Analisa Ekosistem Analisa Beban Pencemaran Sungai Cidurian

46 Beban pencemaran dari kegiatan industri hanya terjadi di sub DAS Cibereum dan Cidurian Hilir. sub DAS Cidurian Hulu tidak ada kegiatan industri. Gambar 12 terlihat bahwa sub DAS Cibereum mengalami beban pencemaran tertinggi untuk parameter BOD, kemudian COD dan TSS. Sub DAS Cidurian Hilir mengalami beban pencemaran tertinggi untuk parameter COD, kemudian TSS dan yang paling rendah BOD. Hal ini dikarenakan jenis kegiatan industri berbeda untuk sub DAS Cibereum dan Cidurian Hilir. Industri di sub DAS Cidurian Hilir, kebanyakan merupakan jenis industri pewarnaan, tekstil, serta industri kimia , yang menyebabkan beban pencemaran COD pada Sungai Cidurian tinggi. Industri di sub DAS Cibereum merupakan industri makanan dan penyamakan kulit, dimana air limbahnya banyak mengandung bahan organik yang mudah terurai. Oleh karena itu menyebabkan beban pencemaran BOD tinggi. Tabel 19. Perhitungan beban pencemaran COD kegiatan industri SUB DAS Jenis Beban Pencemaran Nama Perusahaan Debit Konsentrasi COD ljam mgl tontahun CIDURIAN HILIR PT. Singlong Brother industri tekstil 8333.3 38 7,600 PT Panca Plaza - PT Eka Nindia karsa penangkaran buaya 83,33 10,1 20 PT. Frans Putratex industri tekstil 8333,3 178 35,600 PT. Shinta Woosung Tektil industri tekstil 16666,7 227 90,800 PT. Tunas Sumber Idea Kreasi industri resin 8333,3 9 1,800 PT. Sari Daya Plasindo 833,33 8.5 170 PT. Colorindo Pewarnaan 4166,67 - TOTAL BEBAN PENCEMARAN DI SUB DAS CIDURIAN HILIR 135.990 CIBEREUM PT. Kulit Murni Asia Tengara Penyamakan kulit 8333,33 30,7 6,140 PT Mariza Sari Murni Biscuit 500 27,6 331 TOTAL BEBAN PENCEMARAN DI SUB DAS CIBEREUM 6,471 JUMLAH TOTAL 142.461 Beban pencemaran TSS pada sub DAS Cibereum sesuai dengan Tabel 20 sebesar 1,038 grhari, pada sub DAS Cidurian hilir sebesar 74,228 grhari, sehingga total beban pencemaran TSS sebesar 75,266 grhari atau 2.26 47 tonbulan. Nilai TSS menunjukkan jumlah padatan yang tersuspensi dalam perairan, yang menyebabkan kekeruhan sungai. Semakin tinggi nilai TSS semakin tinggi tingkat kekeruhan sungai. Nilai beban pencemaran TSS dari industri sebesar 75,266 grhari menyebabkan konsentrasi TSS di Sungai Cidurian tinggi dan melebihi baku mutu, sesuai dengan hasil pengamatan kualitas air Sungai Cidurian Tabel 20. Tabel 20. Perhitungan beban pencemaran TSS kegiatan industri SUB DAS Jenis Beban Pencemaran Nama Perusahaan Debit Konsentrasi TSS ljam mgl grhari CIDURIAN HILIR PT. Singlong Brother industri tekstil 8333.3 13 2,600 PT Panca Plaza - PT Eka Nindia karsa penangkaran buaya 83.33 29.1 58 PT. Frans Putratex industri tekstil 8333.3 45 9,000 PT. Shinta Woosung Tektil industri tekstil 16666.7 155 62,000 PT. Tunas Sumber Idea Kreasi industri resin 8333.3 2 400 PT. Sari