Pengaruh Jenis Media terhadap Pertumbuhan Pucuk Eksplan

bahwa terjadinya pembusukan pada eksplan di media pasir disebabkan oleh drainase yang kurang baik. Dengan kelembaban yang berkisar antara 68-90 dan suhu yang cukup tinggi untuk eksplan yang belum berakar, tidak dijumpai adanya jamur ataupun bakteri pada media yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh media yang digunakan telah disterilisasi. Sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoclave dengan tekanan mencapai 15 psi pound square inchi. Kegiatan ini dinamakan juga dengan teknik steaming yang merupakan memasukkan uap air yang panas ke dalam pori-pori di dalam media, sehingga uap tersebut memanaskan media beberapa waktu yang lamanya diperhitungkan dapat mematikan bibit-bibit hama atau penyakit yang ada di dalam media. Metode ini merupakan yang paling baik dan paling efektif untuk membunuh patogen-patogen organisme penyebab penyakit dalam tanah.

4.1.2 Pengaruh Jenis Media terhadap Pertumbuhan Pucuk Eksplan

Pertumbuhan pucuk merupakan salah satu parameter yang diamati. Media campuran tanah, pasir, dan kompos memberi hasil terbaik, dimana sebagian besar pucuk eksplan yang sedang dormansi mengalami pertambahan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,9-1,5 cm dan dapat mendukung pertambahan tinggi eksplan. Media pasir juga pada awalnya menunjukkan pertumbuhan pucuk yang baik, namun akhirnya mengalami pembusukan dan mati. Jenis media tanah tunggal tidak menimbulkan pertumbuhan pada pucuk yang dorman. Sedangkan pada media pasir tunggal, pucuk tumbuh pada MST 4. Namun, pada MST selanjutnya banyak yang mengalami busuk dan lama kelamaan mati. Faktor lain yakni bahan eksplan yang digunakan pada media pasir juga sudah tua, serta berasal dari pohon yang berbeda Media tanah memiliki kandungan besi yang sangat tinggi sedangkan kandungan fosfat rendah, dan diikat oleh besi. Unsur fosfat dalam tanah merupakan unsur yang dapat memacu pertumbuhan pucuk pada eksplan yang sedang dorman. ATP Adenin Tripospat dalam tanaman merupakan energi untuk melakukan pertumbuhan baik pertumbuhan pucuk maupun akar eksplan. Unsur fosfat merupakan unsur yang mendukung ATP dalam eksplan untuk pertumbuhan pucuk. Unsur fosfat yang diikat oleh besi tanpa ada campuran yang dapat memisahkan fosfat dari unsur besi maka tidak dapat menstimulasi pertumbuhan pucuk. Media campuran memiliki kandungan fosfat yang cukup besar, yang disuplai oleh kompos. Dengan adanya kompos, maka pucuk eksplan yang pada awalnya dorman tumbuh dengan baik Gambar 5 dan mendukung pertumbuhan ke atas pada eksplan. Selain itu kompos pada media campuran mensuplai kalium yang cukup tinggi. Menurut Hakim 1986, kalium memiliki peran dalam proses metabolisme dan memiliki pengaruh khusus dalam absorbsi hara, transpirasi, pengaturan hara, kerja enzim dan berfungsi sebagai translokasi karbohidrat. Gambar 5. Pucuk yang tumbuh pada media campuran Menurut Juhardi 1995, proses pertumbuhan tunas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur bahan eksplan, ukuran eksplan serta jenis tanaman. Ukuran eksplan yang ditanam menggunkan rataan jumlah buku daun, yaitu 3-4 buku daun. Antar buku jaraknya berbeda-beda, sehingga ukuran tinggi eksplan tidak seragam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pucuk untuk bahan eksplan di Kebun Raya Bogor, sehingga mengambil eksplan yang berumur lebih tua. Eksplan yang berumur lebih tua ditanam pada media pasir tunggal. Media campuran yang terdiri dari tanah, pasir dan kompos dapat memperbaiki struktur, tekstur maupun kandungan hara yang dibutuhkan oleh eksplan untuk tumbuh. Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik segar dari tanaman atau daun-daunan, baik yang sengaja dibuat atau dari timbunan sampah organik di tempat sampah yang sudah berwarna hitam serta tidak dapat dilihat lagi serat aslinya. Kompos yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompos buatan dan berbahan dasar daun pisang, kotoran sapi, dengan menggunakan larutan tertentu. Kompos memiliki kandungan unsur hara yang bervariasi Tabel 6. Hal ini tergantung dari jenis-jenis sampah daun-daun yang dikomposkan dan cara penyimpanannya. Adapun komposisi hara kompos menurut hasil penelitian kebun percobaan muara, Bogor disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 6. Jenis dan kandungan unsur hara dalam kompos Kandungan Kompos Komposisi Cairan 41,00 Bahan kering 59,00 Karbon C 8,20 Hara: Nitrogen N 0,009 Fosfor P 2 O 5 0,36 Kalium K 2 O 0,81 CN 23,00 Pertukaran kation pada tanah merupakan proses yang sangat penting untuk mendukung tumbuhnya eksplan. Besarnya nilai KTK tanah beragam untuk setiap jenis tanah tergantung pada tekstur tanah, pH tanah, dan macam koloid tanah liat atau humus. Menurut Miller dan Donahue 1990 dari total KTK adanya bahan organik akan menyumbang sekitar 30-70 dari total KTK tanah. Maka, penurunan KTK sejalan dengan penurunan bahan organik tanah. Dalam penelitian ini media campuran menggunakan kompos sebagai bahan organik, sehingga KTK media meningkat dan dapat membantu menjaga kondisi eksplan serta agar eksplan tetap segar. Pucuk yang tumbuh pada eksplan juga tumbuh pada buku daun yang disebut juga dengan pucuk lateral. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena terjadi penumpukan makanan pada buku daun tersebut. Selain itu, pada buku daun juga terdapat mata tunas. Jika didukung dengan pemenuhan bahan makanan karbohidrat dan terdapat mata tunas sehingga timbul pucuk baru yang tumbuh pada ketiak daun tersebut. Namun, tidak semua eksplan yang tumbuh pucuk di ketiak daun. Selain itu, juga pada ketiga jenis media terdapat beberapa eksplan yang tumbuh pucuk di ketiak daun. Dalam pengamatan tiap dua minggu, tinggi eksplan tidak terlalu nyata pertumbuhannya, karena tinggi pada bagian pucuk pertumbuhannya tidak merata. Pada media campuran ini tinggi eksplan terlihat jelas meningkat tiap minggunya. Hal ini disebabkan oleh adanya campuran kompos sebagai subsidi untuk pertumbuhan ke atas pada eksplan. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa kompos mengandung fosfat dan kalium untuk membantu pertumbuhan. Adapun rata- rata pertumbuhan tinggi eksplan disajikan pada grafik dibawah ini Gambar 6. a b c Gambar 6. Rata-rata tinggi eksplan berdasarkan ulangan waktu pengamatan a perlakuan tanah, b perlakuan pasir, c perlakuan media campuran Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa pada perlakuan tanah tidak nyata pertambahan tingginya. Sedangkan pada perlakuan pasir, tinggi eksplan mulai meningkat pada pengamatan kedua. Namun pada pengamatan berikutnya eksplan tidak terlalu signifikan pertumbuhan pucuknya, serta pada pengamatan terakhir pucuk eksplan banyak yang mengalami pembusukan dan akhirnya mati. Berbeda dengan kondisi tinggi eksplan pada perlakuan media campuran. Petumbuhan tingginya terus meningkat, namun pada pengamatan keempat terjadi penurunan pada A3B4, karena terdapat beberapa eksplan yang mengalami pucuk yang kering dan rontok, yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta penyiraman yang terlalu banyak. Pada pengamatan kelima pucuk tersebut mulai tumbuh kembali. Melalui analisis menggunakan sidik ragam Tabel 7 pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi eksplan dari mulai penanaman hingga akhir pengamatan menunjukan bahwa jenis media memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan eksplan dalam hal ini penambahan tinggi eksplan. Sedangkan hormon maupun interaksi antara jenis media dan hormon yang diberikan pada konsentrasi tertentu pada tanaman tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi eksplan. Tabel 7. Sidik Ragam pengaruh media dan hormon terhadap pertambahan tinggi eksplan pucuk Gyrinops versteegii Sumber Db JK KT F-Hit F-Tab Kelompok 2 14,11 7,06 3,63 3,33 Media 2 33,95 16,975 8,72 3,33 Hormon 4 7,14 1,785 0,92 2,70 Media+Hormon 7 11,35 1,621 0,83 2,35 Sisa 29 56,44 1,95 Total 44 122,99 Hasil uji lanjutan melalui Uji Duncan terhadap faktor yang berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi eksplan, yaitu faktor jenis media digunakan pada masing-masing eksplan, menunjukkan bahwa untuk perlakuan berupa penggunaan jenis-jenis media yang berbeda berdasarkan uji beda nyata Duncan adalah sebagai berikut : Tabel 8. Uji Duncan Uji Jarak Nyata Terkecil jenis media terhadap pertambahan tinggi eksplan JNT α, d, v = JNT 0.05, 2, 29 x KTG3 0,5 = 2,68 1 A 2 A 3 A 0,20 0,23 0,30 P 2 3 4 5 r p 2,897 3,044 3,139 3,207 R P 2,336 2,454 2,531 2,586 Keterangan : A1 = Media Tanah A2 = Media Pasir A3 = Media Campuran Tanah-Pasir-Kompos Dengan membandingkan wilayah-wilayah nyata terkecil itu dengan selisih- selisih rata-rata contoh yang telah diurutkan, kita sampai pada kesimpulan bahwa: 3 B 5 B 2 B 4 B 1 B 10,83 11,37 11,49 11,97 12,84 Dari uji Duncan menunjukan bahwa jarak terkecil untuk beda nyata adalah 0,10 sehingga jika diurutkan pertambahan tinggi pada eksplan dari yang terkecil sampai terbesar tidak terlihat perbedaan jarak 2,68. Dengan demikian beda nyata yang diuji pada F-Tabel tidak kuat atau lemah beda nyatanya, dengan jenis media terbaik untuk pertambahan tinggi tiap minggunya.

4.2 Pengaruh Konsentrasi Hormon IBA terhadap Perakaran G.versteegii Gilg Domke