anti jamur dan bakteri. Larutan tersebut merupakan campuran dari Benstar, Agristik, dan Agrept, perendaman eksplan di dalam larutan sterilan dilakukan selama 15 menit.
3.3.2.3 Penanaman
Eksplan yang telah direndam di dalam larutan sterilan ditiriskandikering anginkan. Pilih eksplan dengan kondisi batang eksplan yang baik, direndam dalam
larutan hormon 400 ppm, 450 ppm, 500 ppm, 550 ppm, dan 600 ppm, masing-masing 30 eksplan untuk tiga box mika, dimana masing-masing box ditanam sepuluh
eksplan. Eksplan direndam selama 15 menit. Selama perendaman, siapkan pasta kalsium karbonat CaCO
3
, dan dalam pembuatan pasta tersebut pelarut yang digunakan masing-masing konsentrasi hormon.
Setelah 15 menit, eksplan ditanam pada media. Sebelum ditanam, bagian pangkal eksplan diolesi pasta hingga sayatan pada bagian pangkal eksplan tertutup.
Kemudian eksplan ditanam pada lubang tanam yang telah tersedia. Setelah itu eksplan dan media yang telah ditanam, disiramdisemprot dengan air hingga basah
secara merata. Selanjutnya box mika ditutup dan disteples secara rapat, box tersebut disimpan di dalam sungkup plastik.
3.3.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan penyiraman pada lantai sungkup agar tetap lembab. Selain itu, dilakukan penyiangan untuk mengatasi gulma yang
terdapat di dalam sungkup.
3.3.4 Pengamatan dan Pengambilan Data
3.3.4.1 Tinggi
Panjang eksplan awal diukur terlebih dahulu setelah dilakukan penanaman. Hal ini untuk pengamatan tinggi eksplan setelah ditanam, dan pengukuran dilakukan dua
minggu sekali. Tinggi bahan stek tersebut diukur secara konsisten dari pangkal hingga ujung batang pucuk.
3.3.4.2 Jumlah eksplan yang hidup dan laju kematian
Keberhasilan tumbuh eksplan yang hidup diamati tiap dua minggu. Selain eksplan yang hidup, jumlah eksplan yang mati ataupun yang mengalami daun rontok
juga diamati. Sehingga hasil akhir akan diperoleh data persentase hidup eksplan.
Setiap minggu terdapat eksplan yang mati, maka dapat dihitung laju kematian eksplan tiap minggunya dengan rumus:
3.3.4.3 Jumlah dan panjang akar
Parameter lain untuk mengkaji pertumbuhan eksplan adalah jumlah akar yang keluar dan pengukuran akar dari tiap eksplan. Pengukuran ini dilakukan pada akhir
pengamatan yaitu pada pengamatan ke-5 minggu ke-10.
3.3.4.4 Persentase eksplan yang berakar
Pengamatan persentase berakar dilakukan pada minggu ke-10 pengamatan ke-5. Dari jumlah eksplan yang hidup dapat, namun belum tentu memiliki akar. Maka,
dapat dipersentasekan jumlah eksplan yang berakar dengan rumus:
3.3.5 Analisis Data
Penelitian dengan menggunakan rancangan Percobaan Faktorial 3 x 5 dalam Rancangan Acak Kelompok. Untuk masing-masing faktor dirinci sebagai berikut :
Faktor A : Jenis media, terdiri dari :
A1 : Media berupa tanah A2 : Media berupa pasir
A3 : Media berupa campuran tanah, pasir, dan kompos
Faktor B : Konsentrasi hormon IBA, terdiri dari :
B1 : IBA dengan konsentrasi 400 ppm B2 : IBA dengan konsentrasi 450 ppm
B3 : IBA dengan konsentrasi 500 ppm B4 : IBA dengan konsentrasi 550 ppm
B5 : IBA dengan konsentrasi 600 ppm Jumlah yang digunakan sebanyak 3 kelompok, dengan tiap kelompok terdiri
dari 150 eksplan, serta masing-masing perlakuan terdiri dari 10 eskplan. Dengan demikian jumlah eksplan yang digunakan sebanyak 450 eksplan. Pembagian
kelompok ini berdasarkan atas jenis media perlakuan. Menurut Yitnosumarto 1993, kondisi tempatlokasi dapat dikatakan relatif
sama, namun secara statistik homogenitas sulit dicapai karena tidak ada dua tempat yang berdekatan sekalipun memiliki persamaan seratus persen untuk berbagai
keadaan baik fisik, kimia maupun kondisi lingkungannya. Model statistik yang digunakan adalah :
Yij = µ + R
k
+ A
i
+ B
j
+ AB
ij
+E
ijk