Daya Plasindo 833.33 8.5 170 PT. Colorindo Pewarnaan 4166.67 - JUMLAH SUB DAS CIDURIAN HILIR 74,228 CIBEREUM PT. Kulit Murni Asia Tengara Penyamakan kulit 8333.33 2 400 PT Mariza Sari Murni Biscuit 500 53.2 638 JUMLAH SUB DAS CIBEREUM 1,038 JUMLAH TOTAL 75,266 Gambar 13. Grafik perbandingan beban pencemaran dari kegiatan industri di DAS Cidurian 48 Tabel 18, 19 dan 20, terlihat bahwa konsentrasi limbah industri yang dibuang ke sungai Cidurian apabila dibandingkan dengan baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no 51 tahun 1995 ada beberapa industri yang parameternya masih dibawah baku mutu. Hal ini akan mempengaruhi beban pencemaran yang masuk ke sub DAS Cibereum dan Cidurian Hilir. Industri di sub DAS Cidurian Hilir yang tidak memenuhi baku mutu antara lain PT. Frans Putratex parameter BOD, COD, PT. Shinta Woosung Tekstil parameter BOD, COD, TSS, PT. Sari Daya Plasindo parameter BOD. Industri di sub DAS Cibereum memenuhi baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI no 51 tahun 1995, seperti yang terlihat pada Tabel 21. Tabel 21. Konsentrasi limbah industri dibandingkan dengan baku mutu NO Industri Jenis Konsentrasi Limbah mgl Baku Mutu Keterangan Parameter KepMenLH no 51 1995 BOD COD TSS BOD COD TSS Sub DAS Cidurian Hilir 1 PT.Singlong Brother Tekstil 13 38 13 60 150 50 Memenuhi Baku Mutu 2 PT. Eka Nindya Karsa Penangkaran buaya 20,6 10,1 29,1 50 100 200 Memenuhi Baku Mutu 3 PT.Frans Putratex Tekstil 64 178 45 60 150 50 Tidak memenuhi BOD, COD 4 PT.Shinta Woosung Tekstil Tekstil 81 227 155 60 150 50 Tidak memenuhi BOD, COD, TSS 5 PT.Tunas Sumber Ide Kreasi Resin 18 9 2 50 100 200 Memenuhi Baku Mutu 6 PT. Sari Daya Plasindo Pewarnaan 231 8,5 8,5 50 100 200 Tidak memenuhi BOD Sub DAS Cibereum 1 PT. Kulit Murni Penyamakan kulit 118 30,7 2 50 110 60 Tidak Memenuhi Baku Mutu BOD 2 PT. Mariza Sari Murni Penangkaran buaya 16,1 27,6 53,2 40 100 50 Tidak Memenuhi Baku Mutu 49 NO Industri Jenis Konsentrasi Limbah mgl Baku Mutu Keterangan Parameter KepMenLH no 51 1995 BOD COD TSS BOD COD TSS TSS Beban pencemaran limbah industri yang parameternya masih melebihi baku mutu, harus diturunkan sampai konsentrasinya sama dengan baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no 51 tahun 1995. Pendekatan yang dilakukan untuk menurunkan beban pencemaran adalah pendekatan teknologi pengolahan limbah. Industri yang limbahnya masih melampaui baku mutu diwajibkan mengoptimalkan instalasi pengolahan air limbah. Industri yang berada di lokasi sub DAS Cidurian Hilir yang parameternya masih melebihi baku mutu sebagian besar industri tekstil dan pewarnaan. Industri di lokasi sub DAS Cibereum yang parameternya melebihi baku mutu adalah industri penyamakan kulit dan makanan ringan. Hal ini diduga ada pengaruh yang kuat