dieliminir oleh kapasitas kilang minyak dan harga minyak dunia yang berpengaruh positif terhadap transformasi energi kilang minyak.
Secara langsung maupun tidak langsung, alternatif kebijakan penurunan subsidi BBM berdampak terhadap penyediaan energi di Indonesia. Pada Tabel 44
simulasi ini berdampak terhadap penurunan penyediaan BBM, batubara dan gas domestik berturut-turut sebesar 0.0013 persen, 0.0002 persen, dan 0.0001 persen.
Penurunan penyediaan BBM disebabkan oleh penurunan impor minyak mentah dan impor BBM, masing-masing sebesar 0.0010 persen dan 0.0016 persen.
Penurunan penyediaan batubara dan gas disebabkan oleh penurunan produksi batubara dan gas domestik berturut-turut sebesar 0.0001 persen dan 0.0003
persen. Simulasi ini selain berdampak terhadap transformasi dan penyediaan energi juga berdampak terhadap penerimaan pemerintah. Tabel 44 menunjukkan
penerimaan pemerintah menurun sebesar 0.0001 persen. Hal terjadi karena PDB total mengalami penurunan sebesar 0.0003 peersen.
7.2.2. Dampak Alternatif Kombinasi Kebijakan dan Perubahan Faktor
Eksternal
Berdasarkan hasil evaluasi alternatif kebijakan dan perubahan faktor eksternal yang telah dikemukakan dalam sub-bab 7.2.1 dapat dinyatakan bahwa
kenaikan harga minyak dunia berdampak negatif terhadap konsumsi dan penyediaan energi di Indonesia. Apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar
dampak positif terhadap konsumsi dan penyediaan energi di Indonesia.
Sementara itu penurunan pengeluaran subsidi BBM memberikan dampak negatif terhadap konsumsi dan penyediaan energi di Indonesia.
Pada bagian ini akan dibahas alternatif kombinasi kebijakan dan perubahan faktor eksternal terhadap konsumsi dan penyediaan energi dalam
perekonomian Indonesia. Dua kombinasi alternatif kebijakan dan perubahan faktor eksternal yang dianalisis, meliputi: 1 dampak kenaikan harga minyak
dunia dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, 2 dampak kenaikan harga minyak dunia, apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar dan
penurunan pengeluaran subsidi BBM. Hasil evaluasi alternatif kombinasi kebijakan dan perubahan faktor eksternal dinyatakan dalam skenario simulasi 4
dan 5 yang ditunjukkan oleh Tabel 45. Tabel 45. Dampak Alternatif Kombinasi Kebijakan Ekonomi dan Perubahan
Faktor Eksternal Terhadap Konsumsi dan Penyediaan Energi Dalam Perekonomian Indonesia Periode 1990 – 2008
Perubahan Nama Peubah
Satuan Nilai
Dasar 4
5 Konsumsi BBM sektor industri
Ribu SBM 164692.00
-0.1585 -0.1609
Konsumsi listrik sektor industri Ribu SBM
173311.00 -0.0035
-0.0035 Konsumsi batubara sektor industri
Ribu SBM 12529911.00
-0.0031 -0.0031
Konsumsi gas sektor industri Ribu SBM
1531307.00 0.0003
0.0003 Konsumsi biomas sektor industri
Ribu SBM 7525.00
-2.2764 -2.3003
Total konsumsi energi sektor industri Ribu SBM
14406746.00 -0.0057
-0.0058 Konsumsi BBM sektor rumahtangga
Ribu SBM 85155.90
-0.1764 -0.1786
Konsumsi listrik sektor rumahtangga Ribu SBM
47354.00 0.0294
0.0296 Konsumsi gas sektor rumahtangga
Ribu SBM 494231.00
-0.0026 -0.0032
Konsumsi biomas rumahtangga Ribu SBM
304803.00 0.0013
0.0013 Total kons. energi rumahtangga
Ribu SBM 931544.00
-0.0156 -0.0162
Konsumsi BBM transp. darat Ribu SBM
1292042.00 -0.0049
-0.0054 Konsumsi BBM transp. lainnya
Ribu SBM 70474.50
-0.0492 -0.0514
Konsumsi BBM sektor transportasi Ribu SBM
1362516.00 -0.0071
-0.0078 Total Konsumsi sektor transportasi
Ribu SBM 1362652.00
-0.0072 -0.0078
Jumlah transp. darat non penumpang Unit
77914.50 -0.1049
-0.1118 Jumlah transportasi darat penumpang
Unit 13284.70
-0.1716 -0.1792
Jumlah transportasi darat Unit
91199.20 -0.1146
-0.1217 Konsumsi BBM sektor pertanian
Ribu SBM 76904.00
-0.0003 -0.0004
Tot. konsumsi energi sektor pertanian Ribu SBM
76904.00 -0.0003
-0.0004 Konsumsi BBM sektor lainnya
Ribu SBM 136738.00
-0.0124 -0.0132
