Gambar 17. Grafik warna pada masa aklimatisasi
4.3 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penurunan Bahan Organik,
Amoniak, Total Suspended Solid TSS dan Kekeruhan
Setelah terbentuk biofilm pada media batu apung atau bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi ini diduga tumbuh, tahap selanjutnya dilakukan pengamatan kualitas air
baku terhadap pengaruh waktu tinggal air sungai dalam fixed bed reactor dengan media batu apung. Pengamatan atau analisa sampel dilakukan setiap 1 jam hingga jam ke 7, kemudian
jam ke-24, jam ke 27, jam ke 30, dan jam ke 48. Pengamatan dilakukan hingga jam ke 48 dilakukan untuk melihat apakah pada jam ke 48 kualitas air akan semakin meningkat dengan
bantuan batu apung. Peningkatan kualitas air baku ini dapat dilihat secara fisik maupun penyisihan senyawa organik seperti KMnO
4
dan senyawa anorganik seperti amoniak dan phosphat.
4.3.1 Pengaruh Waktu Kontak Pada Peningkatan Sifat Fisik Air Baku
Kualitas fisik dari air sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Karakter fisik air meliputi kekeruhan, total padatan tersupensi TSS, dan warna. Sifat
fisik air ini lebih berpengaruh kepada estetika yang ditampilkan. Bila warna air pekat, tingkat kekeruhan dan TSS tinggi maka orang-orang enggan untuk menggunakan air
tersebut bahkan sudah tidak layak untuk dilihat. Kekeruhan, TSS, dan warna memiliki kaitan yang sangat erat. Sehingga
penurunan tingkat kekeruhan diikuti dengan penurunan TSS dan warna. Kekeruhan air dapat ditimbulkan karena adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung
di dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri ataupun domestik. Zat tersuspensi yang berada di dalam air juga terdiri dari berbagai macam zat
sama halnya dengan penyebab kekeruhan, hanya saja TSS berfungsi untuk mengukur jumlah atau konsentrasi padatan yang tersuspensi di dalam air, sedangkan kekeruhan
mengamati padatan secara umum yang tidak terlihat oleh mata. Warna air juga dapat 100
200 300
400 500
600
10 20
30 40
War n
a PtCo
Waktu jam
influent efluent
T= 4 jam T=2 jam T= 1 jam
ditimbulkan oleh kehadiran organisme atau bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik dan juga tumbuh-tumbuhan.
Tingginya tingkat kekeruhhan dan TSS juga mengindikasi terdapatnya padatan tersuspensi seperti sel mikroorganisme dan senyawa organik yang larut dalam air.
Sehingga sifat fisik ini perlu ditingkatkan kualitasnya, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan fixed bed reactor bermedia batu apung. Data yang diperoleh dari
pengujian air baku dalam fixed bed reactor bila diihat dari karakteristik fisik air pada berbagai waktu kontak dapat dilihat pada Gambar 18, 19, dan 20.
Gambar 18. Tingkat kekeruhan pada berbagai waktu kontak
Gambar 19. Penurunan TSS pada berbagai waktu kontak 10
20 30
40 50
60 70
80
10 20
30 40
50 60
70
10 20
30 40
50 60
K e
ke ru
h an
FTU
Waktu jam
efluent efisiensi
e fi
si e
n si
10 20
30 40
50 60
70 80
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
10 20
30 40
50 60
TS S
m g
L
Waktu jam
efluent efisiensi
e fi
si e
n si
Gambar 20. Penurunan kepekatan warna pada berbagai waktu kontak Berdasarkan data yang didapat kekeruhan, TSS, dan warna terus menurun.
Semakin lama waktu kontak air maka semakin tinggi tingkat kualitas air bakunya. Namun selang satu hari yaitu setelah 24 jam kekeruhan, TSS, dan warna mengalami
penurunan efisiensi penyisihan kekeruhan dari 62 menjadi 59, efisiensi penyisihan TSS dari 65 menjadi 54, dan efisiensi penyisihan warna 59 ke 57. Namun, di
menit berikutnya efisiensi penyisihan dari ketiganya meningkat kembali. Hal ini dapat disebabkan dengan perubahan suhu yang terjadi disekitarnya. Secara umum penyisihan
kekeruhan, TSS, dan warna turun secara tajam hingga jam ke 7 dan pada hari berikutnya efisiensi penyisihan dianggap lebih landai. Hasil dari pengolah fixed bed
reactor ini belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh PP No.20 Tahun 1990 sebagai air bersih , oleh karena itu butuh pengolahan lanjutan seperti Water Treatment
Plan.
4.3.2 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Senyawa Organik