Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Media Batu Apung

konsentrasi nitrat dapat juga disebabkan karena adanya suplai oksigen ke dalam bioreaktor, sehingga terjadi reaksi seperti di bawah ini: NO 2 - +12 O 2  NO 3 - NH 4 + +2O 2  NO 3 - + 2H + + H 2 O Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No.20 Tahun 1990, Batas maksimum nitrat dalam N pada air golongan B tidak boleh melebihi 10 mgL. Pada pengujian ini nitrat NO 3 yang dianalisis dalam bentuk nitrat total. Nitrat dalam N bila dikonversi menjadi konsentrasi nitrat total maka akan di dapat batas NO 3 - total sebesar 44,286 mgL, jadi batas maksimum NO 3 - total adalah 44,286 mgL . Nilai konsentrasi nitrat total yang dihasilkan dari pengolahan fixed bed reactor 17 mgL hal ini menunjukkan bahwa kadar nitrat hasil pengolahan masih memenuhi standar baku mutu air golongan B.

4.4 Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Media Batu Apung

Peran mikroorganisme sangat penting dalam mengurangi kandungan organik dan organik dalam air baku. Oleh karena itu dalam sistem fixed bed reactor khususnya pada media batu apung harus menciptakan kondisi agar bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat memakan zat organik dalam air limbah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan zat hara nutrien yang elemen utamanya adalah nitrogen, phosphor atau zat besi. Secara keseluruhan, nitrogen dijumpai dalam nitrogem organis, amoniak, nitrit, dan nitrat Hindarko, 2003. Oleh karena itu untuk mendeteksi tumbuhnya mikroorganisme yang tumbuh untuk mendegradasi zat organik sampel air dianalisa kandungan phosphor di dalamnya. Phospor dalam hal ini merupakan substrat yang semakin lama akan habis digunakan mikroorganisme untuk melakukan metabolisme. Berikut ini adalah grafik PO 4 3- dengan berbagai waktu kontak pada sistem fixed bed reactor. Gambar 24. Konsentrasi PO 4 3- setiap jam pada fixed bed reactor Gambar 24 menunjukan adanya penurunan PO 4 3- yang menandakan adanya mikroorganisme yang mengkonsumsi PO 4 3- untuk tumbuh kembangnya di dalam fixed bed -20 20 40 60 80 100 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 10 20 30 40 50 60 K o n sen tr asi PO 4 3 - m g L Waktu jam efluent efisiensi e fi si e n si reactor. Kandungan phospor ini cukup berpengaruh dalam peningkatan kualitas air baku, bila kandungan phospor di dalam air permukaan tidak terkontrol, maka phosphor merupakan nutrien bagi tumbuhan seperti eceng gondok, ganggang, apu-apu, dll, sehingga permukaan air tersebut dipenuhi tumbuhan air. Hal ini dapat mengganggu kegiatan pelayaran, perikanan, dan turisme, oleh karena itu kandungan phospor diberbagai tempat dibatasi yaitu antara 4- 15mgL. Di dalam PPRI No.201990, mengenai baku mutu air limbah, kandungan phospor ini belum diatur, tetapi perlu dipahami jenis phospor yang ada beserta sifat-sifatnya Tabel 4, agar dapat mengantisipasi dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan dan unit pengolahan yang akan mengolah air tersebut. Tabel 4 . Berbagai bentuk senyawa Phospor sumber: Hindarko, 2003 No. Ortho Phosphat Poly-Phosphat Organic Phosphat 1 Dihasilkan oleh metabolisme biologis dalam bentuk: PO 4 -3 , HPO 4 -2 ,H 2 PO 4 - , H 3 PO 4 Selalu mengalami hidrolisis menjadi ortho-phophat, dalam suatu proses lambat Banyak dipakai sebagai bahan baku untuk IPAL air limbah, dan proses lanjutan lumpur yang dihasilkan 2 Molekulnya tersusun dari atom P,O,H dalam bentuk yang komplek, sehingga tidak mengalami penguraian lebih lanjut Untuk menentukan kadarnya, rubah dulu menjadi ortho- phosphat dengan membubuhkan sejenis asam pencerna Untuk menentukan kadarnya, ubah dulu menjadi ortho- phosphat dengan membubuhkan sejenis asam pencerna 3 Kadarnya dapat ditentukan dengan menambahkan senyawa ammonium molybdate, yang dapat membentuk warna yang komplek dengan phosphat tersebut - - Berdasarkan hasil analisa phosphat pada air baku yang telah diolah terlebih dahulu di dalam fixed bed reactor yaitu dengan cara penambahan senyawa ammonium molybdate konsentrasi phosphat 5 mgL dan terus menurun hingga 0.325 mgL Gambar 24 dengan tingkat efisiensi penyisihan 90, penghitungan nilai efisiensi ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Hal ini juga menandakan bahwa unsur hara berupa phosphat dimakan oleh mikroorganisme pendegradasi zat organik. Mikroorganisme merupakan faktor yang penting terhadap proses biologis, baik dalam penyisihan zat organik maupun dalam proses nitrifikasi. Berdasarkan penelitian Widayat 2010 bakteri Basilus subtilis, Clostridium, dan Proteus sp diidentifikasi sebagai pengurai senyawa organik, sedangkan pengurai amoniak dalam proses nitrifikasi mikroorganisme yang berperan yaitu Nitrosomonas dan Nitrobacter.

4.5 Analisis Kebutuhan Koagulan