Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Senyawa Organik

Gambar 20. Penurunan kepekatan warna pada berbagai waktu kontak Berdasarkan data yang didapat kekeruhan, TSS, dan warna terus menurun. Semakin lama waktu kontak air maka semakin tinggi tingkat kualitas air bakunya. Namun selang satu hari yaitu setelah 24 jam kekeruhan, TSS, dan warna mengalami penurunan efisiensi penyisihan kekeruhan dari 62 menjadi 59, efisiensi penyisihan TSS dari 65 menjadi 54, dan efisiensi penyisihan warna 59 ke 57. Namun, di menit berikutnya efisiensi penyisihan dari ketiganya meningkat kembali. Hal ini dapat disebabkan dengan perubahan suhu yang terjadi disekitarnya. Secara umum penyisihan kekeruhan, TSS, dan warna turun secara tajam hingga jam ke 7 dan pada hari berikutnya efisiensi penyisihan dianggap lebih landai. Hasil dari pengolah fixed bed reactor ini belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh PP No.20 Tahun 1990 sebagai air bersih , oleh karena itu butuh pengolahan lanjutan seperti Water Treatment Plan.

4.3.2 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Senyawa Organik

Zat organik dapat disisihkan secara biologi, yang dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu oksigen terlarut DO, waktu kontak, jenis dan jumlah mikroorganisme pengurai Bitton, 1994. Bakteri heterotrof memanfaatkan senyawa atau zat organik untuk dijadikan sumber energinya. Pada penelitian ini senyawa yang mewakili adanya kandungan bahan organik di air adalah kalium permanganat KMnO 4 . Grafik di bawah ini menunjukkan penurunan senyawa organik, penurunan senyawa organik menurun secara tajam hingga waktu kontak jam ke 3 dan kemudian terus menurun tapi tidak secara drastis atau lebih ke arah stabil. Penurunan senyawa organik dengan waktu kontak 3 jam mencapai efisiensi penurunan sebesar 30. Selama 2 hari efisiensi penurunan bahan organik hanya meningkat 3 . 10 20 30 40 50 60 70 50 100 150 200 250 300 350 400 10 20 30 40 50 60 War n a PtCo Waktu jam efluent efisiensi e fis ie n si Gambar 21. Konsentrasi bahan organik KMnO 4 pada berbagai waktu kontak Berdasarkan standar mutu air yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No.20 Tahun 1990, batas senyawa organik KMnO 4 pada air golongan A yaitu air yang dapat langsung diminum tanpa pengolahan terlebih dahulu memiliki kadar maksimum 10 mgL lihat Lampiran 1. Sedangkan penelitian ini adalah proses pengolahan air baku yang nantinya akan di olah menjadi air golongan B yaitu air yang menjadi air baku untuk air minum atau air bersih. Pengujian kimia organik pada sampel air baku menggunakan analisa KMnO 4 , karena KMnO 4 dapat mengukur dengan konsentrasi kecil. Sedangkan pengujian COD hanya dapat menguji kimia organik dengan konsentrasi tinggi. Senyawa organik yang terkandung dalam air baku sungai Cihideung setelah melaui fixed bed reactor tidak ada yang melebihi 20 mgL dan kemudian akan semakin menurun hingga konsentrasi 10.917 mgL.

4.3.3 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Amoniak