antara jenis industri dan parameter dominan yang dihasilkan. Industri jenis tekstil parameter dominan adalah bahan organik yang susah terurai, sedangkan industri penyamakan kulit parameter dominannya adalah bahan organik yang mudah terurai, seperti pada Tabel 22. Tabel 22. Beban pencemaran yang harus diturunkan Industri Parameter Beban pencemaran Sebenarnya grhari Beban pencemaran sesuai baku mutu grhari Beban pencemaran yang harus diturunkan grhari Sub DAS Cidurian hilir PT. Frans Putratex BOD 12.799,95 11.999,95 800 COD 35.599,86 29.999,88 Pt. Shinta Woosung Tekstil BOD 42.400,06 24.000,05 8.400,02 COD 90.800,18 60.000,12 30.800,06 TSS 62.000,12 20.000,04 42.000,08 PT. Sari Daya Plasindo BOD 4.619,82 999,96 3.620,00 Sub DAS Cibereum PT. Kulit Murni BOD 23.599,99 10.000,00 13.599,99 PT.Mariza Sari Murni TSS 638,4 600 38,4 50

4.2.1.2. Beban pencemar dari sumber tak tentu

non point source Beban pencemaran dari sumber tak tentu ditinjau untuk aktifitas manusia dalam pertanian dan domestik. Beberapa faktor yang terkait dengan kontribusi beban pencemaran dari aktifitas manusia di bidang pertanian meliputi, luas penggunaan lahan, jenis penggunaan lahan seperti sawah, palawija serta perkebunan lain. Faktor yang mempengaruhi kontribusi beban pencemaran dari kegiatan domestik meliputi jumlah penduduk serta jarak antara pemukiman penduduk dengan Sungai Cidurian. Dalam hal ini diasumsikan semakin dekat jarak antara pemukiman dengan sungai, semakin besar kontribusinya terhadap beban pencemaran. Penduduk yang tinggal di sepanjang bantaran DAS sebagian besar membuang limbahnya ke sungai secara langsung. Begitu pula sebaliknya. Penduduk yang tingal jauh dari sungai rata-rata memiliki saluran pembuangan limbah, sehingga air limbah tidak langsung menuju sungai, namun ada yang terserap dalam tanah. Secara rinci kontribusi beban pencemaran dari kegiatan pertanian, digunakan metode GIS geographic information system. GIS memberikan informasi mengenai karakteristik penggunan lahan di DAS Cidurian seperti pada Gambar 14 dan 15. Gambar 14 Prosentase penggunaan lahan untuk sawah, perkebunan lain dan palawija di DAS Cidurian 51 Gambar 15 Prosentase penggunaan lahan untuk pertanian di DAS Cidurian Pada Gambar 14 tampak bahwa penggunan lahan sawah di sub DAS Cidurian Hilir paling dominan sebesar 68 . Penggunaan lahan untuk palawija yang paling dominan adalah sub DAS Cibereum sebesar 64 dan untuk perkebunan lain sebesar 49 Gambar 14. Hal ini akan mempengaruhi kontribusi beban pencemaran BOD, dan TSS dari kegiatan pertanian. Wilayah sub DAS Cidurian Hulu paling sedikit digunakan untuk pertanian. Hal ini sesuai dengan hasil analisa GIS geographic information system untuk penggunaan lahan Lampiran 1, yakni wilayah hulu sebagian besar masih berupa hutan.

