4.2.1 Persentase eksplan yang berakar
Dari hasil penelitian, jumlah eksplan yang hidup sebanyak 300 eksplan. Dari jumlah tersebut, eksplan yang berakar sebanyak 278 eksplan. Dari total eksplan yang
ditanam, memiliki persentase berakar sebesar 61,78 pada perlakuan dengan hormon. Sedangkan pada perlakuan tanpa hormon sebesar 53,33, dari 25 eksplan
yang hidup hanya 16 eksplan yang berakar. Dari segi pertumbuhan akar secara sepintas memang tidak berbeda nyata antara kontrol dengan perlakuan.
Hormon yang digunakan merupakan hormon sintetis hormon buatan. Menurut Rohmin dan Harjadi 1973, pembentukan akar terjadi karena adanya pergerakan ke
bawah dari karbohidrat, auksin dan rooting cofactor zat yang berinteraksi dengan auksin. Hormon IBA merupakan salah satu hormon pertumbuhan ke bawah yang
akan berinteraksi dengan zat auksin yang sudah terdapat dalam eksplan tersebut. Dalam penelitian ini metode penggunaan hormon adalah dengan perendaman dan
pengolesan menggunakan pasta. Pasta untuk pengolesan hormon menggunakan bahan talk kalsium karbonat yang dicampur dengan larutan hormon berdasarkan konsentrasi
masing-masing. Dilihat dari presentase berakar berdasarkan konsentrasi hormon, yang paling
tinggi pada konsentrasi 550 ppm yaitu 14,22. Namun, tidak jauh berbeda dengan konsentrasi 450 ppm dengan presentase berakarnya sebesar 13,11. Jika ditinjau dari
besarnya konsentrasi kelima hormon, semua konsentrasi merupakan konsentrasi yang optimal untuk perakaran eksplan gaharu Gambar 7. Semua konsentrasi hormon
yang digunakan memiliki kemampuan untuk menstimulir akar eksplan. Hal ini menunjukkan bahwa hormon IBA yang memiliki konsentrasi di atas 400 ppm sudah
merupakan konsentrasi yang baik untuk merangsang perakaran.
Gambar 7. Presentase berakar eksplan berdasarkan konsentrasi hormon
Jenis media yang digunakan untuk media perakaran akan sangat mempengaruhi kemampuan eksplan untuk membentuk akar. Berdasarkan dari jenis media perakaran,
persentase berakar yang paling besar adalah pada jenis media tanah tunggal, yakni sebesar 28,44. Hal ini disebabkan oleh sifat tanah yang remah serta drainase dan
aerasi yang baik yang mampu menjaga kelembaban. Namun, pada media campuran persentase berakar lebih rendah karena jumlah eksplan yang hidup juga lebih kecil
dibandingkan dengan media tanah Gambar 8. Eksplan yang hidup tetapi tidak berakar masih dalam keadaan segar dan daun masih berwarna hijau, serta batang yang
tidak layu. Seharusnya pada eksplan timbul kalus untuk munculnya calon akar. Menurut
Hartman dan Kester 1990, proses pembentukan akar dimulai dari pelukaan pada bagian pangkal dan mengakibatkan sel-sel yang rusak mengalami fungsi
dediferensiasi dengan menggandakan mitosis perbanyakan sel. Kemudian akan membentuk sel-sel yang bersifat parenkimatis yang disebut kalus. Kalus yang
terbentuk berinisiasi membentuk primordia akar yang akhirnya membentuk akar baru. Secara umum, pangkal eksplan yang tidak berakar, tidak satupun yang membentuk
kalus. Hal ini dikarenakan bagian pangkal yang disayat kemudian ditutup dengan pasta dan pasta tersebut pada media pasir tercuci akibat drainase yang kurang baik
sehingga air menggenang disekitar pangkal eksplan dan menghilangkan pasta untuk penghilangan bekas luka dan meninggalkan kalus pada eksplan tersebut. Pada
umumnya akar keluar langsung dari bekas sayatan.
5 10
15
400 450
500 550
600
Per sen
tase
Konsentrasi Hormon ppm
Gambar 8. Presentase eksplan berakar berdasarkan jenis media
Pada kontrol persentase berakar sebesar 53,33, dengan persentase berakar paling tinggi adalah pada media tanah yakni sebesar 26,67. Media pasir tetap
memiliki persentase berakar paling kecil yakni 10 Gambar 10. Dilihat dari Gambar 8 dan Gambar 9, antara jenis media tanah dengan media campuran memang
tidak berbeda nyata dalam hal presentase jumlah akar. Hal ini membuktikan bahwa media tanah latosol merah yang kompak merupakan media yang terbaik untuk
pertumbuhan akar eksplan.
Gambar 9. Presentase berakar pada kontrol
Pada media pasir, terdapat eksplan yang sudah berakar, namun mengalami pembusukan dan mati. Hal ini disebabkan sifat pasir yang memiliki drainase yang
kurang baik. Pasir yang digunakan sebagai media merupakan pasir berlempung. Jika disiram dengan air, maka media akan memadat dan mempersempit pori-pori pasir
tersebut, sehingga akan menghambat pergerakan air. Dapat dilihat pada media pasir,
5 10
15 20
25 30
Tanah Pasir
Campuran
Pr e
sen tase
Jenis Media
10 20
30
Tanah Pasir
Campuran
Per sen
tasae
Jenis Media
memiliki presentase jumlah eksplan yang berakar paling kecil diantara jenis media lain. Eksplan yang tidak berakar bagian pangkalnya mengalami pembusukan. Namun
eksplan masih dalam kondisi segar. Setelah beberapa hari dipindahkan ke polybag, daun menjadi berwarna kuning dan akhirnya rontok. Hal lain yang menyebabkan
presentase berakar pada media pasir kecil juga disebabkan oleh media yang memadat akan menghambat pertumbuhan akar eksplan yang akan tumbuh. Media perakaran
memiliki fungsi yaitu untuk menahan bahan eksplan agar tetap berada dalam tempatnya, menyediakan dan menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh eksplan dan
untuk membiarkan penetrasi udara ke bagian dasar dari eksplan Mahlstede dan Haber, 1957. Menurut Mahlstede dan Haber 1962 untuk eksplan eksplan yang
mengalami perakaran dibutuhkan kelembaban sebesar 75. Untuk perbedaan pengaruh perlakuan terhadap parameter persentase eksplan
berakar G.versteegii berdasarkan jenis media, hormon, serta interaksi diantara keduanya dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Diagram pengaruh jenis media dan hormon terhadap persen
eksplan berakar G.versteegii
Tabel 9. Sidik Ragam pengaruh media dan hormon terhadap persentase berakar
eksplan pucuk G.versteegii Sumber
Db JK
KT F-Hit
F-Tab
Kelompok 2
13,01 6,51
0,45 3,33
Media 2
14,4 7,20
0,50 3,33
Hormon 4
283,92 70,98
4,88 2,70
Media+Hormon 7
242,24 34,61
2,38 2,35
Sisa 29
421,43 14,53
Total 44
975 Hasil sidik ragam yang diperlihatkan pada Table 9, menunjukan bahwa zat
pengatur tumbuh memberikan pengaruh yang sangat nyata dan interaksi diantara jenis media tanam dengan pemberian hormon terntentu memberikan pengaruh nyata
terhadap persentase hidup eksplan. Sedangkan media tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase hidup eksplan jika tidak dikombinasikan dengan
penambahan zat pengatur tumbuh pada tanaman tersebut. Hal tersebut memberikan sebuah kesimpulan bahwa hormon dan Interaksi antara jenis media serta hormon
memberikan pengaruh yang positif terhadap persentase hidup dan persentase berakar eksplan terutama pada konsentrasi dan jenis media berupa tanah dengan konsentrasi
