17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Zakat
1. Konsep Zakat
Ditinjau  dari  segi  bahasa,  kata  zakat  mempunyai  beberapa  arti,  yaitu  al- barakatu
„keberkahan‟,  al-namaa  „pertumbuhan  dan  perkembangan‟,  ath-thaha- ratu
„kesucian‟, dan ash-shalahu „keberesan‟.
1
Sedangkan secara istilah, zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang diwajibkan oleh Allah
SWT  kepada  pemiliknya,  untuk  diserahkan  kepada  yang  berhak  menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
2
Hubungan  antara  pengertian  zakat  menurut  bahasa  dan  pengertian  menurut istilah,  yaitu  bahwa  harta  yang  dikeluarkan  zakatnya  akan  menjadi  berkah,
tumbuh,  berkembang  dan  bertambah,  suci  dan  beres  baik.
3
Zakat  adalah  harta yang wajib dikeluarkan mensucikan harta menurut perintah Allah sesuai dengan
waktu  dan  kadar  tertentu  yang  dianjurkan  melalui  Al- Qur‟an  dan  hadits.  Zakat
terdiri dari dua macam : a.
Zakat mal, yaitu zakat yang diwajibkan atas harta berdasarkan syarat-syarat tertentu
1
Dididn  Hafidhuddin,  Zakat  Dalam  Perekonomian  Modern  Jakarta:  Gema  Insani,2002, Cet. Pertama, h. 7
2
Majma Lughah al- „Arabiyyah, al-Mu‟jam al-Wasith, Mesir : Daar el-Ma‟arif, 1972, Juz I
h 396
3
Dididn Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, h. 7
b. Zakat  Fitrah,  yaitu  zakat  yang  wajib  dibayarkan  pada  bulan  Ramadhan.
Terkadang zakt fitrah disebut dengan zakat badan atau sedekah fitrah.
4
2. Dasar Hukum
Zakat  merupakan  salah  satu  dari  lima  rukun  Islam.  Karena  nilainya  yang sangat penting di dalam agama Islam. Allah telah mewajibkan zakat kepada kaum
muslimin melalui Al- Qur‟an dan As-Sunnah.
a. Surat At-Taubah 009 ayat 103  tentang zakat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
ةب تلا
: 103  009
Artinya  :  “Ambillah  zakat  dari  sebagian  harta  mereka,  dengan  zakat  itu  kamu membersihkan  dan  menyucikan  mereka.  Sesungguhnya  doa  kamu  itu  menjadi
ketentraman  jiwa  bagi  mereka  dan  Allah  Maha  Mendengar  lagi  Maha Mengetahui”.
b. Hadits Zakat
Anas r.a. berkata, “Seseorang dari bani Tamim mendatangi Rasulullah saw.,
lalu berkata, „Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta yang banyak, keluarga, dan tamu-tamu. Katakanlah kepadaku, apa yang harus aku lakukan dan
bagaimana aku menginfakkan hartaku. Rasulullah saw. bersabda :
َّح فرعت  كءابرقأ لصت  ك رِ طت ةر ط ا َّإف كلام نم ةاك َّلا جرخت .لئ اَسلا  راجلا  نيكسملا
دمحا ه ر Artinya  ;  Engkau  mengeluarkan  zakat  hartamu  karena  zakat  itu  menyucikanmu,
engkau  mempererat  tali  kekerabatanmu,  dan  engkau  mengetahui  hak  orang miskin, tetangga dan orang yang meminta-minta.
4
Husein  Syahatah,  Cara  Praktis  Menghitung  Zakat,  Ciputat  :Kalam  Pustaka,  2005,  Cet. Pertama, h.16
3. Syarat- syarat Wajib Zakat
Yusuf  Qardhawi  mengemukakan  beberapa  persyaratan  agar  zakat  dapat dikenakan pada harta kekayaan yang dimiliki oleh seorang muslim, yaitu :
a. Kepemilikan  bersifat  penuh.  Maksudnya  adalah  bahwa  harta  yang
dizakatkan berada dalam kepemilikan  yang sepenuhnya dari  yang memiliki harta  tersebut,  baik  dalam  memanfaatkan  dalam  menikmati  hasil  dari  harta
tersebut. b.
Harta  yang  dizakatkan  bersifat  produktif  atau  berkembang.  Harta  yang dizakatkan  harus  memiliki  syarat  berkembang  atau  produktif  baik  terjadi
secara sendiri atau karena harta tersebut di manfaatkan. Bila ada harta tidak bisa dimanfaatkan, maka harta tersebut tidak dapat dikenakan wajib zakat.
c. Harta harus mencapai nisab. Nisab berarti syarat minimum dari jumlah aset
yang dapat dikenakan zakat, sesuai dengan ketentuan yang ada pada syariah Islam.  Hal  ini  juga  merupakan  penegasan  bahwa  zakat  hanya  diwajibkan
bagi orang muslim yang memang mampu untuk membayar zakat. d.
Harta zakat harus lebih dari kebutuhan pokok. Maksudnya harta zakat harus lebih dari kebutuhan rutin yang diperlukan agar dapat melanjutkan hidupnya
secara wajar. e.
Harta  zakat  harus  bebas  dari  sisa  utang.  Maksudnya  harta  yang  dizakatkan harus bebas dari sisa utang. Dalam Islam, hak seseorang yang meminjamkan
utang harus di dahulukan terlebih dulu dibandingkan dengan golongan yang menerima zakat.
f. Harta aset harus berada dalam kepemilikan selama setahun penuh haul.
5
4. Hikmah dan Manfaat Zakat
Kewajiban  menunaikan  zakat  merupakan  sesuatu  yang  demikian  tegas  dan mutlak.  Karena  di  dalam  ajaran  Islam,  hal  ini  terkandung  hikmah  dan  manfaat
yang  demikian  besar  dan  mulia,  baik  yang  berkaitan  dengan  muzakki,  mustahik, harta  benda  yang  dikeluarkan  zakatnya,  maupun  bagi  masyarakat  secara
keseluruhan. Hikmah dan manfaat tersebut adalah : a.
Sebagai  perwujudan  iman  kepada  Allah,  mensyukuri  nikmat-Nya, menumbuhkan  akhlak  mulia  dengan  memiliki  rasa  kepedulian  yang  tinggi,
menghilangkan  sifat  kikir  dan  rakus,  menumbuhkan  ketenangan  hidup, sekaligus mengembangkan dan menyucikan harta yang dimiliki.
b. Zakat  merupakan  hak  bagi  mustahik.  Maka  berfungsi  untuk  menolong,
membantu  dan  membina  mereka,  terutama  golongan  fakir  miskin  ke  arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.
c. Salah  satu  sumber  dana  bagi  pembangunan  sarana  maupun  prasarana  yang
harus dimiliki umat Islam. d.
Untuk  memasyarakatkan  etika  bisnis  yang  benar,  karena  zakat  tidak  akan diterima  dari  harta  yang  di  dapatkan  dengan  cara  yang  batil.  Zakat
mendorong umat Islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera hidupnya. e.
Dari  sisi  pembangunan  kesejahteraan  umat,  zakat  merupakan  salah  satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik
5
Nurul  Huda  dan  Muhammad  Heykal,  Lembaga  Keuangan  Islam  :  Tinjauan  Teoritis  dan Praktis
Jakarta :Kencana, 2010, Cet. Pertama, h. 296-298
dimungkinkan  membangun  pertumbuhan  ekonomi  sekaligus  pemerataan pendapatan.
6
B. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Zakat