III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian  ini  dimulai  dari  bulan  April  sampai  bulan  Agustus  2010. Penelitian  dilaksanakan  di  lahan  percobaan  NOSC  Nagrak  Organic  S.R.I.
Center  di  Desa  Cijujung,  Kecamatan  Cibungbulang,  Kabupaten  Bogor  dan di  Laboratoriun  Bioteknolgi  Tanah,  Departemen  Ilmu  Tanah  dan  Sumberdaya
Lahan,  Fakultas  Pertanian,  Institut  Pertanian  Bogor.  Lahan  percobaan  NOSC untuk  penanaman  padi  dan  pengambilan  contoh  tanah  sedangkan  Laboratorium
Bioteknologi  Tanah  untuk  pengamatan  lebih  lanjut  contoh  tanah  yang  diambil dalam mengetahui jumlah, biomassa, dan keragaman fauna tanah.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  benih  tanaman  padi varietas  Ciherang,  benih  kedelai  varietas  Wilis,  pupuk  organik  kompos,
pupuk  anorganik  Urea  dengan  kadar  N-Total  46.77,  SP-36  dengan  kadar  P 36.84 , KCl dengan kadar K 60.73 , etilen glikol, alkohol 70 , dan pestisida
nabati.  Alkohol  70    dan  etilen  glikol  merupakan  bahan  kimia  utama  yang digunakan  untuk  mengekstraksi  dan  mengidentifikasi  fauna  tanah.  Bahan-bahan
yang  digunakan  sebagai  campuran  untuk  membuat  pestisida  nabati  yaitu  daun mindi, daun sirsak, lengkuas, dan tembakau batangan.
Sementara alat
yang digunakan
Berlese Funnel
Extractor, Stereomikroskop, termometer, alat penyaring berukuran 2 mm, alat pemukul palu
kayu besar, alat penjepit pinset, arit, sabit, dan landakan alat untuk membalik tanah.  Berlese  Funnel  Extractor  Gambar  1  merupakan  serangkaian  alat  yang
digunakan  untuk  mengekstrak  dan  mengumpulkan  fauna  tanah.  Alat  ini  terdiri dari  pipa  paralon  berdiameter  20  cm,  corong  plastik  berukuran  besar,  kain  kasa
berukuran  2  mm,  kain  penutup,  lampu,  dan  botol  penampung  dengan  diameter 6 cm.
Gambar 1. Alat ”Berlese Funnel Extractor”
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Rancangan Penelitian Penelitian  ini  menggunakan  perlakuan  jarak  pematang  dengan  dua  level
serta dilakukan empat ulangan. Dua level tersebut adalah: a Jarak pematang sempit petak sawah dengan jarak pematang 4 m
b Jarak pematang lebar petak sawah dengan jarak pematang 8 m
Lampu sebagai sumber panas
Corong plastik
Wadah penampung berisi etilen glikol
Paralon berisi contoh  tanah
Kain kasa berukuran 2 mm sebagai penyaring fauna tanah
Kain penutup
Keterangan: = petakan percobaan pematang 4 m
= petakan percobaan pematang 8 m = inlet
= outlet
Gambar 2. Tata letak petakan percobaan di lapang 3.3.2. Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan  contoh  tanah  dilakukan  sebanyak  4  waktu  yaitu  pada  hari ke-0,  ke-30,  ke-60,  dan  ke-90.  Pada  setiap  waktu  pengambilan  contoh  tanah
tersebut akan didapatkan 16 contoh tanah, yaitu 4 contoh tanah dari petak ulangan berjarak pematang 4 m, 4 contoh tanah dari petak ulangan berjarak pematang 8 m,
4 contoh tanah dari pematang di sekitar petak ulangan berjarak pematang 4 m, dan 4  contoh  tanah  dari  pematang  di  sekitar  petak  ulangan  berjarak  pematang  8  m.
Contoh  tanah  tersebut  diambil  dengan  menggunakan  soil  corer  pipa  paralon besar  berdiameter  20  cm  pada  kedalaman  tanah  20  cm.  Contoh  tanah  diambil
pada  titik  yang  berbeda-beda  secara  acak  di  setiap  waktu  pengambilan  contoh tanah.  Selanjutnya  contoh  tanah  dibawa  ke  Laboratorium  untuk  diekstraksi
dengan Berlese Funnel Extractor.
U
3.3.3. Pelaksanaan Penelitian di Lapang Kegiatan  penelitian  di  lapang  diawali  dengan  pelaksanaan  di  lapang  yang
terdiri  dari  persiapan  lahan  penelitian,  penyemaian  benih,  penanaman  bibit, pemupukkan, pengairan, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.
