37
umum kita kenal dalam teori permintaan konsumen, yaitu untuk barang normal memiliki slope negatif, yaitu jika harga meningkat permintaan barang dan jasa
tersebut akan menurun. Sedangkan bagian kedua sebelah kanan persamaan 3.25 mencerminkan efek keuntungan. Perubahan dalam harga barang yang diproduksi
rumahtangga meningkat, maka keuntungan akan meningkat demikian juga pendapatan penuh rumahtangga juga akan meningkat.
3.3.2. Alur Pemikiran Penelitian
Nelayan tradisional merupakan nelayan yang masih menggunakan alat tangkap dan cara menangkap ikan dengan sangat sederhana. Menurut dinas
perikanan Jawa Tengah, perbedaan nelayan tradisional dengan nelayan modern dapat dilihat juga dari jarak dalam melakukan penangkapan ikan, nelayan
tradisional hanya 0-3 mil dari pantai sedangkan nelayan modern lebih dari 12 mil, sedangkan ukuran kapal 0-5 GT untuk nelayan tradisional dan lebih dari 30 GT
untuk nelayan modern. Data dari Departemen Kelautan dan Perikanan 2009 menunjukkan
bahwa dari tahun 2005 – 2009 jumlah perahu nelayan tradisional dengan ukuran 5 GT selalu menduduki urutan pertama Tabel 2. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa kegiatan penangkapan ikan di perairan Indonesia masih didominasi oleh nelayan tradisional.
Tabel 2. Jumlah PerahuKapal Perikanan Laut Menurut Kategori dan Ukuran Kapal di Indonesia Tahun 2005 – 2009
Ukuran Kapal
Tahun 2005
2006 2007
2008 2009
5 GT 102
. 456
106 .
609 114
. 273
107 .
934 109
. 590
5 - 10 GT 26
. 841
29 .
899 30
. 617
29 .
936 30
. 400
38
10 - 20 GT 6
. 968
8 .
190 8
. 194
7 .
728 7
. 910
20 - 30 GT 4
. 553
5 .
037 5
. 345
5 .
200 5
. 280
30 - 50 GT 1
. 092
970 913
747 750
50 - 100 GT 2
. 160
1 .
926 1
. 832
1 .
665 1
. 670
100 - 200 GT 1
. 403
1 .
381 1
. 322
1 .
230 1
. 230
200 GT 323
367 420
406 410
Sumber: Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, 2009. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes 2008
jumlah armada penangkapan ikan tradisional di kabupaten Brebes adalah 16 .
119 unit, terbanyak dibandingkan dengan armada kapal semi modern ataupun modern
yang hanya 1 .
243 dan 894 unit. Nelayan tradisional di kabupaten brebes mempunyai jumlah prosentase terbanyak yaitu 85.78, dan sebagian besar
didominasi oleh nelayan dengan alat tangkap payang.
Penerimaan Melaut
Suami dan Anak laki-laki
Nonmelaut Melaut
Alokasi WaktuKerja
Umur, Pendidikan, Pengalaman Keja, Jumlah Anggota Rumahtangga
dan Jumlah Balita
Karakteristik SDM Nelayan Tradisional
Nelayan Alat Tangkap Payang
Suami,Istri,Anak laki- laki dan perempuan
Pendapatan Nonmelaut Pengeluaran Rumahtangga
Pendapatan Melaut
Bahan bakar minyak dan Biaya Perbekalan
Biaya Melaut
Tabungan
39
Gambar 4. Alur Pemikiran Ekonomi Rumahtangga Nelayan dengan Alat Tangkap
Payang di Kabupaten Brebes Tahun 2008 Rumahtangga nelayan tradisional dengan alat tangkap payang mempunyai
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan nelayan modern, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang di tempuh, yang rata-rata sangat rendah. Dalam
rumahtangga nelayan tradisional anak yang mempunyai umur yang relatif masih muda sudah diajarkan untuk melakukan pekerjaan melaut, sedangkan untuk suami
umur yang sudah lanjutpun masih melakukan kegiatan melaut. Alokasi waktu kerja dalam rumahtangga nelayan tradisonal dibagi menjadi
dua, yaitu melaut dan nonmelaut. Pada kegiatan melaut anggota rumahtangga yang melakukan hanya suami dan anak laki-laki. Biaya-biaya dalam kegiatan
melaut adalah bahan bakar minyak dan perbekalan. Semua anggota rumahtangga nelayan berperan dalam kegiatan nonmelaut,
suami dan anak laki-laki biasanya bekerja sebagai tukang, buruh ataupun tukang ojek, sedangkan istri dan anak perempuan bekerja pada kegiatan pascapanen
dalam sub sektor perikanan, kegiatan tersebut erat kaitannya dengan kegiatan pengolahan ikan di desa pantai. Kegiatan pengolahan ikan pascapanen bertujuan
untuk mempertahankan kualitas ikan agar dapat dikonsumsi dalam waktu lebih lama. Selain itu, pengolahan juga bertujuan untuk menghasilkan produk baru yang
40
karakteristiknya jauh berbeda dari ikan segar. Anonim 2002 jenis pengolahan ikan ada yang sifatnya masih tradisional
dan ada yang sudah lebih maju. Termasuk pengolahan tradisional, adalah pengeringan dengan sinar matahari, pengasinan, fermentasi dan pemindangan.
Pada pengolahan yang sifatnya lebih maju telah memasukkan unsur teknologi yang lebih tinggi, misalnya pendinginan dan pembekuan.
Terdapat dua sumber pendapatan dalam rumahtangga nelayan yaitu pendapatan melaut dan nonmelaut. Menurut Muhammad 2002 pendapatan
nonmelaut mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam rumahtangga nelayan. Pengeluaran rumahtangga nelayan disesuaikan dengan pendapatan yang didapat
setiap anggota rumahtangga, dalam penelitian ini pengeluaran rumahtangga dianalisis berdasarkan pengeluaran pangan dan nonpangan.
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive
dengan melihat banyaknya rumahtangga nelayan, tiga desa yang dijadikan tempat penelitian adalah desa Pulogading, Grinting dan Kluwut, hal ini didasarkan bahwa
ketiga desa tersebut mempunyai rumahtangga nelayan tradisional paling banyak.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kerat lintang cross section. Data cross section digunakan untuk menggambarkan keadaan
obyek penelitian mengenai fakta-fakta yang terjadi pada selang waktu tertentu yang dikumpulkan dari berbagai sumber responden. Penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei di lingkungan desapantai dengan cara mengadakan wawancara
terhadap rumahtangga nelayan menggunakan instrumen kuisioner. Data primer yang diperlukan antara lain: identitas rumahtangga nelayan, curahan waktu kerja,
pendapatan, dan pengeluaran nelayan dalam kegiatan melaut dan non melaut, serta jumlah produksi. Data primer digunakan untuk deskripsi dan kajian perilaku
rumahtangga nelayan. Data sekunder bersumber dari Dinas Perikanan Jawa Tengah, Dinas
Perikanan Kabupaten Brebes, kantor desa dan kecamatan, Badan Statistik dan lembaga lain yang terikat dengan penelitian ini, baik berupa literatur, hasil
penelitian maupun laporan yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.