hormon sebanyak 450 ppm dan 550 ppm Gambar 10. Hasil uji lanjutan melalui Uji Duncan terhadap kedua faktor yang berpengaruh
nyata terhadap tingkat persentase hidup eksplan, yaitu faktor zat pengatur tumbuh zpt dan interaksi diantara jenis media dan konsentrasi hormon yang diberikan pada
masing-masing eksplan, menunjukkan bahwa untuk faktor hormon berdasarkan uji beda nyata Duncan adalah sebagai berikut :
Tabel 10 Uji Duncan Uji Jarak Nyata Terkecil hormon terhadap persentase berakar eksplan
JNT α, d, v = JNT 0.05, 4, 29 x KTG5
0,5
= 4,60
1 B
2 B
3 B
4 B
5 B
17 20
17 21
17 P
2 3
4 5
r
p
2,897 3,044
3,139 3,207
R
P
4,939 5,189
5,351 5,467
Dengan membandingkan wilayah-wilayah nyata terkecil itu dengan selisih- selisih rata-rata contoh yang telah diurutkan, kita sampai pada kesimpulan bahwa:
1 B
3 B
5 B
2 B
4 B
17 17
17 20
21
Dari uji Duncan menunjukan bahwa jarak terkecil untuk beda nyata adalah 4,00 sehingga jika diurutkan presentase berakar eksplan dari yang terkecil sampai terbesar
tidak terlihat perbedaan jarak 4,60. Dengan demikian beda nyata yang diuji pada F- Tabel tidak kuat atau lemah bedanyatanya, namun jika dilihat dari presentase berakar
terbesar hormon dengan konsentrasi 550 yang memberikan presentase berakar terbesar, yaitu 71,11 sedangkan untuk konsentrasi hormon yang lain yaitu
perlakuan dengan pemberian hormon dengan konsentrasi 400 ppm sebanyak 56,67, 500 ppm dan 600 ppm sebanyak 57,78 untuk masing-masing konsentrasi, serta
berbeda nyata dengan hormon pada konsentrasi 450 ppm dan 550 ppm. Untuk konsentrasi 450 ppm persentase berakar eksplan adalah 65,56 serta tidak berbeda
nyata dengan pemberian hormon sebanyak 550 ppm yang memberikan persentase hidup eksplan terbesar.
Untuk faktor Interaksi antara jenis media dan konsentrasi hormon yang diberikan pada masing-masing tanaman berdasarkan uji beda nyata Duncan adalah
sebagai berikut : Tabel 11. Uji Duncan Uji Jarak Nyata Terkecil interaksi jenis media dan hormon
terhadap persentase berakar eksplan yang memberikan pengaruh terbesar JNT α, d, v = JNT 0.05, 7, 29 x KTG8
0,5
= 3,17
4 1B
A 4
2B A
4 3B
A
28 10 27
P 2
3 4
5 r
p
2,950 3,097
3,190 3,255
R
P
3,904 4,102
4,230 4,322
Keterangan : A1B4
= Tanah dan hormon dengan konsentrasi 550 ppm A2B4
= Pasir dan hormon dengan konsentrasi 550 ppm A3B4
= Tanah-Pasir-Kompos dan hormon dengan konsentrasi 550 ppm
Dengan membandingkan wilayah-wilayah nyata terkecil itu dengan selisih- selisih rata-rata contoh yang telah diurutkan, kita sampai pada kesimpulan bahwa:
4 2B
A
4 3B
A
4 1B
A 10 27
28
Dari uji Duncan menunjukan bahwa jarak terkecil untuk beda nyata adalah 23,00 sehingga jika diurutkan presentase hidup eksplan terbaik dari yang terkecil
sampai terbesar terlihat perbedaan jarak 3,17 yaitu perlakuan jenis media pasir dengan pemberian hormon 550 ppm dengan persentase berakar eksplan sebesar
33,33, perlakuan jenis media yang merupakan campuran antara tanah-pasir-kompos TPK dengan pemberian hormon 550 ppm dengan persentase hidup eksplan sebesar
90 perlakuan jenis media tanah dengan pemberian hormon 550 ppm dengan persentase hidup eksplan sebesar 93,33. Antara A1B4 dan A3B4 tidak berbeda
nyata, sedangkan perlakuan A2B4 memberikan pengaruh terhadap besarnya persentase hidup eksplan yang berbeda nyata dengan A1B4 dan A3B4.
4.2.2 Jumlah akar eksplan G. versteegii Gilg Domke