Kedudukan Energi dalam Output Perekonomian

III. KERANGKA TEORITIS

3.1. Kedudukan Energi dalam Output Perekonomian

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 2, ada paradoks antara perlakuan energi hanya sebagai faktor produksi primer dan perhatian terhadap kualitas sumberdaya- sumberdaya lainnya. Perubahan kualitas sumberdaya cenderung diperlakukan dalam model sebagai perubahan koefisien input-output, yaitu sebuah bentuk perubahan teknis. Menurut Stern 2003, jika perekonomian dapat direpresentasikan sebagai model input-output dimana tidak ada substitusi antara faktor produksi, faktor pengetahuan dalam faktor produksi dapat diabaikan. Ini tidak berarti bahwa penggunaan energi dan ilmu pengetahuan dalam mendapatkan dan pemanfaatannya harus diabaikan. Perhitungan akurat untuk seluruh penggunaan energi untuk mendukung produksi final adalah penting. Tetapi kontribusi pengetahuan terhadap produksi tidak dapat diasumsikan proporsional terhadap biaya energi. Melalui ilmu Thermodinamika menempatkan batasan terhadap substitusi, derajat substitusi aktual antara stok kapital memasukkan pengetahuan dan energi merupakan sebuah pertanyaan secara empiris. Senada dengan pendapat Stern 2003, Reksohadiprodjo dan Pradono 1999 menyatakan bahwa energi merupakan salah satu sumberdaya alam penting yang mempengaruhi outputproduksi nasional. Sumberdaya yang dapat menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi meliputi sumberdaya lahan, manusia, modal, teknologi, informasi, dan energi. Sumberdaya ini merupakan faktor produksi atau input dalam suatu proses produksi. Faktor tenaga keja, modal, dan teknologi berasal dari manusia, sedangkan sumberdaya alam dan energi lebih bersifat pemberian alam. Fungsi 82 produksi yang menyatakan hubungan antara keluaran output dengan jumlah masukan input dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = fL, K, N, E, T ................................................................................ 1 dimana: Y = Outputproduksi nasional L = Jumlah tenaga kerja K = Kapital N = Sumberdaya alam E = Enterpreneuship T = Teknologi Secara empiris, dengan menggunakan prinsip dualitas dalam produksi, peubah-peubah fisik yang dimasukkan ke dalam model dapat difomulasikan ke dalam nilai uang. Peubah outputproduksi nasional menggunakan data PDB, peubah tenaga kerja dapat menggunakan proksi upah dan peubah kapital menggunakan proksi suku bunga. Peubah sumberdaya alam, dalam studi ini adalah energi, tetap menggunakan kuantitas konsumsi energi. Peubah enterpreneuship kewirausahaan tidak digunakan karena tidak tersedianya data enterpreneuship pada data deret waktu. Sementara itu peubah teknologi dapat menggunakan proksi trend. Walaupun dalam suatu studi yang ideal seluruh peubah tersebut perlu dimasukkan, namun kendala ketersediaan data dan masalah teknis pendugaan memungkinkan sejumlah peubah tidak dapat dimasukkan ke dalam persamaan. Disamping itu, setiap peubah dapat didisagregasi sesuai kebutuhan. Dalam studi ini dilakukan disagregasi, yaitu 83 sektor industri, sektor transportasi, sektor pertanian, dan sektor lainnya. Secara umum, dalam studi ini fungsi outputproduksi nasional dirumuskan sebagai berikut; PDB i = fW i , r, Ce i , T, PDB it-1 .......................................................... 2 dimana: PDB i = Poduk Domestik Bruto sektor ke i W i = Upah tenaga kerja sektor ke i r = Suku bunga Ce i = Konsumsi energi sektor ke i T = Trend LPDB it-1 = Lag PDB

3.2. Konsep Permintaan Energi