Peningkatan Ekonomi Keluarga LANDASAN TEORI

g. Ibnu Sabil Ibnu Sabil adalah musafir yang pergi dari suatu negara ke negara lain. Sabil artinya jalan. Dan menasabkan musafir kepada sabil karena seorang musafir biasanya terus menerus berada dijalan. Dan yang dimaksud dengan ibnu sabil adalah ibnu sabil yang kehabisan biaya dalam safarnya. Maka, orang yang demikian berhak menerima zakat dan pembiayaan sekedar bisa meluangkannya kembali ke daerah asalnya, walaupun di daerahnya ia orang kaya. 29

D. Peningkatan Ekonomi Keluarga

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan menaikkan atau menaiki. 30 Sedangkan pengertian ekonomi secara umum bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber saya material individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. 31 Sedangkan pengertian keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu 29 Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h.190 30 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Pusat Bahasa, 2008, h.994 31 t.p.,”Pengertian Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli” di akses pada tanggal 26 Januari 2013 http:carapedia.compengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_info501.html atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicon dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. 32 Jadi, peningkatan ekonomi keluarga adalah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa anggota dan memiliki satu hubungan darah dalam proses mempertahankan kesejahteraan hidup, kepala keluarga atau anggota lain mempunyai tanggung jawab dalam mencukupi kebutuhannya dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. 1. Kebutuhan dan Keinginan Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas. 33 Kebutuhan yang tidak terbatas salah satu faktor bahwa masyarakat merasa tidak sejahtera, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. 34 Alasannya 32 Gunadarma University “ Pengertian Individu dan Keluarga” artikel ini diakses pada tanggal 26 Januari 2013 dari http:wartawarga.gunadarma.ac.id201001posted-under- uncategorized-e-pengertian-individu-individu-berasal-dari-kata-latin-individuum-yang-artinya- tidak-terbagi-individu-menekankan-penyelidikan-kepada-kenyataan-kenyataan-hidup-ya 33 Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014 dari http:smagapro.blogspot.com201107kebutuhan-dan-keinginan.html 34 Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014 dari http:smagapro.blogspot.com201107kebutuhan-dan-keinginan.html karena ketidakpuasan dengan benda yang diperoleh. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah dipenuhi, maka keinginan- keinginan yang baru akan terwujud. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk yaitu keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. 35 2. Jenis- jenis Barang Barang yang dibutuhkan manusia dapat dogolongkan dengan banyak jenis- jenis barang dalam perekonomian, yaitu : a. Barang ekonomi Barang ekonomi adalah barang yang memerlukan usaha untuk memperolehnya contohnya beras, makanan lain dan barang-barang produksi industri. Barang ekonomi dapat dibedakan menjadi barang konsumsi contoh: makanan, pakaian dan sepeda motor, barang modal contoh: mesin, peralatan bengkel dan bangunan perkantoran, barang akhir contoh: roti, kursi dan mobil dan barang setengah jadi contoh: tepung gandum, karet dan kelapa minyak sawit. Dalam teori ekonomi terdapat dua cara penggolongan lain, yaitu: 1 Berdasarkan kepentingan barang dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior contoh: ikan asin dan ubi kayu, barang esensial contoh: beras, gula dan kopi, barang normal contoh: baju dan buku dan barang mewah contoh: mobil dan emas. 2 Berdasarkan cara penggunaan barang dalam masyarakat. Barang-barang tersebut dapat dibedakan menjadi barang pribadi contoh: makanan, pakaian 35 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. Dua Puluh Enam. h. 5 dan mobil dan barang publik contoh: jalan raya, lampu lintas dan mercu suar. b. Barang Cuma-Cuma Sedangkan barang cuma-cuma adalah barang yang dapat dinikmati tanpa melakukan kegiatan memproduksi seperti udara, oksigen, sinar matahari dan air hujan. 36 3. Faktor-faktor Produksi Faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: a. Tanah dan sumber alam, faktor produksi ini terbuat dari alam yang dapat dijadikan modal seperti tanah, berbagai jenis tambang, hasil hutan, air yang dibendung untuk irigasi atau pembangkit tenaga listrik. b. Tenaga kerja, faktor produksi ini merupakan tenaga kerja yang meliputi keahlian dan keterampilan yang mereka miliki, yaitu: 1 Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan. 2 Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli mereparasi TV dan radio. 36 Ibid,.h. 5-6 3 Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi dan insinyur. c. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka butuhkan. d. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembang-kan berbagai kegiatan usaha. Keahlian keusahawanan meliputi kemahirannya meng- organisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efesien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat. 37 37 Ibid,.h. 6-7 4. Konsep Keluarga Sejahtera Konsep keluarga sejahtera menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan BKKBN merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama; keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dan jumlah anggota keluarga; keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah khusyuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok. 38 5. Pengukuran Kesejahteraan Pengukuran kesejahteraan sering menggunakan pembagian kesejahteraan ke dalam dua bagian yaitu kesejahteraan subjektif dan objektif. Kesejahteraan secara objektif dan seubjektif dapat dialamatkan bagi tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Pada tingkat individu, perasaan bahagia atau sedih, kedamaian atau kecemasan jiwa,dan kepuasan atau ketidakpuasan merupakan indikator subjektif dari kualitas hidup. Pada tingkat keluarga, kecukupan kondisi perumahan dibandingkan standar, seperti ada tidaknya air bersih, merupakan contoh indikator objektif. 39 38 Euis Sunarti, “Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi dan Keberlanjutannya,” Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,2006, h. 25 39 Ibid,.h. 27 Pada prinsipnya aspek yang dapat diamati dalam menganalisis kesejahteraan hampir sama, yaitu mencakup dimensi: pendapatan, pengeluaran untuk konsumsi, status pekerjaan, kondisi kesehatan, serta kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan kebutuhan dasar seperti air, sanitasi 40 , perawatan kesehatan dan pendidikan. Faktor utama yang menentukan dari tingkat kesejahteraan ekonomi adalah daya beli, apabila daya beli menurun maka berdampak pada menurunnya kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehingga tingkat kesejahteraan menurun. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan riil dari pengeluaran per kapita yaitu peningkatan nominal pengeluaran lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama. 41 6. Indikator Kemiskinan Berikut ini kriteria orang miskin yang dikeluarkan oleh Bank Dunia yang mengatakan bahwa orang miskin adalah orang yang berpenghasilan di bawah 2 per hari. Sedangkan Badan Pusat Statistik BPS telah menetapkan rumah tangga yang memiliki ciri-ciri miskin, yaitu : a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2 per orang. b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanahbambookayu murahan. c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamborumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa plester. 40 usaha untuk membina dan menciptakan keadaan yang baik di bidang kesehatan 41 Ibid,.h.28 d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain. e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. f. Sumber air minum berasal dari sumur mata air tidak terlindung sungai air hujan. g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar arang minyak tanah. h. Hanya mengkonsumsi daging susu ayam satu kali dalam seminggu. i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun j. Hanya sanggup makan sebanyak satu dua kali dalam sehari k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan puskesmaspoliklinik l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah tidak tamat SD hanya SD. n. Tidak memiliki tabungan barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000, seperti : sepeda motor kredit non kredit, emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya. 42 42 Forum Kompas“ Indikator Miskin” artikel ini di akses 10 Januari 2014 http:forum .kompas.comnasional17755-indikator-miskin.html 39

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS