Kapasitas Asimilasi HASIL DAN PEMBAHASAN

85 Beban pencemaran TSS t on bulan K o n s e n tr a s i T S S m g l d i h ili r 40000 30000 20000 10000 50 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Grafik beban pencemaran TSS Vs Konsentrasi TSS Gambar 54. Garis regresi antara beban pencemar TSS dengan konsentrasi TSS Sungai Cidurian pada bulan pengamatan Oktober sampai Desember 2011 Total kontribusi beban pencemar dari sumber tertentu dan sumber tak tentu untuk parameter TSS sebesar 1726, 26 tonbulan. Apabila dikaitkan antara nilai kapasitas asimilasi parameter TSS sebesar 22.901,55 tonbulan akan tampak bahwa kontribusi beban pencemaran masih dibawah kapasitas asimilasi. Namun kontribusi beban pencemaran dalam penelitian ini belum mengakomodir beban pencemaran dari sumber lain seperti peternakan, sampah padat domestik yang dibuang ke sungai. Dengan demikian tidak dapat dikatakan kontribusi beban pencemaran masih dibawah nilai kapasitas asimilasi. Kapasitas asimilasi untuk BOD menggambarkan kemampuan badan air dalam membersihkan diri dari bahan pencemar organik yang mudah diurai dengan peristiwa biologis. Sungai mampu menerima bahan organik yang bersifat biodegradable melalui cara alami dengan proses reaerasi alami sehingga kandungan oksigen terlarut dalam perairan mencukupi untuk kehidupan organisme Hasham, 2004. Namun kemampuannya terbatas, tergantung dari kondisi alami seperti difusi oksigen di atmosfer dengan permukaan air, temperature, keberadaan organism perairan Beeson, 2004. 86 Beban pencemaran BOD t on bulan K o n s e n tr a s i B O D m g l d i h ili r 4000 3500 3000 2500 10 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Grafik beban pencemaran BOD Vs Konsentrasi BOD Gambar 55. Garis regresi antara beban pencemar BOD dengan konsentrasi BOD di hilir Sungai Cidurian pada bulan pengamatan Oktober sampai Desember 2011 Gambar 55 merupakan gambar garis regresi yang didapat dari 3 titik pengamatan selama Bulan Oktober, November dan Desember 2011. Gambar 53 bukan menggambarkan analisa regresi, jadi tidak dapat dikatakan bahwa beban pencemaran pada sumbu x mengakibatkan nilai konsentrasi parameter BOD pada sumbu Y. Penentuan kapasitas asimilasi untuk BOD dilakukan masing- masing dengan fungsi y1 =0.00230 x + 8.4 pada fungsi ini didapatkan hasil perpotongan garis hubungan beban pencemaran dan kualitas perairan dengan garis baku mutu sebagai nilai kapasitas asimilasi sebesar 2.347, 83 tonbulan. Pada gambar 53 tampak bahwa beban pencemaran sungai melebihi garis batas baku mutu, yang menunjukkan beban pencemaran untuk parameter BOD melebihi kapasitas asimilasinya, dan sungai dikatakan telah mengalami pencemaran. Konsentrasi BOD dalam perairan yang melebihi baku mutu menunjukkan bahwa perairan banyak menampung beban pencemaran dari limbah domestik serta dari pertanian maupun industri yang limbahnya banyak mengandung bahan organik, seperti industri makanan, kertas. Apabila dikaitkan dengan hasil identifikasi kontribusi beban pencemar BOD pada DAS Cidurian, tampak bahwa kontribusi beban pencemar BOD dari sektor domestik lebih dominan dibandingkan dari sektor industri dan pertanian seperti tampak pada 87 Beban pencemaran COD t on bulan K o n s e n tr a s i C O D m g l d i h ili r 50000 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Grafik beban pencemaran COD Vs Konsentrasi COD Gambar 50. Hal ini juga sebanding dengan kondisi kualitas perairan untuk parameter BOD Tabel 9 dan Gambar 7 yang menunjukkan konsentrasi BOD cenderung melebihi baku mutu. Kondisi ini mengakibatkan Sungai Cidurian telah tercemar oleh BOD. Total kontribusi BOD beban pencemar dari sumber tertentu dan sumber tak tentu sebesar 1.582,4 tonbulan. Nilai kapasitas asimilasi BOD sebesar 2.347,83 tonbulan. Namun tidak dapat dikatakan bahwa kontribusi beban pencemaran BOD masih dibawah nilai kapasitas asimilasi. Hal ini dikarenakan kontribusi beban pencemar dari sumber tak tentu hanya berasal dari sektor domestik dan pertanian, belum mengakomodir dari sumber lain seperti peternakan, sampah padat. Garis regresi antara kualitas air untuk parameter COD dengan beban pencemaran seperti pada Gambar 56. Pada Gambar 56 tampak bahwa semua titik pengamatan berada di atas garis horizontal yang merupakan garis baku mutu. Maka dapat dikatakan bahwa beban pencemaran COD di wilayah hilir melebihi kapasitas asimilasi. Gambar 56 Garis regresi antara beban pencemaran COD dengan konsentrasi COD di hilir Sungai Cidurian pada bulan pengamatan Oktober sampai Desember 2011 Penentuan kapasitas asimilasi untuk COD dilakukan masing-masing dengan fungsi y1 =83.1- 0.00240 x, pada fungsi ini didapatkan hasil perpotongan garis hubungan beban pencemaran dan kualitas perairan dengan garis baku 88 mutu sehingga diperoleh nilai kapasitas asimilasi sebesar 24.208,33 tonbulan. Namun tidak dapat ditarik hubungan langsung antara beban pencemaran dengan konsentrasi COD. Nilai 24.208,33 tonbulan merupakan batasan minimum beban pencemaran yang masih dapat ditampung sungai sampai pada kondisi sungai belum tercemar. Diatas nilai tersebut menunjukkan beban pencemar sungai melebihi kapasitas asimilasinya. Pada Gambar 54 tampak bahwa nilai COD berada di atas garis baku mutu . Hal ini menunjukkan bahwa beban pencemaran untuk parameter COD melebihi kapasitas asimilasi dan sungai dikatakan mengalami pencemaran oleh parameter COD. Konsentrasi COD yang tinggi menggambarkan tingginya bahan organik pada badan air. Semakin tinggi bahan organik, kebutuhan oksigen untuk melakukan oksidasi bahan organik baik secara kimia maupun biologis menjadi CO₂ dan H₂O juga semakin tinggi,. Pencemaran COD dalam badan air mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam perairan. Beban pencemaran COD disebabkan oleh kontribusi beban pencemaran dari aktifitas manusia dalam sektor industri. Sepanjang wilayah DAS Cidurian bagian sub DAS Cibereum serta sub DAS Cidurian hilir, khususnya Kecamatan Cikande Asem, Cikande Parigi, banyak terdapat industri. Jenis industri meliputi industri makanan, pewarnaan, serta industri kimia. Selain itu aktifitas domestik juga mengakibatkan emisi COD, seperti tampak pada hasil identifikasi beban pencemaran untuk wilayah yang melintasi DAS Cidurian. Tabel 30 sampai 33. Wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi berkontribusi besar dalam beban pencemaran COD. Apabila dikorelasikan dengan hasil kualitas air untuk parameter COD, tampak bahwa nilai COD memiliki kecenderungan melebihi baku mutu Tabel 8 dan Gambar 6. Total kontribusi beban pencemaran COD 1.890,2 tonbulan. Kapasitas asimilasi COD sebesar 24.208,33. Seperti halnya pada TSS dan BOD, tidak dapat dikatakan bahwa kontribusi beban pencemaran COD masih berada di bawah kapasitas asimilasi. Hal ini karena masih banyak beban pencemar dari sumber tak tentu yang belum diakomodir dalam penelitian ini. 89 Beban pencemaran E.Coli t on bulan K o n s e n tr a s i E .C o li m g l d i h ili r 1250000 1000000 750000 500000 250000 11000 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 Grafik beban pencemaran E.Coli Vs Konsentrasi E.Coli Gambar 57 Analisis regresi antara beban pencemar E.coli dengan konsentrasi E. coli di Sungai Cidurian pada bulan pengamatan Oktober sampai Desember 2011 Garis regresi antara konsentrasi

