Gambar 9. Bobot gabah 1000 butir di petak sawah berjarak pematang 4 m dan 8 m.
4.3. Hama Tanaman Padi
Hasil produksi tanaman padi pada penelitian ini tergolong kurang maksimal, karena GKG gabah Kering Giling yang dihasilkan kurang dari
rata-rata hasil varietas Ciherang yaitu sebesar 6.0 tonHa. Selain itu, bobot gabah 1000 butir yang diperoleh pada peneitian ini lebih rendah dari bobot 1000 butir
varietas Ciherang yang sebesar 28 gram. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya hama pada lahan penelitian. Hama-hama tersebut antara lain belalang, keong
emas, penggerek batang, dan walang sangit. Belalang menyerang tanaman padi saat umur tanaman relatif masih muda, pada saat itu tanaman sangat rentan akan
serangan hama belalang. Belalang merusak tanaman padi pada bagian daunnya dan berdampak pada terganggunya proses fotosintesis. Akibatnya daun tanaman
menjadi rusak dan batang tanaman banyak yang mati sehingga pertumbuhan tanaman pun menjadi sangat terhambat
.
Kondisi ini dikendalikan dengan aplikasi pestisida nabati secara berkala dan mengambilnya satu per satu secara manual.
Pemberian pestisida nabati ini mampu mengurangi jumlah hama belalang yang menyerang pada lahan tanam.
Keong mas merupakan hama yang menyerang tanaman padi sejak awal tanam yaitu saat tanaman baru dipindahkan dari persemaian ke petak percobaan
sampai dengan umur tanaman 3 MST, saat itu batang padi masih sangat muda.
Setelah itu serangan keong mas mulai menurun. Keong mas bersifat aktif pada air
yang mengggenang. Hama ini memakan pangkal batang padi dengan cara memotongnya, sehingga menyebabkan tanaman rusak dan hilangnya bibit yang
sudah ditanam. Kondisi ini dikendalikan dengan cara manual, yaitu dengan
mengambil keong mas dan menghancurkan telur-telurnya yang berwarna merah muda dan suka menempel pada batang tanaman padi.
Hama penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup di dalam batang padi. Sistem kerja hama ini adalah dengan memutuskan organ batang padi dari
dalam sehingga aliran hara dari tanah berhenti dan tidak sampai ke pucuk daun. Ini menyebabkan batang padi yang terinfeksi tersebut menjadi mati. Hama ini
menyerang tanaman padi pada semua fase. Pada fase vegetatif berakibat pada anakan padi yang menjadi coklat dan kemudian mati. Sedangkan pada fase
generatif mengakibatkan malai menjadi kosong dan berwarna putih. Namun serangan hama ini cukup sedikit. Kondisi lahan pada padi budidaya S.R.I. yang
tidak tergenang air menyebabkan hama ini dapat hidup dengan baik pada batang padi yang dekat dengan tanah. Kondisi ini dikendalikan dengan penggenangan
lahan selama beberapa saat untuk mematikan ulat hama penggerek batang. Walang sangit menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan
bulir padi yang masih masak susu. Hal ini berakibat bulir padi menjadi hampa dan berwarna coklat. Pengendalian dilakukan dengan cara manual yaitu
mengambilnya satu per satu. Serangan hama-hama tersebut berakibat terhadap kurang sesuainya hasil produksi yang diharapkan karena mampu mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN