Gas Alam Penyediaan Energi Dalam Perekonomian Indonesia

Juta SBM menjadi 152.27 Juta SBM. Peningkatan impor ini lebih besar dari peningkatan produksi BBM. Selain impor BBM, Indonesia juga mengekspor BBM. Gambar 19 menunjukkan ekspor BBM mengalami penurunan. Ekspor BBM tidak stabil, dimulai tahun 1994 sampai 1997 dengan jenis minyak bakar Fuel Oil, premium, minyak tanah Karosene, minyak solar Automotive Diesel OilADO dan minyak diesel Industrial Diesel Oil IDO dan dalam jumlah yang kecil 4.33 persen dari total produksi. Selanjutnya ekspor dimulai lagi tahun 2002 sampai 2007 dan tahun 2008 Indonesia tidak mengekspor BBM, karena kebutuhan dalam negeri yang besar tidak terpenuhi oleh produksi domestik dan malahan harus mengimpor BBM. Dengan adanya produksi, impor dan ekspor BBM akan mempengaruhi penyediaan energi BBM. Gambar 19 menunjukkan penyediaan energi BBM mengalami peningkatan dari tahun 1990-2008. Selama rentang tahun tersebut penyediaan energi meningkat sebesar 3.01 persen per tahun dari 288.01 Juta SBM menjadi 420.89 Juta SBM. Peningkatan penyediaan energi BBM disebabkan oleh peningkatan impor BBM.

5.1.4. Gas Alam

Dengan meningkatnya kebutuhan energi dan disisi lain terdapat keterbatasan cadangan energi konvensional, maka pemerintah mencanangkan kebijakan efisiensi dan diversifikasi energi. Kebijakan tersebut mendorong penggunaan sumber energi lain diluar minyak bumi, antara lain peggunaan gas alam. Kebijakan tersebut mendukung ketersediaan sumber gas alam yang besar dibandingkan dengan minyak bumi. Kondisi tahun 2008 cadangan gas bumi sebesar 170.10 TSCF Triliun Standard Cubic Feet, produksi gas alam sebesar 2.89 TSCF sehingga gas alam dapat diproduksi lagi 58.95 tahun. Kementrian Energi dan Sumbedaya Mineral, 2009. Disamping itu juga penggunaan gas alam berdampak positif terhadap kelestarian lingkungan seperti tidak terjadi pencemaran udara dibandingkan penggunaan BBM atau batubara. Penggunaan gas alam didukung oleh ketersediaan sumber gas alam. Gambar 20 menunjukkan produksi gas alam selama tahun 1990-2008 mengalami penurunan. Selama periode tersebut gas alam mengalami penurunan sebesar 1.19 persen per tahun dari 507.95 Juta SBM menjadi 385.07 Juta SBM. Rendahnya produksi gas alam ini karena terbatasnya kapasitas produksi gas. Kilang-kilang produksi gas sudah berumur tua dan investasi pada aktivitas eksplorasi untuk membangun sumur-sumur gas dan minyak baru semakin rendah. 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 J um la h J u ta S B M Produksi Ekspor Penyediaan Energi Produksi 507.95 538.66 521.09 498.42 531.48 545.47 520.98 503.62 501.54 377.87 385.07 Ekspor 5.74 14.84 21.21 23.23 32.55 29.02 57.36 59.17 Penyediaan Energi 507.95 538.66 521.09 504.16 546.32 566.68 544.21 536.17 530.56 435.24 444.24 1990 1995 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Sumber: Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2006 dan 2009 Gambar 20. Penyediaan Energi Gas Alam Indonesia Tahun 1995-2008 Menurut Anwar dan Muyanja 2007 rendahnya investasi dibidang perminyakan dan gas disebabkan oleh sejumlah ketidakpastian, diantaranya isu keamanan, tingginya pajak, dan ketidakpastian seputar implementasi Undang- Undang Minyak dan Gas yang baru yaitu No.22 Tahun 2001, ketidakpastian posisi pemerintah dalam pengembangkan sumur-sumur gas minyak baru dan pembaharuan kontrak-kontrak di sumur-sumsur minyak yang ada. Implikasinya, beberapa perusahaan minyak dan gas menangguhkan rencana investasi mereka sepanjang tahun 2002 -2004. Disisi lain, ekspor gas alam menunjukkan peningkatan dari tahun 1990- 2008 dari 5.74 Juta SBM menjadi 59.17 Juta SBM, dengan rata-rata peningkatan sebesar 48.72 persen per tahun. Gas alam yang dieskpor hanya sebagian kecil 2.54 persen dari jumlah produksi total, sedangkan sisanya dikonsumsi oleh dalam negeri 97.46 persen. Peningkatan ekspor gas alam disebabkan oleh kemajuan teknologi, peningkatan permintaan gas dan harga gas yang relatif lebih murah dari harga BBM, serta pemanfaatan gas lebih ramah lingkungan. Dengan adanya produksi gas alam akan mendukung penyediaan energi gas alam. Gambar 20 menunjukkaan penyediaan energi gas alam menurun dalam rentang tahun 1990-2008. Dalam periode tersebut penyediaan energi gas alam menurun sebesar 0.49 persen dari 507.95 Juta SBM menjadi 444.24 Juta SBM. Penurunan penyediaan energi gas alam disebabkan penurunan produksi gas alam dan tidak adanya impor gas alam sehingga kedua komponen tersebut adalah pendukung penyediaan energi gas alam.

5.1.5. Biomas