Pengaruh jenis media terhadap persentase eksplan yang hidup

digunakan untuk tempat tumbuh dan berkembangnya akar eksplan adalah masing- masing media tanah, media pasir, dan media yang terdiri atas campuran tanah, pasir dan kompos.

4.1.1 Pengaruh jenis media terhadap persentase eksplan yang hidup

Jenis media mempengaruhi persentase jumlah eksplan yang hidup. Pengaruh ini berbeda antara eksplan yang tanpa diberi hormon dan dengan perlakuan hormon. Tanpa perlakuan hormon, persentase eksplan hidup pada media tanah dan media pasir masing-masing sebesar 100, sedang pada media campuran tanah, pasir dan kompos sebesar 50 Tabel 1. Dengan pelakuan hormon, persentase eksplan hidup pada media tanah dan media pasir menjadi lebih rendah, berturut-turut sebesar 89,33 dan 33,33. Hanya pada media campuran tanah, pasir dan kompos perlakuan hormon menunjukkan perbaikan persentase eksplan hidup lebih baik, yakni 77,33. Tabel 1. Persentase jumlah eksplan yang hidup tanpa hormon kontrol dan dengan perlakuan hormon berdasarkan jenis media Media hidup Tanpa hormon Dengan Hormon Tanah 100 89,33 Pasir 100 33,33 Tanah+pasir+kompos 50 77,33 Dari data pada Tabel 1 dapat disimpulkan, bahwa pada media tanah dan media pasir, perlakuan pemberian hormon pada eksplan tidak berpengaruh terhadap jumlah eksplan hidup. Hanya pada media campuran tanah, pasir dan kompos pemberian hormon menunjukkan perbaikan tingkat persentase hidup eksplan. Tabel 2. Rekapitulasi jumlah eksplan hidup selama 10 minggu Minggu ke- Setelah Tanam Jumlah Eksplan Hidup Jumlah Eksplan Mati Kumulatif Persentase Eksplan Hidup 2 442 8 98,22 4 367 83 81,56 6 349 101 77,56 8 305 145 67,77 10 300 150 66,67 Keterangan: laju kematian eksplan adalah 15 eksplan per minggu dari 450 eksplan atau sekitar 3,33 Jumlah kematian eksplan sampai akhir pengamatan adalah 150 eksplan dari 450 eksplan dengan laju kematian sebesar 15 eksplanminggu atau sekitar 3,33 per minggu Tabel 2 . Kematian lebih banyak terjadi pada media pasir dan terjadi juga hampir disetiap perlakuan Lampiran 1. Kematian diawali dengan membusuknya bagian tanaman yang terluka oleh pemotongan pada tangkai daun dan kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman. Selain itu juga diawali dari pangkal eksplan yang bersentuhan langsung dengan media lalu menyebar ke seluruh bagian tanaman. Beberapa tanaman yang mati berwarna hitam seperti terbakar dan batang eksplan bagian luar ditumbuhi jamur. Gambar 2. Eksplan yang terserang jamur Pada penjelasan sebelumnya, persentase hidup pada kontrol eksplan lebih besar dibandingkan dengan perlakuan. Persentase hidup eksplan sangat dipengaruhi oleh perbedaan jenis media. Dari penelitian ini diketahui bahwa media tanah adalah media tumbuh yang memberikan hasil persentase hidup eksplan yang terbaik, baik tanpa perlakuan hormon 100 maupun dengan perlakuan hormon 89,33. Pada Gambar 3 dapat dilihat jumlah eksplan hidup diberbagai media tanam secara keseluruhan pada perlakuan hormon. Jumlah eksplan hidup pada media tanah paling tinggi yaitu 134 eksplan. Gambar 3. Jumlah eksplan hidup dalam berbagai media tanam perlakuan Tanah merupakan media yang paling banyak digunakan sebagai media perakaran karena sudah mengandung butiran-butiran mineral, air, udara serta bahan organik. Menurut Purwowidodo 1998, tanah merupakan tempat tumbuh tanaman dan penyedia unsur hara. Berhasil tidaknya pertumbuhan tanaman banyak ditentukan oleh sifat-sifat tanah, karena sifat-sifat tanah menentukan kesesuaian lingkungan akar tanaman. Tanah yang digunakan berjenis latosol merah yang kompak, memiliki tekstur halus dan pH 4,5 bersifat asam. Tanah latosol memiliki kandungan besi