Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Amoniak

Gambar 21. Konsentrasi bahan organik KMnO 4 pada berbagai waktu kontak Berdasarkan standar mutu air yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No.20 Tahun 1990, batas senyawa organik KMnO 4 pada air golongan A yaitu air yang dapat langsung diminum tanpa pengolahan terlebih dahulu memiliki kadar maksimum 10 mgL lihat Lampiran 1. Sedangkan penelitian ini adalah proses pengolahan air baku yang nantinya akan di olah menjadi air golongan B yaitu air yang menjadi air baku untuk air minum atau air bersih. Pengujian kimia organik pada sampel air baku menggunakan analisa KMnO 4 , karena KMnO 4 dapat mengukur dengan konsentrasi kecil. Sedangkan pengujian COD hanya dapat menguji kimia organik dengan konsentrasi tinggi. Senyawa organik yang terkandung dalam air baku sungai Cihideung setelah melaui fixed bed reactor tidak ada yang melebihi 20 mgL dan kemudian akan semakin menurun hingga konsentrasi 10.917 mgL.

4.3.3 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Amoniak

Senyawa amoniak ini akan menjadi ammonium bila berada di dalam air. Ammonium akan berkurang akibat adanya proses nitrifikasi. Penguraian amoniak pada proses nitrifikasi dapat dilakukan oleh bakteri autotrof maupun heterotrof. Pengujian konsentrasi NH 4 + ammonium dilakukan dengan cara Kjeldahl atau distilasi namun ternyata cara ini hanya mampu menganalisa nilai NH 4 + dengan konsentrasi besar. Sedangkan setelah dianalisa nilai NH 4 + yang didapat tidak terlalu berbeda nyata dengan meningkatnya waktu kontak. Berikut ini adalah Gambar 22 hasil analisa NH 4 + dengan metoda Kjeldahl: 5 10 15 20 25 30 35 2 4 6 8 10 12 14 16 18 5 10 15 20 25 30 K o n sen tr asi sen y awa o rg an ik K M n O 4 m g L Waktu jam efluent efisiensi e fi si e n si Gambar 22. konsentrasi NH 4 + pada berbagai waktu kontak Dari data pengujian ammonium penurunan NH 4 + tidak terlalu terlihat dan cenderung stabil. Namun konsentrasi ammonium diduga menurun akibat adanya proses nitrifikasi di dalam bioreaktor. Proses nitrifikasi ini mengubah ammonium menjadi nitrit dan kemudian diubah menjadi nitrat. Kandungan nitrat pada air baku hasil pra-treatment juga di analisis dengan menggunakan metode brushin. Pada Gambar 23 terlihat adanya peningkatan konsentrasi nitrat seiring dengan meningkatnya waktu tinggal hidrolik. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam bioreaktor terjadi proses nitrifikasi. Gambar 23. konsentrasi NO 3 - pada berbagai waktu kontak Konsentarasi nitrat terus meningkat dengan efisiensi peningkatan sebesar 33. Sama seperti data lainnya Lampiran 7, konsentrasi nitrat meningkat tajam hingga jam ke 7 dan cenderung konstan setelah 24 jam hingga hari berikutnya. Peningkatan 1 2 3 2 4 6 8 ko n sen tr asi N H 4+ m g l waktu jam efluent -5 5 10 15 20 25 30 35 2 4 6 8 10 12 14 16 18 10 20 30 40 50 60 K o n sen tr asi N O 3 - m g L Waktu jam efluent Penambahan Pen a mba h a n konsentrasi nitrat dapat juga disebabkan karena adanya suplai oksigen ke dalam bioreaktor, sehingga terjadi reaksi seperti di bawah ini: NO 2 - +12 O 2  NO 3 - NH 4 + +2O 2  NO 3 - + 2H + + H 2 O Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No.20 Tahun 1990, Batas maksimum nitrat dalam N pada air golongan B tidak boleh melebihi 10 mgL. Pada pengujian ini nitrat NO 3 yang dianalisis dalam bentuk nitrat total. Nitrat dalam N bila dikonversi menjadi konsentrasi nitrat total maka akan di dapat batas NO 3 - total sebesar 44,286 mgL, jadi batas maksimum NO 3 - total adalah 44,286 mgL . Nilai konsentrasi nitrat total yang dihasilkan dari pengolahan fixed bed reactor 17 mgL hal ini menunjukkan bahwa kadar nitrat hasil pengolahan masih memenuhi standar baku mutu air golongan B.

4.4 Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Media Batu Apung