E. coli

dengan beban pencemar seperti pada gambar 55. Penentuan kapasitas asimilasi untuk

E. coli

dilakukan masing- masing dengan fungsi y1 = 0.00743 x - 2155, pada fungsi ini didapatkan hasil perpotongan garis hubungan beban pencemaran dan kualitas perairan dengan garis baku mutu sehingga diperoleh nilai kapasitas asimilasi sebesar 424.629,88 tonbulan. Pada Gambar 50 tampak bahwa beban pencemaran

E. coli

pada setiap titik pengamatan di hilir melebihi nilai kapasitas asimilasi. Oleh karena itu dapat dikatakan Sungai Cidurian telah tercemar oleh

E. coli

. Sumber pencemar E.coli sebagian besar berasal dari aktifitas manusia sektor domestik. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia. Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja. Konsentrasi

E. coli

yang tinggi dalam sungai mengindikasikan perilaku manusia dalam membuang limbah yang secara langsung tanpa melalui pengolahan . Dampak dari

E. coli

yang utama adalah gangguan kesehatan berupa diare dan penyakit kulit. Total kontribusi beban pencemaran

E. coli

1.2E+16 tonbulan. Kapasitas asimilasi

E. coli

sebesar 424.629,88 tonbulan. Nampak bahwa kontribusi beban pencemaran

E. coli

sudah melebihi kapasitas asimilasi. Namun sebenarnya 90 apabila kontribusi beban pencemaran dari sumber lain seperti peternakan, sampah dapat diakomodir, maka total kontribusi beban pencemaran