Fe yang sangat tinggi, sehingga tanah ini berwarna merah. Selain itu, tanah latosol ini masuk ke dalam golongan tanah oxisol yang memiliki penampang tanah berwarna merah yang sangat dalam. Tanah latosol merah ini memiliki drainase sedang dan bentuk wilayah yang berombak dengan punggung-punggung yang cembung dan berbahan induk Tuf andest. Jenis tanah yang memiliki aerasi dan drainase baik dapat mengatur kelembaban maupun suhu di dalam box mika pada tahap aklimatisasihardening-off. Selama 77 hari, eksplan yang ditanam dalam media tanah masih segar Gambar 4. 134 50 116 Jumlah Hidup Tanah Pasir Campuran a b Gambar 4. Kondisi eksplan yang masih segar pada media tanah a A1B5 b A1B2 Salah satu syarat media tanam yang baik adalah bersifat remah. Media yang remah memiliki pori-pori dan tidak padat secara keseluruhan. Hal lain yang dimiliki oleh sifat remah ini adalah dapat membuang air yang berlebihan. Hal ini dibuktikan pada media ini memiliki jumlah eksplan hidup yang paling banyak Gambar 3. Dalam tahap awal, eksplan yang ditanam pada media ini akan mengalami tahap adaptasi, yaitu dengan menggugurkan daun pada MST 2. Pada umumnya tanah mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, sehingga disebut juga dengan tanah mineral atau tanah inorganik mengandung 1-6 bahan organik. Tanah mineral terdiri dari empat penyusun utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan erat. Jika eksplan yang ditanam pada tanah yang memiliki komposisi unsur-unsur diatas secara tepat, maka tanaman akan tumbuh dengan baik. Jumlah eksplan yang paling kecil persentase hidupnya adalah pada jenis media pasir dengan perlakuan hormon, yakni 33,33. Kebanyakan eksplan yang mati karena terjadi pembusukan. Pasir yang digunakan merupakan pasir berlempung, sehingga air tidak cepat menyebarmengalir dan terjadi pengendapan pada dasar wadah penanaman. Hal ini menimbulkan perendaman pada bagian pangkal eksplan sampai akhirnya membusuk ke seluruh bagian eksplan. Perlu diketahui bahwa penyiraman dilakukan setiap dua minggu. Ukuran pasir yang terlalu kecil dan bertekstur halus memungkinkan untuk memperlambat aliran air sehingga terjadi pengendapan. Selain itu, perlakuan hormon yang menggunakan metode perendaman dan pengolesan zat pengatur tumbuh pada pangkal eksplan turut pula mempengaruhi. Bagian pangkal yang terendam larutan hormon menjadi pemicu terjadinya pembusukan eksplan. Pada eksplan tanpa perendaman hormon, persentase eksplan yang hidup mencapai 100. Dibandingkan dengan jenis media tanah, pasir memiliki pori-pori yang lebih sempit. Jika dibasahi, pasir akan memadat sehingga mempersempit ruang mengalir air . Selain memiliki kekurangan pada drainase, aerasi media pasir pun kurang baik. Hal ini juga dikemukakan oleh Sumantri 1995 dalam penelitiannya, bahwa campuran tanah latosol dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 belum mampu menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi eksplan. Diduga karena terjadinya pemadatan media setelah penyiraman. Menurut Sumantri 1995 pemadatan akan mengurangi jumlah pori-pori sebagai tempat oksigen dalam media. Kurangnya kandungan udara di dalam media akan menghambat pergerakan dan penyerapan air serta unsur hara. Selain itu dapat menahan aktifitas mikroba tanah sehingga proses- proses biologis yang berhubungan dengan kesuburan tanah akan terhambat. Dilihat dari hasil penelitian pada minggu ke-2, eksplan pada media pasir sudah banyak yang mati dan masih mengalami kerontokan daun Lampiran 10. Media campuran tanah, pasir dan kompos dengan perlakuan hormon memiliki persentase hidup 77,33. Media campuran ini memiliki semua yang dibutuhkan eksplan