3.3.3.1. Persiapan Lahan dan Penyemaian Benih
Persiapan  lahan  dilakukan  untuk  pengolahan  tanah,  pelumpuran,  dan pembuatan  petak  percobaan.  Pengolahan  tanah  dilakukan  1  minggu  sebelum
penanaman  dengan  pembajakan  dan  pembalikan  tanah  serta  pelumpuran  tanah. Petakan percobaan dibuat sebanyak 8 petak untuk yang berukuran 4 m x 5 m dan
4 petak untuk yang berukuran 8 m x 5 m. Setiap petakan tersebut dibuat dengan sistem  pengairan  yang  terorganisir  yakni  memiliki  saluran  air  masuk  inlet  dan
keluar  outlet  yang terpisah  satu  sama  lain.  Setelah  itu  petak  diberi  kode  sesuai dengan perlakuan masing-masing serta ulangan-ulangannya.
Benih padi yang akan ditanam, dilakukan penyemaian terlebih dahulu dan sebelum  penyemaian  dilakukan  seleksi  benih.  Benih  diseleksi  dengan  cara
dimasukkan  ke  dalam  larutan  garam  pada  sebuah  wadah.  Benih  yang  dipilih adalah  yang  tenggelam  pada  dasar  wadah.  Lalu  benih  yang  tenggelam  tersebut
dicuci  dan  direndam  satu  malam  dengan  air  bersih.  Tujuan  dari  perendaman tersebut adalah agar benih mengalami imbibisi. Perlakuan berikutnya adalah benih
diperam  selama  dua  hari  sampai  benih  padi  mulai  berkecambah.  Selanjutnya benih yang sudah berkecambah tersebut disemai pada wadah nampan yang berisi
campuran  tanah  dan  kompos  1:1  dan  diletakkan  pada  tempat  yang  optimal terkena  sinar  matahari,  namun  terhindar  dari  hujan  agar  dapat  tumbuh  dengan
baik,  Gambar  Lampiran  2.  Benih  yang  telah  disemai  tersebut  dirawat  dengan menyiraminya setiap hari sampai benih menjadi bibit muda siap tanam saat sudah
berdaun 2 helai  umur 8-12 hari. Sementara  untuk  benih  kedelai  varietas  Wilis  yang  akan  ditanam,
dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan air hangat selama ± 3 jam. Hal ini bertujuan agar benih kedelai lebih mudah berkecambah saat ditanam. Selanjutnya
benih  tersebut  dijemur  agar  kering  dengan  cara  dikeringudarakan,  setelah  itu benih kedelai pun siap untuk ditanam.
3.3.3.2. Penanaman Padi dan Kedelai
Bibit padi muda hasil penyemaian ditanam pada petak sawah yang sudah disiapkan.  Bibit  padi  ditanam  pada  kedalaman  ±  1-1.5  cm  dengan  posisi  akar
horizontal  membentuk  huruf  L  sebanyak  1  bibit  per  titik  tanam  dengan  jarak 30  cm  x  30  cm.  Pengairan  pada  lahan  tanam  diatur  sampai  kondisinya  macak-
macak lembab tetapi tidak tergenang. Pada  penelitian  ini,  setiap  pematang  yang  mengelilingi  petak  sawah
ditanami  tanaman  kedelai  dengan  jarak  30  cm  antar  tanaman  kedelai.  Benih kedelai  ditanam  sebanyak  2  sampai  3  butir  pada  setiap  lubang  tanam.  Lubang
tanam  kedelai  dibuat  dengan  menggunakan  alat  tugal  dari  kayu.  Tujuan penanaman kedelai tersebut adalah agar tanah menjadi lebih subur sehingga dapat
merangsang  peningkatan  jumlah  fauna  tanah  pada  pematang,  agar  lahan  tidak terlihat gersang, serta dapat meningkatkan penghasilan petani selain padi sebagai
hasil utama. 3.3.3.3.
