IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Fauna Tanah
4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna
tanah pada petak dengan jarak pematang sempit 4 m memiliki jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan petak berjarak pematang lebar 8 m, baik itu pada
tanah sawah ataupun pada tanah pematang Gambar 3.
Gambar 3
.
Populasi total fauna tanah mesofauna dan makrofauna di petak dan pematang sawah dengan jarak pematang 4 m dan 8 m.
Hasil tersebut disebabkan karena saat petakan sawah berada dalam kondisi tergenang fauna tanah akan bermigrasi ke pematang dan pada saat kondisinya
kering fauna tanah cenderung untuk kembali ke petakan sawah. Petak berjarak pematang sempit mempermudah fauna tanah untuk berpindah dari petakan ke
pematang dan sebaliknya, sedangkan fauna tanah pada petak berjarak pematang lebar akan mendapatkan kesulitan untuk bermigrasi karena jarak tempuh yang
lebih panjang. Kondisi yang tidak nyaman ini membuat populasi fauna tanah menjadi berkurang pada petak berjarak pematang lebar.
Hasil yang disajikan pada Gambar 3, menunjukkan bahwa total fauna tanah banyak terdapat pada pematang sawah. Hal demikian terjadi karena pematang
sawah menjadi lingkungan yang lebih disukai oleh fauna tanah karena kondisinya yang lebih aerob dibanding lahan yang tergenang sehingga banyak fauna tanah
yang bermigrasi ke lingkungan yang lebih kering seperti pematang sawah tersebut. Saat kondisi tergenang mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen
dalam tanah anaerob yang dapat membatasi keberadaan dan pergerakkan fauna tanah dalam lingkungan tersebut. Kandungan oksigen dapat mempengaruhi
pergerakkan fauna tanah secara horizontal maupun vertikal Szujecki, 1987 dalam Lantifah, 2002. Hal ini pun sesuai dengan pernyataan Widyastuti 2002 bahwa
pada kondisi yang tidak tergenang aerob akan memiliki jumlah fauna tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang tergenang anaerob.
Dalam penelitian ini, tanaman kedelai yang ditanam pada setiap pematang di sekitar petakan berperan dalam memberikan naungan bagi fauna tanah. Kondisi
ini berpengaruh dalam meningkatkan jumlah fauna tanah karena tanaman kedelai terutama akarnya merupakan sumber bahan organik bagi fauna tanah, sehingga
banyak fauna tanah yang berada di pematang tersebut. Alasan lain adalah karena permukaan tanah dengan penutupan yang baik berupa vegetasi seperti tanaman
kedelai pada penelitian ini memberikan efek positif pada peningkatan kandungan hara tanah sehingga tanah akan lebih produktif, memperbaiki dan menstabilkan
struktur tanah, mempertahankan kondisi tanah dan air serta menyediakan cadangan air tanah sehingga cara tersebut mampu meningkatkan jumlah fauna
tanah pada pematang. Selain itu, penutupan permukaan tanah pada pematang dengan tanaman kedelai mampu menambah penghasilan petani selain padi sebagai
hasil utama sehinga mampu memperbaiki ekonomi petani. Total fauna tanah pada kedua level perlakuan tersebut cenderung
mengalami peningkatan dari waktu satu ke waktu lainnya, yaitu hari ke-0 H-0, hari ke-30 H-30, hari ke-60 H-60, dan hari ke-90 H-90, Tabel 1. Total
fauna tanah pada petak sawah pematang 8 m, pematang sawah 4 m, dan pematang sawah 8 m memiliki jumlah yang semakin meningkat dari H-0 sampai H-90.
Namun, total fauna tanah pada petak sawah pematang 4 m tidak seperti yang lain yaitu mengalami penurunan jumlah pada H-90. Jumlahnya pada H-0 sebesar
301 individum
2
, H-30 sebesar 2241 individum
2
, pada H-60 sebesar 16206 individum
2
, namun pada H-90 jumlahnya turun menjadi 7511 individum
2
Tabel 1. Hal tersebut mungkin disebabkan karena sifat dari fauna tanah mesofauna dan makrofauna yang dinamis yang mampu bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya dan tidak selamanya kelompok fauna tanah tertentu hanya terkonsentrasi pada satu tempat titik.
Tabel 1. Jumlah total fauna tanah individum
2
di petak sawah dengan jarak pematang 4 m dan 8 m pada hari ke-0, 30, 60, dan 90.
Lokasi Jarak Pematang m
Waktu Pengamatan hari 30
60 90
Petakan Sawah 4
301 2241
16206 7511
8 344
1636 2371
4051 Pematang Sawah
4 431
862 5344
18706 8
431 2198
6164 10818
Pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah fauna tanah tertinggi terdapat pada pematang sawah di sekitar petak 4 m pada periode H-90 yaitu
sebesar 18706 individum
2
. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hal ini disebabkan karena fauna tanah lebih menyukai kondisi tanah yang lebih aerob
dibandingkan anaerob, selain itu disebabkan juga karena pematang ditumbuhi oleh tanaman kedelai dimana tanaman ini dapat memberikan naungan bagi fauna
tanah sehingga jumlahnya akan lebih berlimpah. Kelompok mesofauna dan makrofauna yang didapat pada penelitian ini
memiliki hasil yang berbeda-beda pada setiap perlakuan. Kelompok mesofauna
pada petak berjarak pematang sempit sebesar 10215 individum
2
, nilai tersebut lebih tinggi dari petak berjarak pematang lebar, yaitu sebesar 4052 individum
2
. Namun, kelompok mesofauna pada pematang sawah 4 m
memiliki nilai yang lebih rendah dari pematang sawah 8 m, dimana masing-masing bernilai 5086
individum
2
dan 8061 individum
2
. Berbeda dengan kelompok mesofauna, kelompok makrofauna memiliki
hasil yang seragam untuk kedua level perlakuan. Petak berjarak pematang lebar 8 m memiliki total makrofauna tanah yang lebih rendah dari petak berjarak
pematang sempit 4 m, baik pada petak sawah ataupun pematang di sekitar petak
sawah tersebut. Kelompok makrofauna tanah pada petak berjarak pematang 4 m sebesar 16044 individum
2
, sedangkan petak berjarak pematang 8 m sebesar 4350 individum
2
. Sementara kelompok makrofauna tanah pada pematang sawah 4 m
sebesar 20257 individum
2
, dan pematang sawah 8 m memiliki total
makrofauna tanah sebesar 11550 individum
2
. Secara keseluruhan kelompok makrofauna tanah pada kedua level
perlakuan memiliki nilai yang lebih tinggi dari kelompok mesofauna, baik pada petak sawah ataupun pematang sawah Gambar 4. Makrofauna tanah tersebut
didominasi oleh kelompok fauna tanah dengan ordo Hymenoptera dan Coleoptera. Rendahnya jumlah total mesofauna dan makrofauna tanah pada petak sawah
berjarak pematang 8 m, diduga disebabkan karena fauna tanah sedang bermigrasi ke pematang sawah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari tingginya jumlah total
mesofauna dan makrofauna tanah pada pematang sawah 8 m Gambar 4.
a b Gambar 4. Populasi total fauna tanah di petak dan pematang sawah dengan jarak
pematang 4 m dan 8 m : a kelompok mesofauna, b kelompok makrofauna.
4.1.2. Keragaman Fauna Tanah Penelitian ini mendapatkan 25 kelompok fauna tanah yaitu Acari,
Collembola, Symphyla, Hymenoptera, Coleoptera, larva Coleoptera, Psocoptera, Pauropoda, Diptera, larva Diptera, Diplura, Araneae, Apaincridhum, Plecoptera,
Lepidoptera, Odonata,
Zoraptera, Ceratopogonidae,
Pseudoscorpione, Scorpiones, Hemiptera, Shiponaptera, Trichoptora, Orthoptera, dan Oligochaeta.
Secara keseluruhan nilai indeks keragaman pada masing-masing level perlakuan yang dihitung dengan Shannon’s Diversity Index yang menggambarkan
banyaknya taksakelompok dalam suatu habitat, memiliki nilai keragaman rendah 1.5 menurut Magurran 1987. Petak sawah berjarak pematang 8 m
memiliki nilai indeks keragaman tertinggi 1.34 dan pematang sawah 4 m memiliki nilai indeks keragaman terendah 1.07, Tabel 2. Rendahnya nilai
indeks keragaman fauna tanah yang didapat pada penelitian ini, diduga disebabkan karena rendahnya variasi jenis bahan organik yang tersedia sehingga
jenis fauna tanah yang ditemukan menjadi kurang beragam. Selain itu, Wallwork 1976 menyatakan bahwa pertanian monokultur akan menyebabkan menurunnya
keragaman fauna tanah pada lahan tersebut. Tabel 2. Nilai indeks keragaman fauna tanah pada budidaya padi di petak sawah
dan pematangnya Lokasi
Jarak Pematang m Indeks Keragaman H’
Petak Sawah 4
1.33 8
1.34 Pematang Sawah
4 1.07
8 1.15
Pada Gambar 3 dan Tabel 2 dapat dilihat bahwa populasi fauna tanah pada petak sawah berjarak pematang 4 m
paling tinggi 26259 individum
2
namun memilki indeks keragaman yang lebih rendah 1.33 dibandingkan petak sawah
berjarak pematang 8 m 1.34 dengan populasi hanya sebesar 8402 individum
2
. Begitu juga dengan indeks keragaman fauna tanah pada pematang sawah 4 m
yang memiliki nilai paling kecil 1.07 padahal populasinya jelas lebih tinggi 25343 individum
2
dari petak sawah berjarak pematang lebar, sama halnya dengan indeks keragaman pematang sawah 8 m 1.15 yang lebih rendah dengan
populasi sebesar 19611 individum
2
. Hal tersebut populasi tinggi namun indeks keragaman rendah dapat disebabkan oleh adanya dominasi fauna tanah tertentu
dalam suatu habitat. Menurut Cover and Thomas 1991, nilai indeks keragaman akan maksimal ketika semua individu yang ada dalam suatu habitat terwakili
secara merata. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diperkirakan bahwa individu fauna tanah pada petak sawah berjarak pematang 8 m tersebar secara merata di
habitatnya, sehingga indeks keragamannya pun menjadi yang paling besar dibanding yang lainnya.
Pada penelitian ini didapatkan juga hasil taksa dengan individu fauna tanah yang dominan N
1
dan sangat dominan N
2
yang dihitung dengan Hill’s Diversity number. Taksa dengan individu fauna tanah yang dominan N
1
tertinggi terdapat pada petak sawah berjarak pematang 4 m yaitu sebanyak 4 taksa dan
terendah terdapat pada pematang sawah 4 m yaitu sebanyak 2 taksa Tabel 3. Tabel 3. Taksa fauna tanah dominan N
1
di petak sawah dan pematangnya Lokasi
Jarak Pematang m
Taksa Petak
Sawah 4
Collembola, larva Diptera, Hymenoptera, Coleoptera 8
Collembola, Acari, larva Coleoptera Pematang
Sawah 4
Hymenoptera, Acari 8
Hymenoptera, Acari, Collembola Sementara untuk taksa dengan jumlah individu sangat dominan N
2
didapat hasil yang berbeda antara petak sawah dan pematangnya. Pada kedua petak sawah, taksa yang sangat dominan adalah Collembola dengan populasinya
masing-masing 9957 individum
2
petak sawah dengan pematang sempit dan 3103 individum
2
petak sawah dengan pematang lebar, Tabel 4. Wallwork 1976 menyebutkan bahwa pada areal pertanian akan ada beberapa jenis fauna
tanah yang menghilang dan terjadi reduksi pada jumlah Acari dan Collembola. Fauna tanah yang menghilang pada lahan pertanian akan mempengaruhi rantai
dan jaringan makanan pada lingkungan tanah. Makrofauna tanah yang ditemukan didominasi oleh fauna tanah yang bersifat predator meskipun ada juga yang
merupakan pemakan serasah, fungi, dan humus. Sedangkan pada kedua pematang sawah, taksa yang sangat dominan
adalah Hymenoptera dengan populasinya masing-masing 17802 individum
2
pematang sawah 4 m dan 7112 individum
2
pematang sawah 8 m, Tabel 4. Hymenoptera merupakan makrofauna tanah yang muncul pada hampir setiap
sampel dan termasuk predator bagi fauna tanah lain yang berukuran lebih kecil Coleman et al., 2004. Dominannya makrofauna tanah yang berperan sebagai
predator dapat disebabkan oleh adanya perakaran tanaman yang berkembang
dengan baik, dimana perakaran yang baik menjadi sumber bahan organik bagi mikrob yang pada akhirnya akan merangsang perkembangan fauna tanah yang
bersifat predator. Tabel 4. Taksa fauna tanah yang sangat dominan N
2
di petak sawah dan pematangya
Lokasi Jarak Pematang m
Taksa Jumlah individum2
Petak Sawah 4
Collembola 9957
8 Collembola
3103 Pematang
Sawah 4
Hymenoptera 17802
8 Hymenoptera
7112
Taksa Oligochaeta sangat jarang ditemui pada penelitian ini. Padahal menurut Richards 1974, cacing tanah Oligochaeta termasuk fauna tanah yang
menyukai habitat yang basah. Tidak ditemukannya baik cacing tanah Oligochaeta pada lahan penelitian diduga disebabkan oleh jenis bahan organik
yang tersedia kurang disukai oleh jenis fauna tanah tersebut. Selain itu, bisa disebabkan juga oleh sifat dari Oligochaeta yang sangat dinamis dalam tanah dan
sangat peka oleh adanya sedikit pergerakkan di tempat mereka berada. Menurut Wulandini 1997 dalam Lantifah 2002, hakikatnya masing-masing fauna tanah
memiliki karakteristik lingkungan hidup yang berbeda-beda satu sama lain sehingga mempengaruhi kelimpahannya di dalam tanah. Berdasarkan pendapat
tersebut, mungkin kelimpahan Oligochaeta pada lahan penelitian ini memang sedikit karena karakteristik lingkungan di dalam tanah yang kurang sesuai sebagai
habitat mereka. 4.1.3. Biomassa Fauna Tanah
Biomassa adalah ukuran berat massa seluruh organisme materi hidup di suatu habitat pada waktu tertentu yang diukur dalam satuan gram g. Biasanya
hanya diambil sedikit sampel dengan tujuan menghindari kerusakan habitat, selanjutnya sampel tersebut diukur, kemudian dihitung total seluruh biomassa.
Biomassa total fauna tanah yang didapat dari penelitian ini berurut dari yang tertinggi sampai terendah yaitu pada petak sawah berjarak pematang sempit 4 m
sebesar 11.7 g, pematang sawah 4 m sebesar 10.8 g, pematang sawah 8 m sebesar
6.4 g, dan petak sawah berjarak pematang lebar 8 m sebesar 2.3 g Gambar 5.
Petak sawah berjarak pematang 4 m mempunyai nilai biomassa yang paling besar, ini sesuai karena populasi totalnya mesofauna dan makrofauna tanah juga yang
paling besar diantara perlakuan yang lain. Biomassa fauna tanah akan semakin besar jika jumlah fauna tanahnya pun semakin banyak.
Gambar 5. Total biomassa fauna tanah di petak dan pematang sawah dengan jarak pematang 4 m dan 8 m.
i ii iii
iv v vi
vii viii ix Gambar 6. Beberapa contoh fauna tanah yang ditemukan pada lokasi penelitian :
i Araneae Spiders; ii Symphyla; iii Symphyla dengan berbagai ukuran; iv Collembola Entomobryidae; v larva Coleoptera;
vi Diplura; vii Acari; viii Collembola Neelidae; dan ix Coleoptera.
4.2. Produktivitas Padi