untuk melakukan pertumbuhan, baik untuk pertumbuhan akar maupun pertumbuhan pucuk. Unsur kompos meningkatkan hara mineral di dalam media untuk pertumbuhan eksplan. Unsur pasir dapat menjamin drainase dan aerasi yang baik, sedangkan pada unsur tanah memiliki sifat remah, sehingga memiliki pori-pori yang dapat mengatur air dan udara dalam media. Tabel 3. Sidik Ragam pengaruh media dan hormon terhadap persentase hidup eksplan pucuk Gyrinops versteegii Sumber Db JK KT F-Hit F-Tab Kelompok 2 344,40 172,2 2,3 3,33 Media 2 1134,09 567,0 7,5 3,33 Hormon 4 131,33 32,8 0,4 2,70 Media+Hormon 7 3810,75 544,4 7,2 2,35 Sisa 29 2205,16 76,0 Total 44 7625,73 Hasil sidik ragam pada Table 3 menunjukan bahwa jenis media memberikan pengaruh yang sangat nyata terhada persentase hidup eksplan. Interaksi diantara jenis media dengan pemberian hormon memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase hidup eksplan, sedang pemberian hormon semata tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hasil uji lanjutan melalui Uji Duncan terhadap kedua faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat persentase hidup eksplan, yaitu faktor jenis media dan interaksi diantara jenis media dan konsentrasi hormon yang diberikan pada masing- masing tanaman, menunjukkan bahwa untuk faktor jenis media berdasarkan uji beda nyata Duncan adalah sebagai berikut : Tabel 4. Uji Duncan Uji Jarak Nyata Terkecil jenis media terhadap persentase hidup eksplan JNT α, d, v = JNT 0.05, 2, 29 x KTG3 0,5 = 16,77 1 A 2 A 3 A 26,8 10 23,2 P 2 3 4 5 r p 2,897 3,044 3,139 3,207 R P 14,581 15,321 15,799 16,142 Keterangan : A1 = Media Tanah A2 = Media Pasir A3 = Media Campuran Tanah-Pasir-Kompos Dengan membandingkan wilayah-wilayah nyata terkecil itu dengan selisih- selisih rata-rata contoh yang telah diurutkan, kita sampai pada kesimpulan bahwa : 2 A 3 A 1 A 10 23,2 26,8 Dari uji Duncan menunjukan bahwa jarak terkecil untuk beda nyata adalah 16,80 sehingga jika diurutkan persentase hidup eksplan dari yang terkecil sampai terbesar terlihat perbedaan jarak 16,77, yaitu perlakuan dengan jenis media berupa pasir 33,33, campuran antara tanah-pasir-kompos TPK dengan persentase hidup eksplan sebesar 77,33, dan media berupa tanah dengan persentase hidup eksplan mencapai 89,33. Jenis media berupa tanah dan campuran antara tanah-pasir- kompos TPK berdasarkan nilai sidik ragam dan uji Duncan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan persentase hidup eksplan yang cukup besar. Sedangkan untuk media berupa pasir menghasilkan persentase hidup yang lebih rendah serta berbeda nyata terhadap jenis media berupa tanah maupun media campuran TPK. Untuk faktor interaksi antara jenis media dan konsentrasi hormon yang diberikan pada masing-masing tanaman berdasarkan uji beda nyata Duncan adalah sebagai berikut : Tabel 5. Uji Duncan Uji Jarak Nyata Terkecil interaksi jenis media dan hormon terhadap persentase hidup eksplan yang memberikan pengaruh terbesar JNT α, d, v = JNT 0.05, 7, 29 x KTG8 0,5 = 7,24 4 1B A 4 2B A 4 3B A 28,40 20,20 27,80 P 2 3 4 5 r p 2,897 3,044 3,139 3,207 R P 8,929 9,382 9,675 9,885 Keterangan : A1B4 = Tanah dan hormon dengan konsentrasi 550 ppm A2B4 = Pasir dan hormon dengan konsentrasi 550 ppm A3B4 = Tanah-Pasir-Kompos dan hormon dengan konsentrasi 550 ppm Dengan membandingkan wilayah-wilayah nyata terkecil itu dengan selisih- selisih rata-rata contoh yang telah diurutkan, kita sampai pada kesimpulan bahwa : 4 1B A 4 2B A 4 3B A 28,40 20,20 27,80 Dari uji Duncan menunjukan bahwa jarak terkecil untuk beda nyata adalah 11,40 sehingga jika diurutkan persentase hidup eksplan terbaik dari yang terkecil sampai terbesar terlihat perbedaan jarak 7,24 yaitu perlakuan jenis media pasir dengan pemberian hormon 550 ppm dengan persentase hidup eksplan sebesar 67,33, perlakuan jenis media yang merupakan campuran antara tanah-pasir-kompos TPK dengan pemberian hormon 550 ppm dengan persentase hidup eksplan sebesar 92,67 perlakuan jenis media tanah dengan pemberian hormon 550 ppm dengan persentase hidup eksplan sebesar 94,67. Antara A1B4 dan A3B4 tidak berbeda nyata, sedangkan perlakuan A2B4 memberikan pengaruh terhadap besarnya persentase hidup eksplan yang berbeda nyata dengan A1B4 dan A3B4. Pada umumnya eksplan yang mati mengalami pembusukan pada pangkal batang, diawali dengan mengeringnya batang. Beberapa eksplan terserang jamur berwarna putih dan hitam. Jamur yang menyerang batang terdapat pada tumpuan daun dari daun yang rontok, meski tidak menyerang media. Pada umumnya, media yang selalu lembab akan memicu tumbuhnya jamur dan bakteri, sehingga dapat menyerang eksplan sampai menimbulkan kematian pada eksplan. Hal ini dikemukakan oleh Juhardi 1995 kelembaban yang terlalu tinggi di dalam bak penanaman yang menyebabkan banyak eksplan yang busuk. Eksplan ditanam pada boks mika yang tertutup rapat. Sebelum ditutup media dan eksplan disiram dengan air secara merata. Di dalam boks yang ditutup akan terlihat titik-titik air yang menandakan masih adanya persediaan air di dalam boks. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor suhu dan kelembaban di dalam boks mika. Media harus selalu dijaga kelembabannya. Eksplan yang ditanam dalam wadah, tingkat kelembaban medianya bisa dilihat dari titik-titik air yang menempel pada plastik atau kaca penutupnya. Tidak adanya air pada tempat itu menandakan bahwa media telah kering. Cara mengatasinya dengan menyirami media Wudianto 1993. Dalam pelaksanaan penelitian, suhu yang diukur adalah suhu luar dan suhu dalam sungkup. Pengukurun ini dihasilkan bahwa suhu dalam sungkup lebih tinggi dibandingkan suhu luar. Dari hasil pengukuran suhu yang diukur mulai pukul 08.00-15.00, kisaran suhu adalah 27,3 – 37,3 o C untuk suhu di dalam sungkup dan 26,4 – 36,9 o C suhu lingkungan. Suhu tertinggi terjadi pada pukul 14.00 WIB. Kemudian suhu mulai turun pada pukul 15.00 WIB. Menurut Sumantri 1995, jika kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban baik, maka eksplan akan tumbuh dengan baik pada berbagai jenis media. Pengukuran kelembaban di dalam sungkup berkisar antara 68-90. Menurut Smith dan Yasman 1987, kisaran suhu untuk pertumbuhan eksplan adalah 25-27 o C dengan kelembaban di atas 90. Namun dengan kisaran suhu 27,3 – 37,3 o C ini eksplan masih segar dan dapat tumbuh dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadinya pembusukan pada eksplan di media pasir disebabkan oleh drainase yang kurang baik. Dengan kelembaban yang berkisar antara 68-90 dan suhu yang cukup tinggi untuk eksplan yang belum berakar, tidak dijumpai adanya jamur ataupun bakteri pada media yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh media yang digunakan telah disterilisasi. Sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoclave dengan tekanan mencapai 15 psi pound square inchi. Kegiatan ini dinamakan juga dengan teknik steaming yang merupakan memasukkan uap air yang panas ke dalam pori-pori di dalam media, sehingga uap tersebut memanaskan media beberapa waktu yang lamanya diperhitungkan dapat mematikan bibit-bibit hama atau penyakit yang ada di dalam media. Metode ini merupakan yang paling baik dan paling efektif untuk membunuh patogen-patogen organisme penyebab penyakit dalam tanah.

4.1.2 Pengaruh Jenis Media terhadap Pertumbuhan Pucuk Eksplan