0.00 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
300.00
Ju m
la h
J ut
a S
B M
Produksi Produksi
193.20 250.70
269.05 268.97
270.23 272.01
271.81 270.04
276.34 275.20
277.96 1990
1995 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Sumber: Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2006 dan 2009 Gambar 21. Penyediaan Energi Biomas Tahun 1990-2008
5.1.6 Listrik
Listrik salah satu energi yang digunakan dalam menjalankan aktivitas perekonomian berbagai sektor. Oleh karena itu listrik merupakan faktor penting
dalam menunjang pembangunan nasional. Penggunaan listrik mengalami peningkatan yang pesat seiring dengan berkembangnya perekonomian negara,
pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kwalitas hidup masyarakat. Dalam hal memenuhi kebutuhan perlu diperhatikan ketersediaan sumber daya
energi listrik dan penggunaan teknologi yang tepat dalam memenuhi permintaan listrik. Penyediaan tenaga listrik harus diusahakan agar dapat mencukupi semua
lapisan masyarakat dengan harga yang wajar dan mempunyai keandalan yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk rumah tangga pedesaaan juga
terus dikembangkan. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.
Jamin dan Sugiyono 2009 mengatakan pembangkit listrik Indonesia dikelompokkan berdasarkan kepentingan, yaitu untuk umum dan untuk
kepentingan sendiri. Pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan umum sebagian besar dipasok oleh PT PLN Persero dan sebagian lagi dipasok oleh perusahaan
tenaga listrik swasta Non PLN, dalam istilah umum disebut IPP Independent Power Producer
, serta koperasi. Sedangkan pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri captive power diusahakan oleh swasta untuk kepentingan
operasi perusahaan sendiri dan biasanya tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Gambar 22 menunjukkan
produksi listrik nasional meningkat pada perionde 1990 -2008. Selama periode tersebut produksi listrik listrik nasional
meningkat rata-rata sebesar 8.85 persen per tahun yang terdiri dari produksi listrik PLN dan non PLN. Produksi listri PLN dan Non PLN meningkat sebesar 7.62 dan
25.65 persen per tahun selama periode tahun tersebut. Dari total listrik yang diproduksi 13.61 persen persentase rata-rata yang digunakan oleh kepentingan
sendiri dan 86.39 persen digunakan untuk kepentingan umum.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Ju m
la h
J u
ta S
B M
Listrik PLN Listrik Non PLN
Prod.Listrik Penyediaan Energi
Listrik PLN 19.80
32.39 51.19
53.69 54.74
56.69 58.97
62.09 64.04
68.19 72.36
Listrik Non PLN 0.50
0.79 5.60
8.16 11.60
13.48 15.99
15.99 17.56
19.13 19.24
Prod.Listrik 20.30
33.18 56.79
61.85 66.34
70.17 74.96
78.08 81.60
87.32 91.61
Penyediaan Energi 17.11
29.09 50.17
53.49 55.42
58.32 65.29
69.07 69.77
74.77 80.93
1990 1995
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008
Sumber: Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2006 dan 2009 Gambar 22. Penyediaan Listrik Indonesia Tahun 1990-2008
Dengan meningkatnya produksi total listrik maka secara otomatis penyediaan energi listrik juga meningkat. Gambar 22 menunjukkan penyediaan
energi listrik meningkat rata-rata sebesar 9.15 persen per tahun. Peningkatan penyediaan energi listrik didorong oleh penemuan energi listrik yang bersumber
dari energi terbarukan, seperti energi tenaga air, panas bumi, mikro hidro, biomass, matahari dan angin. Tabel 2 menunjukkan energi terbarukan yang dapat
menghasilkan energi listrik. Dari tabel tersebut hanya ± 3.32 persen energi terbarukan yang dapat dimanfaatkatkan menjadi energi listrik, sisanya belum
dapat digunakan dengan optimal karena keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh Negara Indonesia.
Tabel 2. Potensi Energi Terbarukan Untuk Pembangkit Listrik Tahun 2006. No.
Energi Potensi
Kapasitas Pembangkit Terbarukan
Yang Sudah Terpasang 1
Tenaga air 75.67 GW
4200 MW
2 Panas bumi
27 GW 800
MW 3
MiniMicro Hydro 458.75 MW
84 MW
4 Biomass
49.81 GW 302.40 MW
5 Matahari
4.8 KWhm
2
hari 8
MW 6
Angin 9.29 GW
0.5 MW Sumber: Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, 2006
5.2. Transformasi Energi dalam Perekonomian Indonesia