Konsumsi gas sektor lainnya Ribu SBM
4873.10 -0.0718
-0.0780 Konsumsi listrik sektor lainnya
Ribu SBM 537.80
-1.4689 -1.4875
Konsumsi biomas sektor lainnya Ribu SBM
881.20 0.0567
0.0567 Total konsumsi energi sektor lainnya
Ribu SBM 143030.00
-0.0196 -0.0203
Total konsumsi BBM Ribu SBM
1886451.00 -0.0279
-0.0287 Total konsumsi listrik
Ribu SBM 225576.00
0.0018 0.0013
Total konsumsi batubara Ribu SBM
12529911.00 -0.0031
-0.0031
Lanjutan Tabel 45
Perubahan Nama Peubah
Satuan Nilai
Dasar 4
5 Total konsumsi gas
Ribu SBM 2026174.00
-0.0008 -0.0010
Total konsumsi biomas Ribu SBM
313209.00 -0.0533
-0.0540 Total konsumsi energi akhir
Ribu SBM 16981321.00
-0.0064 -0.0066
Transformasi energi kilang minyak Ribu SBM
285605.00 1.2241
1.2241 Transf energi pembangkit listrik
Ribu SBM 4573055.00
0.0059 0.0054
Transformasi energi gas Ribu SBM
1827696.00 0.0000
-0.0003 Input listrik untuk pembangkit listrik
Ribu SBM 4610987.00
0.0046 0.0039
Input gas untuk pembangkit listrik Ribu SBM
1270249.00 -0.0068
-0.0068 Input BBM untuk pembangkit listrik
Ribu SBM 785181.00
0.0413 0.0404
Input batubara untuk pembangkit listrik Ribu SBM
2638211.00 -0.0010
-0.0012 Total input untuk pembangkit listrik
Ribu SBM 9332709.00
0.0046 0.0041
Pemanfaatan kilang minyak Ribu SBM
43.98 -0.0025
-0.0030 Input myk mentah domestik utk kilang
Ribu SBM 1668619.00
-0.0022 -0.0026
Produksi BBM domestik Ribu SBM
285605.00 1.2241
1.2241 Produksi batubara domestik
Ribu SBM 15093271.00
-0.0020 -0.0021
Produksi gas domestik Ribu SBM
1827696.00 0.0000
-0.0003 Impor minyak mentah
Ribu SBM 582005.00
-1.0756 -1.0765
Impor BBM Ribu SBM
1062171.00 0.0762
0.0745 Total impor minyak
Ribu SBM 1644176.00
-0.3315 -0.3329
Penyediaan BBM Ribu SBM
1345981.00 0.3198
0.3185 Penyediaan gas
Ribu SBM 2319625.00
0.0000 -0.0002
Penyediaan batubara Ribu SBM
14651351.00 -0.0021
-0.0022 Harga BBM
RpSBM 303650.00
0.1745 0.1752
Harga listrik RpSBM
1951947.00 0.0010
0.0008 Harga batubara
RpSBM 171698.00
-0.0017 -0.0017
Harga gas RpSBM
14932257.00 -0.0008
-0.0010 Indeks harga biomas
- 863.60
-0.2316 -0.2316
PDB total Rp Triliun
28633.30 -0.0035
-0.0042 PDB sektor industri
Rp Triliun 27079.90
-0.0044 -0.0048
PDB sektor transportasi Rp Triliun
494.30 0.0000
0.0000 PDB sektor pertanian
Rp Triliun 754.10
0.0265 0.0133
PDB sektor lainnya Rp Triliun
305.00 0.0000
0.0000 Total pengeluaran pemerintah
Rp Miliar 974683.00
0.0209 -0.0148
Peng. pemerintah subsidi BBM Rp Miliar
531398.00 0.0382
-10.000 Penerimaan pemerintah
Rp Miliar 869989.00
-0.0038 -0.0038
Keterangan: Simulasi 4 : Harga minyak dunia naik 10 persen dan Apresiasi nilai tukar rupiah
terhadap US Dollar 5 persen Simulasi 5 : Harga minyak dunia naik 10 persen, apresiasi nilai tukar rupiah
terhadap US Dollar 5 persen dan pengeluaran subsidi BBM turun 10 persen
7.2.2.1. Dampak Kenaikan Harga Minyak Dunia dan Apresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar
Alternatif kombinasi simulasi kenaikan harga minyak dunia sebesar 5 persen dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar simulasi 4 akan
berdampak negatif terhadap total konsumsi energi sektoral dan harga batubara, gas dan biomas. Alternatif kombinasi simulasi ini sebagian besar memberikan
dampak dengan arah yang sama dengan dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia sebesar 10 persen simulasi 1 terhadap konsumsi energi
sektoral, harga batubara, gas dan biomas. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh alternatif kombinasi simulasi ini pada umumnya lebih kecil dibandingkan dengan
dampak negatif yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia simulasi 1. Sementara itu, alternatif simulasi ini memberikan dampak positif terhadap
transformasi dan penyediaan energi. Dampak positif yang ditimbulkan oleh alternatif simulasi lebih besar dari dampak yang ditimbulkan oleh kenailkan harga