4.2.1.1.1. Beban pencemaran dari kegiatan manusia di bidang pertanian

Kegiatan manusia di bidang pertanian yang berkontribusi terhadap beban pencemaran meliputi kegiatan pemupukan, pemberian pestisida, serta penumpukan jerami padi sisa panen. Emisi yang ditimbulkan meliputi emisi BOD, Nitrat, Phosphat dan pestisida Anonim, 2010. Penumpukan jerami padi apabila tidak dimanfaatkan untuk produksi biomasa akan membusuk dan menghasilkan emisi BOD yang tinggi sebesar 18 kghamusim tanam. Semakin luas penggunaan lahan untuk pertanian semakin besar peluang kontribusinya terhadap beban pencemaran. Pada Gambar 14 tampak bahwa penggunaan lahan untuk pertanian yang paling dominan adalah bagian sub DAS Cidurian hilir, sebesar 53 dari total penggunaan lahan untuk pertanian. Hal ini berpengaruh terhadap kontribusi beban pencemaran dari kegiatan pertanian di sub DAS Cidurian hilir lebih dominan dibanding sub DAS Cibereum dan Cidurian hulu. Kontribusi beban pencemaran dari kegiatan manusia di bidang pertanian untuk setiap sub DAS dapat dilihat pada Tabel 23 . 52 Tabel 23. Beban pencemaran BOD dari kegiatan pertanian di DAS Cidurian No Nama Sub DAS Beban Pencemaran Luas Lahan Pertanian BOD grhari Ha 1 Cidurian Hulu 1,460,466 18,669 2 Cibereum 1,543,950 16,239 3 Cidurian Hilir 3,887,642 39,397 Total 6,892,058 74,305 Gambar 16 Kontribusi beban pencemar dan prosentase BOD dari pertanian Pada Gambar 16 tampak bahwa beban pencemaran BOD dari pertanian yang paling tinggi di daerah sub DAS Cidurian Hilir, mencapai 57 . Penggunaan lahan di sub DAS Cidurian Hilir sebesar 39.397 Ha lebih besar dibandingkan di sub DAS Cidurian Hulu dan Cibereum. Hal ini menunjukkan bahwa beban pencemaran BOD dari sumber kegiatan pertanian dipengaruhi luas penggunaan lahan, serta jenis penggunaan lahan. sub DAS Cidurian Hilir, jenis penggunaan lahan didominasi sawah. Beban pencemaran BOD yang paling besar berasal dari emisi BOD pada lahan sawah. Sedangkan untuk sub DAS Cidurian Hulu dan Cibereum penggunaan lahan bervariasi untuk sawah, palawija dan perkebunan lain, seperti tampak pada Gambar 16. Faktor emisi 18 kghamusim tanam untuk BOD sawah, dan 9 kghamusim tanam untuk BOD palawija. Hal ini didasarkan perhitungan bahwa jerami padi yang dihasilkan per ha per musim tanam 3 ton, sedangkan setiap 1 ton jerami padi menghasilkan 30 kg BOD. Emisinya 20 masuk ke sungai, sehingga emisi per ha adalah 3x30x0,2=18 kg. Anonim, 2010 . 53 Gambar 17 Grafik perbandingan penggunaan lahan di DAS Cidurian Hasil rekapitulasi beban pencemaran BOD untuk setiap penggunaan lahan pada masing masing sub DAS seperti pada Tabel 24. Kontribusi beban pencemaran yang paling besar di sub DAS Cidurian Hulu adalah dari penggunaan lahan untuk sawah, yang mendominasi penggunaan lahan. Sub DAS Cibereum kontribusi beban pencemaran BOD paling besar berasal dari penggunaan lahan untuk perkebunan lain karena luas lahan untuk perkebunan lain lebih tinggi dibandingkan untuk sawah dan palawija. Tabel 24. Rekapitulasi penggunaan lahan di DAS Cidurian Beban pencemaran TSS dari kegiatan pertanian seperti halnya BOD dipengaruhi oleh luas dan jenis penggunaan lahan. Kegiatan panen padi, palawija dan perkebunan lain menghasilkan emisi TSS. Emisi TSS terbesar dari perkebunan lapalawija sebesar 2,4 kg untuk setiap Ha dan setiap musim tanam dalam satu tahun Anonim, 2010. Beban pencemaran TSS dari kegiatan pertanian