BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaharu 2.1.1 Taksonomi
Menurut Gilg 1932, taksonomi dari jenis gaharu ini adalah: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub-Divisi
: Angiospermae Class
: Dicotyledone Sub-Class
: Magnoliopsida Famili
: Thymelaeaceae Genus
: Gyrinops Species
:Gyrinops versteegii
Gilg Domke
Gambar 1. Gyrinops versteegii dok. Citra, 2008
2.1.2 Morfologi
Jenis tumbuhan penghasil gaharu dari famili Thymelaeaceae memiliki ciri dan sifat morfologis yang relatif sama.
Tumbuhan ini biasanya berupa semak belukar atau pohon kecil, selalu hijau atau berganti daun setiap tahun. Pertulangan daun berbentuk
alternate, oposite dengan ujung daun berbentuk runcing. Tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan biseksual dan kadang-kadang dioecious. Susunan bunga di tangkai
atau subterminal lebih sering berupa susunan axillary dan kadang-kadang berupa susunan brachyblasts, sessile atau pedunculate, yang pada dasarnya racemose.
Susunan bunga berupa capitate, spicate, umbelliform, atau fascicled. Bunga pada umumnya actinomorphic, biseksual atau uniseksual dan kebanyakan dioecious,
bracteate daun kecil pada bunga yang membentuk suatu involucre atau ebracteate, sessile atau pedicellate. Kelopak bunga berbentuk pipa, campanulate, atau
infundibuliform. Pada umumnya mahkota bunga tersusun 4, 5 atau 6, kebanyakkan
berbentuk caducous, namun kadang-kadang circumscissile atau gigih, atau juga berbentuk seperti cuping yang menutupi. Benang sari berjumlah 2 atau lebih dan
pada umumnya sebanding dengan jumlah kelopak. Kepingan hypognous pada umumnya mengarah ke dasar indung telur, seperti mengelupas, cup-shaped atau
berbentuk gelang. Indung telur superior terdiri dari 1 atau 2 lokus, sessile atau ovules solitary pada setiap lokus. Buah kebanyakan berbentuk indehiscent atau gemuk,
sedangkan pada Aquilaria berbentuk suatu loculicidal kapsule. Benih dengan atau tanpa endosperm, embrio lurus atau langsung.
Phloem berisi serat yang sangat kuat, menjadikan jenis ini sangat baik sebagai pelapis kertas untuk menghasilkan kertas dengan kualitas terbaik. Kebanyakkan jenis
adalah beracun dan beberapa bersifat medicinally yang dapat digunakan sebagai obat.
2.1.3 Penyebaran dan Habitat
Penyebaran gaharu di Indonesia antara lain terdapat di kawasan hutan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Jawa. Secara
ekologis jenis-jenis gaharu di Indonesia tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 –
2400 mdpl. Umumnya gaharu yang memiliki kualitas sangat baik, tumbuh pada daerah beriklim panas dengan suhu 28
o
– 34
o
C, kelembaban 60 - 80, dengan curah hujan 1000
– 2000 mmtahun Sumarna, 2007. Gaharu dapat tumbuh baik pada kondisi tanah yang beragam. Tumbuhan ini
dapat tumbuh baik pada kondisi tanah dengan struktur dan tekstur yang subur, sedang, maupun ekstrem. Tumbuhan ini pun dapat dijumpai pada kawasan hutan
rawa, gambut, hutan dataran rendah, atau hutan pegunungan dengan tekstur tanah berpasir.
2.1.4 Pemanfaatan