minyak dunia simulasi 1. Hal ini terjadi karena apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar mampu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh
harga minyak dunia, dan dampak positif yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia terakumulasi oleh dampak yang ditimbulkan oleh apresiasi nilai
tukar rupiah terhadap US Dollar. Dari Tabel 45 dapat dilihat bahwa kombinasi simulasi kenaikan harga
minyak dunia sebesar 10 persen dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar 5 persen simulasi 5 akan berdampak terhadap peningkatan harga BBM
dan listrik meningkat sebesar 0.1745 persen dan 0.001 persen, kecuali harga batubara, gas dan biomas. Peningkatan harga BBM dan listrik disebabkan oleh
dampak positif yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang tidak mampu dieliminir oleh dampak negatif yang ditimbulkan oleh apresiasi nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar.
Alternatif kombinasi simulasi ini berdampak terhadap penurunan
konsumsi energi sektoral. Tabel 45 menunjukkan bahwa konsumsi energi sektor industri, rumahtangga, transportasi, pertanian, dan sektor lainnya mengalami
penurunan, kecuali konsumsi gas sektor industri, konsumsi biomas sektor rumahtangga dan sektor lainnya. Hal ini terjadi karena harga BBM yang
ditimbulkan oleh simulasi ini menjadi lebih mahal, dan harga gas dan biomas menjadi lebih murah, sehingga sektor-sektor tersebut cenderung menggunakan
energi yang lebih murah sebagai pengganti energi yang mahal harganya. Secara tidak langsung, kenaikan harga minyak dunia dan apresiasi nilai
tukar rupiah terhadap US Dollar juga mempengaruhi proses transformasi energi di Indonesia.
Alternatif kombinasi
simulasi ini akan
berdampak terhadap
peningkatan transformasi energi kilang minyak dan pembangkit listrik.
Peningkatan transformasi energi kilang minyak dan pembangkit listrik disebabkan oleh peningkatan harga BBM dan listrik, serta peningkatan total input untuk
pembangkit listrik. Peningkatan
transformasi energi
berdampak terhadap
peningkatan penyediaan energi di Indonesia. Pada Tabel 45 menunjukkan bahwa penyediaan
energi BBM meningkat sebesar 0.3198 persen. Peningkatan penyedian energi BBM disebabkan oleh peningkatan produksi BBM dan impor BBM berturut-turut
sebesar 1.2241 persen dan 0.0762 persen. Sebaliknya, penyediaan energi batubara mengalami penurunan sebesar 0.0021 persen. Penurunan ini disebabkan oleh
penurunan produksi batubara. Selain itu, penyediaan energi gas tidak mengalami perubahan disebabkan oleh produksi gas juga tidak mengalami perubahan.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, alternatif kombinasi simulasi ini akan menyebabkan penurunan PDB sektor industri sebesar 0.0044
persen. Sebaliknya, PDB sektor pertanian meningkat sebesar 0.0265 persen. Hal
ini terjadi karena PBD sektor industri tidak responsif terhadap total pengeluaran pemerintah, sebaliknya PDB sektor pertanian responsif terhadap total pengeluaran
pemerintah. Total pengeluaran pemerintah secara tidak langsung dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Jadi, nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap
US Dollar sebesar 5 persen maka total pengeluaran pemerintah meningkat
sebesar 0.0209 persen. Seiring hal tersebut, sektor transportasi dan sektor lainnya tidak mengalami perubahan.
Selain itu, alternatif kombinasi simulasi ini berdampak terhadap peningkatan pengeluaran subsidi BBM sebesar 0.0382 persen. Peningkatan ini
terjadi karena dampak yang ditimbulkan oleh apresiasi nilaai tukar rupiah terhadap US Dollar dan peningkatan konsumsi akhir BBM. Peningkatan
pengeluaran subsidi BBM berdampak terhadap peningkatan total pengeluaran pemerintah sebesar 0.0382. Sebaliknya, penerimaan pemerintah menurun sebesar
0.0038 persen. Hal ini terjadi karena PDB total turun sebesar 0.0035 persen.
7.2.2.2. Dampak Kenaikan Harga Minyak Dunia, Apresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar dan Penurunan Pengeluaran Subsidi
BBM Alternatif kombinasi simulasi kenaikan harga minyak dunia sebesar 10
persen, apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar 5 persen dan penurunan subsidi BBM 10 persen simulasi 5 memberikan perubahan terhadap konsumsi
dan penyediaan energi di Indonesia. Alternatif kombinasi simulasi ini memiliki pola yang sama dengan alternatif kombinasi kenaikan kenaikan harga minyak
dunia sebesar 10 persen dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar 5 persen simulasi 4, namun memiliki dampak negatif lebih besar dan dampak
positif yang lebih kecil dibandingkan dengan simulasi 4. Hal ini terjadi karena
dampak negatif yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak sebesar 10 persen terakumulasi oleh dampak negatif yang ditimbulkan oleh penurunan pengeluaran
subsidi BBM sebesar 10 persen. Dan dampak positifnya ditimbulkan oleh apresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar.
Alternatif kombinasi simulasi ini akan merubah harga energi di Indonesia. Pada Tabel 45 menunjukkan bahwa harga BBM dan listrik meningkat sebesar
0.01752 persen dan 0.0008 persen. Sebaliknya, harga batubara, gas dan biomas menurun berturut-turut sebesar 0.0017 persen, 0.0010 persen dan 0.2316 persen.
Kenaikan harga BBM dan listrik disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia dan penurunan pengeluaran subsidi BBM.
Dampak lanjutan yang timbulkan oleh alternatif kombinasi simulasi ini adalah kenaikan konsumsi energi sektoral. Dari Tabel 45 dapat dijelaskan
konsumsi BBM, listrik, batubara dan biomas sektor industri menurun, kecuali konsumsi gas sektor industri. Hal ini terjadi karena harga gas lebih murah
daripada harga BBM dan listrik, sehingga sektor industri mengkonsumsi gas lebih banyak. Dengan demikian antara BBM dan gas merupakan energi yang
bersubsitusi bagi sektor industri. Walaupun konsumsi gas sektor industri meningkat, namun total konsumsi energi sektor industri menurun sebesar 0.0058.
Hal yang sama terjadi pada total konsumsi energi sektor rumahtangga, transportasi, pertanian dan sektor lainnya menurun berturut-turut sebesar 0.0162
persen, 0.0078 persen, 0.0004 persen dan 0.0203 persen. Simulasi ini berdampak terhadap proses transformasi dan penyediaan
energi di Indonesia. Dari Tabel 45 menunjukkan bahwa transformasi energi kilang minyak dan pembangkit listrik meningkat sebesar 1.2241 persen dan 0.0054
persen. Hal ini terjadi karena peningkatan harga BBM dan listrik, serta peningkatan total input untuk pembangkit listrik.
Peningkatan transformasi energi mendorong peningkatan penyediaan energi. Dari Tabel 45 memperlihatkan bahwa penyediaan energi BBM meningkat
sebesar 0.3185 persen. Peningkatan penyedian energi BBM disebabkan oleh peningkatan produksi BBM dan impor BBM berturut-turut sebesar 1.2241 persen
dan 0.0745 persen. Sebaliknya, penyediaan energi gas dan batubara mengalami penurunan sebesar 0.0002 persen dan 0.0022 persen. Penurunan ini disebabkan
oleh penurunan produksi gas dan batubara masing-masing sebesar 0.0003 persen dan 0.0021 persen.
Baik secara tidak langsung, simulasi ini menyebabkan penurunan PDB sektor industri sebesar 0.0048 persen. Sektor transportasi dan sektor lainnya tidak
mengalami perubahan. Sebaliknya, PDB sektor pertanian meningkat sebesar 0.0133 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri lebih peka terhadap
dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan harga BBM meningkat. Peningkatan harga BBM
menyebabkan konsumsi BBM sektor industri turun lebih besar dibandingkan konsumsi energi lainnya, sehingga total konsumsi energi turun. Turunnya
konsumsi energi sektor industri berdampak terhadap penurunan PDB sektor industri.
Selain itu, alternatif kombinasi simulasi ini berdampak terhadap penurunan penerimaan pemerintah sebesar 0.0038.
Penurunan penerimaan pemerintah terjadi karena PDB total turun sebesar 0.0042 persen.
7.3. Peramalan Konsumsi dan Penyediaan Energi dalam Perekonomian Indonesia Periode 2012 -2025