dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan.
6
B. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Zakat
Berikut ini adalah penjelasan mengenai pemanfaatan dan pendayagunaan zakat:
1. Pemanfaatan Dana
Dalam memanfaatkan dana biasanya lembaga sosial yang telah lama kesulitan pendanaan, dengan cepat akan segera memanfaatkan dana yang
ditawarkan. Yang tak boleh di abaikan adalah status asal usul dana. Biasanya lembaga sosial yang telah lama kesulitan pendanaan, dengan cepat akan segera
memanfaatkan dana yang ditawarkan. Bahkan ada lembaga yang tidak pernah ragu untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan pihak donor, demi mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk operasional dan kegiatan lembaganya. Perhatikan syarat-syarat yang diajukan.
Bila persyaratannya tidak menyulitkan lembaga, tidak merugikan pihak penerima, bantuan dana dapat segera diambil. Bila persyaratan itu merugikan, hindari dana
yang ditawarkan. Hindari pula dana pinjaman dengan sistem bunga. Jangan hiraukan dana yang diberikan dengan persyaratan tertentu, seperti kewajiban
untuk mengirim berbagai informasi sesuai yang diperlukan pihak pemberi donor.
7
Jadi memanfaatkan dana juga perlu diperhatikan, sehingga dana yang
6
Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah Bertambah Jakarta : Gema Insani, 2007 , Cet. Pertama, h. 69-71
7
Eri Sudewo, Manajamen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar Ciputat : Institut Manajamen Zakat, 2004, Cet. Pertama, h. 218-219
dimanfaatkan bisa tercover dengan baik oleh penerima manfaat. Pemanfaatan zakat dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu :
a. Zakat konsumtif tradisional
, kategori ini zakat dapat dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang
bersangkutan. Seperti zakat fitrah yang diberikan langsung kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang
diberikan kepada korban bencana alam. b.
Zakat konsumtif kreatif , kategori ini zakat yang diwujudkan dalam bentuk
lain dari barangnya semula seperti bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan ain-lain.
c. Zakat produktif tradisional
, zakat yang diberikan dalam bentuk barang- barang produktif. Misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan
dan sebagainya. d.
Zakat produktif kreatif , pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam
bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal orang
pedagang atau pengusaha kecil.
8
2. Pendayagunaan
Pendayagunaan ber asal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun
pengertian pendayagunaan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu: pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat, pengusaha tenaga dan
sebagainya agar mampu menjalankan tugas dengan baik. Maka dapat
8
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf Jakarta : UI-Press, 1988, Cet. Pertama h.62-63
disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik.
9
Berikut ini adalah persyaratan dilakukannya pengumpulan untuk mustahik :
a. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan
berdasarkan persyaratan sebagai berikut : 1
Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil
2 Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi
ketentuan kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan
3 Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing
b. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif
dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut : 1
Apabila pendayagunaan zakat untuk mustahik delapan asnaf sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan
2 Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan
3 Mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Pertimbangan
c. Prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif
ditetapkan sebagai berikut : 1
Melakukan studi kelayakan 2
Menetapkan jenis usaha produktif 3
Melakukan bimbingan dan penyuluhan
9
Manajamen Dakwah “Pengertian Pendayagunaan Zakat” artikel ini diakses pada tanggal 26 januari 2013 dari
http:md-uin.blogspot.com200906pengertian-pendayagunaan-zakat_17. html
4 Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan
5 Mengadakan evaluasi
6 Membuat laporan
10
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan empowerment merupakan suatu konsep dalam upaya menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan power pada seseorang individu
atau kelompok. Pemberdayaan bertujuan untuk memberikan suatu power atau keberdayaan bagi pihak yang diuntungkan. Pemberdayaan berhubungan dengan
upaya untuk merubah kemampuan seseorang, keluarga atau kelompok dari keadaan tidak memiliki kemampuan kekuatankeberdayaan menuju keadaan yang
lebih baik.
11
Karena itu, lembaga zakat membuat program pemberdayaan agar penyaluran dana zakat, infak dan sedekah bisa tersalurkan dengan baik.
Program pemberdayaan masyarakat adalah salah satu pilihan alternatif bagi lembaga amil zakat dalam mengelola dana zakat yang dihimpun dari masyarakat
secara produktif. Sukses tidaknya pelaksanaan program tersebut bergantung pada kualitas sumber daya manusia SDM. Program pemberdayaan masyarakat agar
menjadi terencana dan tepat sasaran sangat tergantung pada tujuan dan proses. Bila program tersebut bertujuan untuk melayani kebutuhan dan memperkuat
pemberdayaan masyarakat, maka pelaksanaan program hendaknya berorientasi pada program.
12
10
Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri,Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Zakat
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006, h 295h.296
11
Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi
Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012, Cet. Pertama, h.223-225
12
Noor Aflah, Arsitekrur Zakat Indonesia, h. 156-158
4. Pendamping Masyarakat
Pendampingan dilakukan secara intensif di lokasi wilayah sasaran, sampai kelompok sasaran mengalami transformasi kesadaran untuk berubah dengan
sumber daya dari mereka sendiri. Karena program ini merupakan bentuk dari pembagian zakat kepada mustahik. Beberapa tahap pendampingan:
1 Tahap perintisan dan penumbuhan
Proses menumbuhkan rasa saling percaya antar anggota kelompok, serta membangun konsensus-konsensus atau komitmen bersama.
13
Maksudnya dalam tahap ini kita harus sadar dalam pentingnya menumbuhkan kehidupan
kebersamaan. Yaitu pentingnya hidup berkelompok, pencatatan, pembuatan kelayakan usaha, pengelolaan dan sebagainya.
2 Tahap Penguatan
Dalam tahap ini, terjadi beberapa penguatan yang perlu dilakukan. Salah satunya adalah penguatan usaha, manajamen organisasi dan penguatan
permodalan.
14
Maksud dari tahap ini adalah setelah dilakukan tahap pertama yaitu tahap perintisan. Maka dilakukanlah tahap penguatan, agar mempermudah untuk
tahap selanjutnya dalam penanganan usaha yang akan dilakukan. 3
Tahap Pemandirian Dalam tahap pemandirian, masyarakat mitra program pengembangan
diharapkan telah memiliki kemampuan untuk memastikan usaha mereka tetap stabil dan memiliki produk bermutu yang telah memenuhi standar.
15
13
M.Arifin Purwakananta Noor Aflah, Southeast Asia Zakat Movement, Jakarta : FOZ, 2008, Cet. Pertama h. 253-254
14
Noor Aflah, Arsitekrur Zakat Indonesia, h. 176
15
Ibid., h. 177
C. Pola Penyaluran Zakat