pada setiap sub DAS memiliki nilai yang bervariasi, seperti pada Tabel 25. Tabel Tabel 25. Beban pencemaran TSS dari kegiatan pertanian di DAS Cidurian No Penggunaan Cidurian Hulu Cibereum Cidurian Hilir Lahan Luas Beban Pencemaran Luas Beban Pencemaran Luas Beban Pencemaran Ha BOD grhari Ha BOD grhari Ha BOD grhari 1 Sawah 12,022 1,185,737 6,416 632,839 39,397 3,887,642 2 Palawija 2,344 115,592 2,267 115,777 3 Perkebunan lain 4,303 159,137 7,556 795,336 TOTAL 18,669 1,460,466 16,239 1,543,952 39,397 3,887,642 54 No Nama Sub DAS Beban Pencemaran Luas Lahan Pertanian TSS grhari Ha 1 Cidurian Hulu 90,042 18,669 2 Cibereum 704,102 16,239 3 Cidurian Hilir 8,639 39,397 Total 802,783 74,305 Gambar 18 Kontribusi beban pencemaran TSS dari kegiatan pertanian di DAS Cidurian Gambar 19 Prosentase kontribusi beban pencemaran TSS dan hubungan antara luas lahan pertanian dengan beban pencemaran TSS dari pertanian Kontribusi beban pencemaran TSS dari kegiatan pertanian di DAS Cidurian yang paling besar berada di sub DAS Cibereum. Apabila dilihat dari luas penggunaan lahan pertanian, Sub DAS Cibereum paling kecil dibandingkan sub DAS yang lain. Seperti pada Gambar 18. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara luas lahan pertanian dengan kontribusi beban pencemaran TSS dari pertanian. Beban pencemar TSS yang tinggi pada sub DAS Cibereum dikarenakan pada wilayah sub DAS Cibereum, penggunaan lahan didominasi 55 oleh palawija dan perkebunan lain yang mengeluarkan emisi TSS lebih tinggi daripada sawah.

4.2.1.1.1. Beban pencemaran dari kegiatan manusia di bidang domestik

Setiap aktifitas manusia berpotensi menghasilkan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat. Limbah cair dari domestik berasal dari proses sanitasi dan pencucian. Limbah domestik dari pemukiman penduduk yang berdekatan dengan sungai berpotensi dibuang langsung ke sungai yang menyebabkan terjadinya pencemaran. Berdasarkan analisa ekosistem penyebaran jumlah penduduk di setiap sub DAS, diperoleh data kontribusi beban pencemaran sub DAS Cidurian hulu, sub DAS Cibereum dan sub DAS Cidurian Hilir terhadap total beban pencemaran DAS Cidurian seperti pada Tabel 26. Tabel 26 Beban pencemaran domestik berdasarkan analisa ekosistem Sub DAS Jumlah Kontribusi Beban Pencemaran Dometik grhari penduduk

E.coli

TSS BOD COD Cidurian Hulu 792.837 1.5E+20 18.751,83 19.738,76 27.140,82 Cibereum 538.366 7.7E+19 9.752.795 10.266,11 14.115,89 Cidurian Hilir 844.510 1.2E+20 15.001,71 15.791,26 21.713,01 2.175.713 3.4E+20 43.506,33 45.796,13 62.969,72 Kontribusi beban pencemaran domestik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 26 berturut turut dari yang paling tinggi adalah sub DAS Cidurian Hulu, Cidurian Hilir dan Cibereum. Jumlah penduduk di tiap sub DAS berturut turut dari yang terbesar Cidurian Hilir, Cidurian Hulu dan Cibereum. Gambar 20. Kontribusi beban pencemaran dari domestik berdasarkan analisa ekosistem 56 Gambar 21. Jumlah penduduk di tiap sub DAS Cidurian dan prosentase jumlah penduduk Kontribusi beban pencemaran domestik tidak bergantung sepenuhnya pada jumlah penduduk. Terbukti pada Gambar 19 dan 20 tampak bahwa jumlah penduduk terbesar pada sub DAS Cidurian hilir, namun kontribusi beban pencemaran tertinggi pada sub DAS Cidurian hulu. Hal ini dikarenakan pada sub DAS Cidurian hulu, banyak jumlah pemukiman penduduk yang dekat dengan sungai. Sedangkan pada sub DAS Cidurian hilir, meskipun jumlah penduduknya lebih banyak, namun jumlah penduduk yang dekat dengan sungai lebih sedikit. Semakin banyak jumlah penduduk yang tinggal dekat sungai, semakin besar peluang membuang limbah domestik secara langsung. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi beban pencemaran dari domestik sangat dipengaruhi oleh pola penyebaran penduduk terhadap sungai. 4.2.2. Analisa Wilayah 4.2.2.1. Kegiatan Pertanian 4.2.2.1.1. Kabupaten Lebak Kabupaten Lebak memiliki empat kecamatan yang dilintasi oleh DAS Cidurian. Penggunaan lahan pertanian serta jenisnya di setiap wilayah kecamatan, mempengaruhi besarnya kontribusi beban pencemaran dari kegiatan pertanian. Kontribusi beban pencemaran BOD dari pertanian sangat dipengaruhi oleh penggunaan lahan untuk sawah, palawija serta perkebunan lain. Penggunaan lahan di Kabupaten Lebak untuk kegiatan pertanian seperti pada Tabel 27. Tabel 27. Penggunaan lahan untuk pertanian di Kab. Lebak 57 Kecamatan Penggunaan Lahan Sawah Palawija Perkebunan Lain CURUGBITUNG 1.118,69 769 3.129,14 MAJA 3.630,4 2.549,94 3.695,98 RANGKASBITUNG 1.183,95 533,61 1.062,65 Total 5.933,04 3.852,55 7.887,77 Gambar 22 Penggunaan lahan DAS Cidurian di Kabupaten Lebak Hubungan antara kontribusi beban pencemaran BOD dan TSS dari kegiatan pertanian di Kabupaten Lebak seperti tampak pada Tabel 28. Pada Tabel 28 tampak bahwa di Kabupaten Lebak, total beban pencemaran dari kegiatan pertanian untuk parameter BOD lebih tinggi dibandingkan total beban pencemaran TSS. Hal ini dikarenakan faktor emisi untuk BOD lebih tingi dibandingkan faktor emisi TSS untuk setiap jenis penggunaan lahan Irianto dan Iskandar, 2007. Namun pada setiap lokasi dapat dilihat beban pencemaran BOD sebanding dengan beban pencemaran TSS. Semakin tinggi beban pencemaran BOD maka beban pencemaran TSS juga semakin besar, seperti tampak pada Tabel 28. Tabel 28 Kontribusi beban pencemar BOD dan TSS dari pertanian di Kabupaten Lebak NO Kecamatan Luas Lahan Beban Pencemaran grhari Pertanian Ha BOD TSS 1 CURUGBITUNG 5.016,83 263.979 51.504 2 MAJA 9.876,32 620.518 82.934 3 RANGKASBITUNG 2.780,21 182.392 21.252 Total 17.673,36 1.066.889 155.690,41 58 Gambar 23 Kontribusi beban pencemaran BOD dan prosentase kontribusi beban pencemaran BOD dari pertanian di Kabupaten Lebak Gambar 23 Hubungan antara beban pencemaran BOD dari pertanian dengan luas penggunaan lahan Pada Gambar 24 tampak bahwa Kecamatan Maja penggunaan lahan pertaniannya di DAS Cidurian sebesar 56 dari total penggunaan lahan pertanian. Hal ini sebanding dengan kontribusi beban pencemaran BOD dari pertanian di Kecamatan Maja sebesar 58 . Luas lahan pertanian di Kecamatan Maja yang berada di DAS Cidurian berdasarkan analisa GIS geographic information system sebesar 9.876,2 Ha, terdiri dari sawah luas 3.630,4 Ha, palawija luas 2.549,94 Ha, perkebunan lain seluas 3.695,98 Ha Lampiran 1. Penggunaan lahan untuk sawah, palawija dan perkebunan lain mengakibatkan tingginya emisi BOD yang dihasilkan dari pembusukan sisa panen padi, palawija dan perkebunan lain. Emisi BOD dari sawah paling besar kontribusinya terhadap beban pencemaran dibandingkan dengan emisi dari palawija dan perkebunan lain Anonim, 2010. Kontribusi beban pencemaran TSS pada DAS Cidurian seperti pada Tabel 28 yang paling besar di Kecamatan Maja. Seperti halnya BOD, aktifitas