Keterangan : i
= 1, 2, 3, 4.......... j
= 1, 2, 3, 4.......... Y
ij
= Nilai pengamatan perlakuan dari faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke- j µ
= Nilai rata-rata umum R
k
= Pengaruh perbedaan kelompok A
i
= Pengaruh faktor A taraf ke-i B
j
= Pengaruh faktor B taraf ke-j AB
ij
= Interaksi antar faktor A taraf ke-i dengan faktor B taraf ke-j E
ijk
= Pengaruh acak galat percobaan
Hipotesa dalam uji F adalah sebagai berikut : Ho
: Perbedaan jenis media, dan konsentrasi hormon serta kombinasinya tidak akan berpengaruh terhadap jumlah eksplan hidup, tinggi, jumlah eksplan
berakar, jumlah dan panjang akar primer H1
: Perbedaan jenis media, dan konsentrasi hormon serta kombinasinya akan berpengaruh terhadap jumlah eksplan hidup, tinggi, jumlah eksplan berakar,
jumlah dan panjang akar primer
Pengambilan keputusan dengan uji F adalah : F hitung F tabel : Terima H1
F hitung F tabel : Terima Ho Uji selanjutnya setelah H1 diterima yaitu dilakukan uji wilayah berganda
Duncan Gaspersz, 1994. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Menyusun nilai tengah perlakuan dalam urutan menaik 2.
Menghitung galat baku dari nilai tengah perlakuan percobaan dengan perlakuan- perlakuan untuk percobaan dengan perlakuan yang mempunayai ulangan yang
sama : sỸ = s
2
r
12
=KTGr
12
, dimana s
2
= nilai kuadrat tengah galat dan r adalah jumlah ulangan
3. Menghitung wilayah nyata terpendek untuk berbagai wilayahranges dari nilai
tengah sebagai berikut : Rp = rp sỸ 4.
Mengelompokkan nilai tengah perlakuan menurut nyata secara statistik dengan menggunakan nilai tengah terbesar terhadap wilayah nyata terpendek Rp dari p
terbesar kemudian membandingkan hasil semua nilai tengah perlakuan dengan nilai tengah perlakuan terbesar.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan perakaran eksplan gaharu G.versteegii didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal dari bahan tanaman. Faktor internal dipengaruhi oleh
sifat genetik tanaman, sedang faktor eksternal adalah pengaruh lingkungan tumbuh. Bahasan ini menitikberatkan pada faktor eksternal, dalam hal ini komposisi media
dalam pembentukan perakaran pada eksplan pucuk dan hormon IBA Indole Butyric Acid sebagai perangsang akar dengan beragam konsentrasi. Faktor eksternal lainnya,
yakni suhu dan kelembaban, juga berpengaruh dalam pembentukan perakaran. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menstimulasi berkembangnya bagian pucuk
dorman, agar tumbuh dan dapat mendukung pertambahan tinggi eksplan.
4.1 Jenis Media Perakaran
Media tanam merupakan suatu media yang digunakan untuk menumbuhkan eksplan, serta sebagai tempat tumbuh atau berkembanganya akar atau bakal akar.
Media tanam adalah faktor eksternal penting dalam pembentukan perakaran dan stimulasi berkembangnya pucuk. Akar-akar eksplan yang berkembang akan mengikat
media, sehingga eksplan dapat berdiri kokoh di atas media. Media juga menyediakan bahan makanan atau unsur hara bagi eksplan tanaman yang akan diserap oleh akar
dan didistribusikan ke seluruh bagian eksplan. Dari bahan makanan tersebut, eksplan akan tumbuh dan hidup dengan memproduksi bahan makanan sendiri melalui proses
fotosintesis. Fungsi lain dari media adalah sebagai tempat hidupnya eksplan yang ditanam.
Dalam teknik ex vitro, eksplan pucuk yang digunakan harus dalam keadaan segarhidup. Jika eksplan mati, maka perakaran tidak akan tumbuh. Dengan
demikian, eksplan sehat merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan untuk mendukung perakaran. Selain itu, pertumbuhan pucuk eksplan yang awalnya
dalam kondisi dormansi juga dipengaruhi oleh jenis media yang digunakan, yang mana akan berpengaruh secara langsung terhadap tinggi eksplan. Media yang