E. coli

lebih besar dari sebenarnya. Hal ini mengindikasikan tingginya beban pencemar

E. coli

dari domestik. 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kualitas air Sungai Cidurian parameter TSS, BOD, COD dan E.coli pada lokasi pengamatan bagian hulu Kopo Maja, Bendung Ranca Sumur, bagian tengah Cikande Asem, Cikande Parigi, bagian hilir Kresek dan Kronjo melebihi baku mutu menurut PP 82 tahun 2001 kelas II. Status mutu air Sungai Cidurian dengan metode storet dan indeks pencemar tergolong cemar sedang sampai berat. 2. Kontribusi beban pencemar dari sumber tertentu point source pada DAS Cidurian parameter BOD sebesar 2,4 tonbulan, COD sebesar 0,2 tonbulan, TSS sebesar 2,26 tonbulan, Kontribusi beban pencemar dari sumber tak tentu non point source dari sektor pertanian BOD 206,76 tonbulan, TSS 24,08 tonbulan, dari sektor domestik BOD 1.370 tonbulan, COD 1.890 tonbulan, TSS 1.700 tonbulan, E.coli 1,2E+16. Total kontribusi beban pencemar dari sumber tak tentu non point source parameter BOD 1.580 tonbulan, COD 1.890 tonbulan, TSS 1.724 tonbulan. Secara umum diperoleh gambaran bahwa kontribusi beban pencemaran dari sumber tak tentu non point source lebih besar dibandingkan dengan sumber tertentu point source 3. Nilai kapasitas asimilasi masing masing parameter yang diamati berturut-turut TSS 22.901,55 tonbulan, BOD 2.347,83 tonbulan, COD 24.208,33 tonbulan,

E.coli

424.629,90 tonbulan . Secara umum diperoleh gambaran, beban pencemaran TSS, BOD, COD, E.coli melebihi kapasitas asimilasi, sehingga Sungai Cidurian dalam kondisi tercemar.

5.2 Saran

Beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mengendalikan kontribusi beban pencemar meliputi : 1. Beban pencemar dari sumber tak tentu non point source khususnya sektor domestik meliputi pengelolaan pemukiman yang berada di pinggiran sungai dengan cara relokasi, pembuatan IPAL komunal oleh pemerintah serta pembinaan kesadaran masyarakat untuk membuat septic tank yang secara teknis memenuhi kaidah sanitasi. Pemukiman di perkotaan yang termasuk kategori kelas menengah ke atas diwajibkan memiliki IPAL komunal sebagai salah satu persyaratan IMB Ijin Mendirikan Bangunan 92 2. Beban pencemar dari sumber tak tentu non point source khususnya sektor pertanian melalui pelaksanaan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan, misalnya penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan, serta memanfaatkan jerami sisa hasil panen untuk produksi biomassa. 3. Beban pencemar dari sumber tertentu point source khususnya sektor industri adalah melakukan pengawasan dan penegakan hukum untuk industri menengah, sedangkan untuk industri kecil melakukan pembinaan dan pemberian bantuan 93 DAFTAR PUSTAKA Anonim 2007. Technical Memorandum Assimilative Capacity Study of Owen Sound, Selection of Owen Sound Wastewater Treatment Plant Effluent Limit. City of Owen Sound, Ontario. Anonim 2008. Antidegradation Review Guidance On Estimating Assimilative Capacacity, 10 Reserve Assimilative Capacity, High Quality Waters and Remaining Assimilative Capacity. Water Quality Standards. Anonim 2009. Laporan Kualitas Air Sungai Cidurian. Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Banten. Anonim 2010. Laporan Kualitas Air Sungai Kewenangan Provinsi Banten Triwulan III. Dinas Sumber daya Air Dan Pemukiman Provinsi Banten Anonim 2010. Balai Lingkungan Keairan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Kementrian PU Anonim 2010. Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang Anonim 2011. Kabupaten Lebak Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Anonim 2011. Kabupaten Serang Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Anonim 2011. Kabupaten Tangerang Dalam Anka. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Manufaktur, Prasarana dan Jasa. Pemetaan dan Perhitungan Beban Pencemaran Dari Limbah Domestik Rumah Tangga di DAS Ciliwung 2011. Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Kementrian Lingkungan Hidup RI. Asuhadi S 2006. Analisis Beban Pencemaran Dan Kapasitas Asimilasi Kawasan Perairan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor Beeson D R 2004. Effect of Pollutants of Freshwater Organism. Water Environment Research, Volume 76, Number 6. Efendi H 2003. Telaahan Kualitas`Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan perairan. Karnisius . Jakarta Gang D, Qiang Z, You J 2004. Non Point Source. Water Environment Research Volume 76, No.6, Literature Reviews CD-ROM Content, pp 2262 – 2296. Water Environment Federation. Hasham S A, 2004. Detection And Occurance of Indicator Organism and Patogens Water Environment Research Volume 76, No.6, Literature Reviews CD-ROM Content, pp 531 – 604. Water Environment Federation. Irianto dan Iskandar 2007. Pusat penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementrian PU. Indrasti N S, Suprihatin, Rajab A L 2006. Analisis Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi serta Penyusunan Strategi Pengelolaan Perairan Teluk Kendari. Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor