keterangan : Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi. Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata p0,05.
Nilai DO dari perlakuan SES maupun SEP yang ditunjukkan oleh Tabel 4 di atas yaitu pada hari ke-1 dan hari ke-15 memberikan hasil yang tidak beda
nyata. Sedangkan nilai DO pada hari ke-5, 10 dan 19 memberikan hasil yang beda nyata.
3.1.2.2 Suhu Media Pemeliharaan Postlarva Vaname
Pengukuran suhu dilakukan setiap 8 jam sekali bersamaan dengan pengukuran oksigen terlarut menggunakan DO meter. Suhu pada kedua perlakuan
dapat dilihat pada Gambar 10. berikut.
18
Gambar 10. Grafik suhu harian media pemeliharaan postlarva udang vaname.
Berdasarkan grafik suhu harian medi pemeliharaan postlarva vaname di atas dapat dilihat bahwa nilai suhu pada perlakuan listrik surya PLN relatif sama.
Nilai suhu pada perlakuan SES berkisar 25-28,6 °C, sedangkan nilai suhu pada perlakuan SEP berkisar 25-28,1 °C.
Oksigen terlarut pada perlakuan pompa DC dengan SES dan pompa DC dengan SEP setiap 5 hari selama 20 hari pemeliharaan ditunjukkan oleh
Gambar 11. di bawah.
Gambar 11. Grafik suhu media pemeliharaan udang vaname pukul 14.00 pada hari ke1, 5, 10, 15, dan 19.
Berdasar grafik suhu media pemeliharaan postlarva vaname setiap 5 hari, dapat diketahui bahwa nilai suhu pada hari ke-1 relatis sama yaitu 27,00±0,00 °C.
Kemudian keduanya turun pada hari ke-5 yaitu 25,75±0,07 °C pada perlakuan
19 SES dan 25,90±0,00 °C pada perlakuan SEP. Suhu hari ke-10 dan hari ke-15
perlakuan SES dan SEP berurutan antara lain 26,75±0,07 °C dan 27,00±0,14 °C serta 28,05±0,07 °C dan 27,3±0,14 °C. Setelah itu terus mengalami kenaikan
hingga hari ke-19 yaitu 27,95±0,07 °C pada SES dan 27,90±0,00 °C pada SEP. Menurut Gambar 11. di atas dapat dilakukan analisa data dengan tabel
ANOVA dan SPSS 16 Lampiran 5 yang kemudian dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Suhu pada media pemeliharaan udang vaname dengan sumber energi yang berbeda
Suhu °C Hari Ke-
SES SEP
1 27,00±0,00
a
27,00±0,00
a
5 25,75±0,07
a
25,90±0,00
a
10 26,75±0,07
a
27,00±0,14
b
15 28,05±0,07
a
27,30±0,14
b
19 27,95±0,07
a
27,90±0,00
a
Keterangan : Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi. Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata p0,05.
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai suhu kedua perlakuan yaitu SES dan SEP pada hari ke-1, 5 dan 19 tidak berbeda nyata. Sedangkan nilai suhu
kedua perlakuan pada hari ke-10 dan hari ke-15 berbeda nyata.
3.1.2.3 pH Media Pemeliharaan Postlarva Vaname