Pemupukan, Pemeliharaan Tanaman, dan Pemanenan Aplikasi  pupuk  pada  kedua  tanaman  diberikan  dengan  dosis
250  kg  ureaHa,  100  kg  SP-36Ha,  dan  100  kg  KClHa.  Pada  petak  berjarak pematang  sempit,  dosis    pupuk  yang  diberikan  sebanyak  500  g  Ureapetak,
200  g  SP-36petak,  dan  200  g  KClpetak.  Sementara  pada  petak  berjarak pematang  lebar  dosis    pupuk  yang  diberikan  sebanyak    1000  g  ureapetak,
400 g SP-36petak, dan 400 g KClpetak. Sifat  pupuk  Urea  adalah  mudah  hilang  baik  karena  menguap  ataupun
terbawa  tercuci  oleh  air  irigasi  maka  pemberiannya  pun  dilakukan  sebanyak dua tahap, yaitu minggu pertama 1 hari setelah tanam dan minggu ke-7 setelah
tanam,  masing-masing  diberikan  50    dari  dosis  total.  Jadi  dosis  pupuk  Urea yang  diberikan  pada  petak  berjarak  pematang  sempit  dan  lebar  masing-masing
sebanyak 250 gpetak dan 500 gpetak pada kedua tahap tersebut. Penggenangan lahan  sistem  irigasi  setiap  kali  melakukan  pemupukan  harus  sangat  dihindari
agar tidak terjadi pencucian hara, jadi air yang ada di dalam petak harus dikurangi. Dalam menunjang pertumbuhannya, tanaman kedelai juga diberikan pupuk pada 3
MST Minggu Setelah Tanam saat tanaman kedelai sudah tumbuh, yakni dengan dosis secara keseluruhan sebagai berikut : a. pada petak berjarak antara pematang
sempit yaitu 408.75 g Urea, 327 g SP-36, dan 327 g KCl; b. pada petak berjarak antara pematang lebar yaitu 333.75 g Urea, 267 g SP-36, dan  267 g KCl.
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan gulma baik yang ada di  dalam  petakan  maupun  pematang  serta  aplikasi  pestisida  nabati.  Penyiangan
gulma  dilakukan  dengan  mengunakan  alat  landak,  arit  dan  secara  manual. Landak  dipakai  untuk  penyiangan  gulma  di  dalam  petakan  sedangkan  arit  untuk
penyiangan  gulma  pada  pematang.  Penyiangan  gulma  di  dalam  petakan  dengan alat  hanya  dilakukan  pada  awal  penanaman  saja  karena  bila  dilakukan
terus-menerus dapat menggangu pertumbuhan tanaman padi seperti merusak daun atau akarnya, sehingga penyiangan dilanjutkan dengan cara manual menggunakan
tangan  yang  dilengkapi  dengan  sarung  tangan.  Penyiangan  tersebut  dilakukan sejak  awal  sekitar  umur  10  hari  dan  dilakukan  setiap  dua  minggu  sekali.
Sedangkan penyiangan gulma pada pematang dilakukan dengan menggunakan arit ataupun secara manual setiap dua minggu sekali yang bertujuan agar gulma tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai. Budidaya  padi  pada  penelitian  ini  merupakan  budidaya  padi  semiorganik
karena  untuk  mengendalikan  hama  selama  pemeliharaan  menggunakan  pestisida nabati. Aplikasi pestisida nabati pesnab dilakukan pada masa-masa awal tanam
4  MST  saat  padi  masih  sangat  muda  dan  rentan  mengalami  kematian  akibat serangan  hama  belalang  dan  keong  mas  serta  dilakukan  hampir  setiap  minggu
sampai serangan hama-hama tersebut mulai berkurang. Pemanenan padi dilakukan dengan kriteria terdapat 90 – 95  bulir yang menguning. Pemanenan dilakukan
secara potong bawah dengan menggunakan sabit Gambar Lampiran 9. 3.3.4.
Pengamatan Komponen Hasil Pengamatan  komponen  hasil  yang  dilakukan  adalah  menghitung  hasil
panen dengan membuat ubinan seluas 2.5 m x 2.5 m pada tiap petakan ulangan. Adapun parameter yang diamati dari ubinan seluas 2.5 m x 2.5 m tersebut adalah :
a. Bobot  gabah  kering  panen  ubinan  kg  diperoleh  pada  saat  panen  dengan
menghitung bobot gabah kering panen ubinan. b.
Bobot  gabah  kering  giling  ubinan  kg  diperoleh  dengan  menghitung  bobot gabah kering panen ubinan yang telah dijemur dan siap untuk digiling.
c. Dugaan hasil tonHa dihitung dari hasil gabah ubinan dan dikonversi ke Ha
sehingga diperoleh hasil gabah tonHa d.
Bobot 1000  butir  gabah.  Bobot  ini  diperoleh  dengan  menghitung  1000  butir gabah  isi  dari  setiap  petak  ubinan  2.5  m  x  2.5  m  pada  setiap  perlakuan  dan
tiap ulangan kemudian ditimbang lalu dirata-ratakan. e.
Jumlah gabah isi dan hampa 3.3.5.
Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium 3.3.5.1. Ekstraksi Fauna Tanah
Contoh  tanah  yang  telah  diambil  diekstraksi  dengan  Berlese  Funnel Extractor selama + 7-10 hari dengan suhu tidak lebih dari 60
o
C ≤ 60
o
C  karena bila  suhunya  lebih  60
o
C,  fauna  tanah  akan  sangat  rentan  mengalami  kematian. Setelah  proses  ekstraksi  selesai,  fauna  tanah  hasil  ekstraksi  tersebut  disimpan
dalam  wadah  berisi  alkohol  70    sebanyak  +  30  ml.  Alkohol  berfungsi  sebagai pengawet agar tubuh fauna tidak hancur dan lebih mudah nantinya untuk diamati
di  bawah  stereomikroskop.  Sementara  pengambilan  fauna  tanah  berukuran  besar dilakukan  dengan  metode  handsorting,  yaitu  pengambilan  fauna  tanah  yang
berada  pada  titik  pengambilan  sampel  tanah  dengan  bantuan  pinset  atau  secara langsung  dengan  tangan  dan  selanjutnya  dimasukkan  ke  dalam  wadah  berisi
alkohol 70  + 30 ml. Berlese Funnel Extractor disusun seperti cara di bawah ini :
- Pipa yang berisi contoh tanah diletakkan di atas sebuah corong plastik berukuran besar. Sebelumnya letakkan kain kasa berukuran 2 mm di atas corong, sehingga
kain  kasa  tersebut  akan  berada  di  antara  corong  dan  pipa.  Kain  kasa  tersebut berfungsi untuk menyaring fauna tanah sekaligus untuk menahan tanah.
- Lampu bohlam kecil 40 watt dipasang ± 10 cm di atas pipa. Fungsinya adalah sebagai  sumber  panas  agar  fauna  tanah  turun  sebagai  reaksi  dari  panas  yang
diberikan tersebut, sehingga akhirnya fauna tanah akan tertampung pada wadah koleksi  yang  berisi  etilen  glikol  sebanyak  25-30  ml.  Etilen  glikol  berfungsi
sebagai pengawet sementara bagi fauna tanah.
3.3.5.2. Perhitungan dan Identifikasi Fauna Tanah
Fauna tanah hasil ekstraksi dengan  Berlese Funnel Extractor selanjutnya diamati  dengan  menggunakan  stereomikroskop,  untuk  diketahui  jumlah  dan
panjang  tubuhnya.  Identifikasi fauna  tanah  mengacu kepada Borror  et  al.  1989 dan Chu 1949.
Jumlah fauna tanah ditetapkan dengan rumus Meyer, 1996 : I = IS
A Dimana:  IS : rata-rata jumlah individu contoh tanah
A  : luas area paralon cm
2
I    : jumlah individucm
2
Luas area paralon = r
2
π = 10 cm
2
x 3.14 = 314 cm
2
= 0.0314 m
2
Keragaman fauna tanah yang menggambarkan banyaknya taksa kelompok dalam  suatu  habitat  dihitung  berdasarkan  rumus  Shannon’s  Diversity  Index
Ludwig dan Reynolds, 1988 yaitu : s
H’ =
-
Σ
[n
i
n ln n
i
n]
i=1
Dimana: H’ = Shannon’s Diversity Index n
i
= jumlah individu fauna tertentu n   = jumlah total individu fauna dalam contoh tanah
Nilai H’ menurut Magurran 1987 berkisar antara : 1.5       =  keragaman rendah
1.5 - 3.5  =  keragaman sedang 3.5      =  keragaman tinggi
Kelompok  fauna  tanah  dengan  jumlah  individu  dominan  dan  sangat dominan  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  Hill’s  Diversity  number
Ludwig dan Reynolds, 1988 yaitu : N
1
= e
H’
Dimana: N
1
= kelompok dengan jumlah individu dominan dalam contoh tanah H’ = Shannon’s Diversity Index
N
2
= 1λ s
λ   =
Σ
n
i
n
i=1
Dimana: N
2
= kelompok dengan jumlah individu sangat dominan dalam contoh tanah
λ    = Simpson’s Diversity 3.3.6. Analisis Tanah
Analasis  tanah  yang  dilakukan  adalah  analisis  tanah  awal,  meliputi  sifat kimia  dan  sifat  fisika.  Sifat  kimia  yang  dianalisis  tersebut  antara  lain  pH,
C-organik,  N-Total,  kadar  unsur  hara  P,  Ca,  Mg,  K,  Na,  Al,  Fe,  Cu,  Zn,  Mn, KTK, dan KB. Sifat fisika tanah yang dianalisis berupa tekstur tanah pasir, debu,
liat. 3.3.7.
Analisis Data Pada  penelitian  ini  data  yang  diperoleh  dianalisis  dengan  menggunakan
program Microsoft Excel 2007.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN