Dengan menjumlahkan impor BBM dengan impor minyak mentah diperoleh total impor minyak Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila
terjadi gangguan atau perubahan kebijakan yang berhubungan dengan impor produk-produk
industri perminyakan
dan impor
minyak mentah
akan mempengaruhi total impor minyak Indonesia. Persamaan identitas ini dirumuskan
sebagai berikut: IMOL = IMPP + IMCR
6.2.4. Harga Energi Dalam Perekonomian Indonesia
Sebagaimana telah diformulasikan pada Bab 3, blok harga energi merupakan transmisi yang menghubungkan antara blok konsumsi energi,
transformasi energi, penyediaan energi, dan output dalam perekonomian. Dengan kata lain, seluruh faktor peubah eksogen yang mempengaruhi harga energi baik
secara total maupun secara parsial akan mempengaruhi blok konsumsi energi, transpormasi energi, penyediaan energi, dan output dalam perekonomian.
Hasil pendugaan parameter dan elastisitas harga BBM RPOIL disajikan pada Tabel 32. Dari Tabel 32 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda
parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 32. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Harga BBM
Elastisitas Peubah
Parameter Dugaan
t
hitung
Pr |t| E
SR
E
LR
Nama Peubah Intercept
92136.15 6.87
.0001 -
- Intercept FCOL
0.146071 0.95
0.3577 -
- Konsumsi BBM total SOIL
-0.02459 -0.17
0.8695 -
- Penyediaan BBM GEXPSOL
-0.07191 -0.70
0.4934 -
- Peng. subsidi minyak POILWD
154.9732 0.91
0.3811 -
- Harga minyak R
2
= 0.53295, F
hitung
= 3.71, Pr F = 0.0317, Dw= 1.277621, Dh= -
Dari Tabel 32 dapat dilihat bahwa peubah-peubah yang dimasukkan kedalam persamaan harga BBM tidak satupun yang signifikan secara statistik. Hal
ini disebabkan harga BBM di Indonesia masih disubsidi, tidak mengikuti harga pasar, sehingga variasi data relatif rendah. Namun demikian persamaan ini
penting untuk dirumuskan agar ada keterkaitan atar peubah, antar persamaan maupun antar blok.
Hasil pendugaan parameter dan elastisitas harga listrik RPEL disajikan pada Tabel 33. Dari Tabel 33 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda
parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 33. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Harga Listrik
Elastisitas Peubah
Parameter Dugaan
t
hitung
Pr |t| E
SR
E
LR
Nama Peubah Intercept
42141698 1.65
0.1231 -
- Intercept FCEL
6.565599 1.55
0.1443 0.914
2.431 Kons. listrik total OTEL
-0.06379 -0.32
0.7566 -
- Transf. listrik Year
-21163.4 -1.64
0.1243 -125.311
-333.327 Trend LRPEL
0.62406 2.92
0.0119 -
- Lag RPEL R
2
= 0.45958, F
hitung
= 2.76, Pr F= 0.073, Dw= 1.592341, Dh= 0.867996453
Dari Tabel 33 dapat dilihat bahwa peubah konsumsi akhir listrik berpengaruh positif terhadap harga listrik, berbeda nyata dengan nol pada taraf
nyata 15 persen. Sementara itu, peubah trend berpengaruh negatif terhadap harga listrik pada taraf nyata 15 persen. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
apabila konsumsi akhir listrik meningkat maka harga listrik akan akan turun. Sebaliknya, apabila transformasi listrik meningkat maka harga listrik akan turun.
Nilai elastisitas harga listrik terhadap konsumsi akhir listrik sebesar 0.914 dalam jangka pendek dan 2.431 dalam jangka panjang. Nilai elastisitas tersebut
memiliki arti bahwa apabila konsumsi akhir lisrik meningkat sebesar 1 persen maka harga listrik akan meningkat 0.914 persen dalam jangka pendek dan 2.431
persen dalam jangka panjang. Sementara itu, nilai elastisitas harga listrik terhadap trend sebesar -125.311 dalam jangka pendek dan -333.327 dalam jangka panjang.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga listrik tidak responsif terhadap perubahan konsumsi akhir listrik dalam jangka pendek, namun responsif dalam
jangka panjang, sedangkan terhadap trend responsif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Hasil pendugaan parameter dan elastisitas harga batubara RPCOAL disajikan pada Tabel 34. Dari Tabel 34 dapat diungkapkan bahwa secara
keseluruhan tanda parameter dugaan sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 34. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Harga Batubara
Elastisitas Peubah
Parameter Dugaan
t
hitung
Pr |t| E
SR
E
LR
Nama Peubah Intercept
5483.973 0.89
0.3873 -
- Intercept FCCO
0.004888 0.76
0.4576 -
- Kons. akhir batubara DSCOAL
-0.00654 -0.48
0.6358 -
- Pertambahan penyediaan batubara
LRPCOAL 0.841483
4.56 0.0004
- - Lag RPCOAL
R
2
= 0.80807, F
hitung
= 19.65, Pr F= .0001, Dw= 1.767448, Dh= 0.498114729
Dari Tabel 34 dapat dilihat bahwa peubah harga batubara tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap harga batubara, berbeda nyata dengan
nol pada taraf nyata masing-masing 1 persen. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga batubara tahun sebelumnya cenderung meningkat maka harga
batubara akan meningkat. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas harga gas RPGAS disajikan
pada Tabel 35. Dari Tabel 35 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Peubah
konsumsi akhir gas berpengaruh positif terhadap harga gas dan berbeda nyata
dengan nol pada taraf nyata 1 persen. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa apabila konsumsi akhir gas dan meningkat maka harga gas akan meningkat.
Tabel 35. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Harga Gas
Elastisitas Peubah
Parameter Dugaan
t
hitung
Pr |t| E
SR
E
LR
Nama Peubah Intercept
-2059644 -0.11
0.9157 -
- Intercept FCG
7.536527 3.01
0.0094 2.372
- Konsumsi listrik total DSGAS
-0.00795 -0.25
0.8040 -
- Pertam. Penyediaan Gas Year
862.2858 0.09
0.9300 -
- Trend R
2
= 0.84421, F
hitung
= 25.29, Pr F= .0001, Dw= 2.060651, Dh= -
Dari Tabel 35 dapat dilihat bahwa nilai elastistas harga gas terhadap konsumsi akhir gas sebesar 2.372 dalam jangka pendek. Nilai tersebut memiliki
arti bahwa apabila konsumsi akhir gas meningkat sebesar 1 persen maka harga gas akan meningkat 2.372 persen dalam jangka pendek. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa harga gas responsif terhadap perubahan konsumsi akhir gas dalam jangka pendek.
Hasil pendugaan parameter dan elastisitas indeks harga biomas IHB disajikan pada Tabel 36. Dari Tabel 36 dapat diungkapkan bahwa secara
keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 36. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Indeks Harga Biomas
Elastisitas Peubah
Parameter Dugaan
t
hitung
Pr |t| E
SR
E
LR
Nama Peubah Intercept
63173.19 1.50
0.1548 -
- Intercept LFCBIO
0.015543 1.39
0.1849 16.149
- Lag FCBIO SBIO
-0.00054 -0.19
0.8493 -
- Penyediaan biomas Year
-33.4157 -1.51
0.1537 -268.009
- Trend R
2
= 0.21542, F
hitung
= 1.28, Pr F= 0.3192, Dw= 2.503808, Dh= -
Dari Tabel 36 dapat dilihat bahwa peubah konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap indeks harga biomas dan berbeda nyata
dengan nol pada taraf nyata 20 persen. Sebaliknya, peubah trend berpengaruh negatif terhadap indeks harga biomas dan berbeda nyata dengan nol pada taraf
nyata 20 persen. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa apabila konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya meningkat maka indeks harga biomas akan
meningkat. Sebaliknya, trend menunjukkan bahwa indeks harga biomas cederung menurun.
Nilai elastistas indeks harga biomas terhadap konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya sebesar 16.149 dalam jangka pendek. Nilai tersebut memiliki arti
bahwa apabila konsumsi akhir biomas meningkat sebesar 1 persen maka indeks harga biomas akan meningkat 16.149 persen dalam jangka pendek. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa indeks harga biomas responsif terhadap perubahan konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya dalam jangka pendek.
6.2.5. Output Dalam Perekonomian Indonesia