Pekerjaan nonmelaut yang ada di pesisir pantai Kabupaten Brebes sebagian besar adalah pekerjaan yang menggunakan kekuatan fisik dengan sistem
borongan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah tukang, kuli panggul urug, kuli di perkebunan dan tukang ojek. Nilai elastisitas curahan tenaga kerja anak laki-laki
nonmelaut sangat responsif, yaitu sebesar 6.21. Hal tersebut berarti apabila curahan tenaga kerja anak laki-laki nonmelaut meningkat 1 persen, maka
pendapatan anak laki-laki nonmelaut akan meningkat sebesar 6.21 persen.
5.3.3. Pengeluaran Rumahtangga
5.3.3.1.Konsumsi Pangan
Dalam melakukan kegiatan melaut, maka nelayan tradisional membawa perbekalan yaitu berasnasi, kopiteh, gula dan rokok. Perbekalan mereka olah di
atas kapal sambil menunggu penarikan jaring. Perbekalan melaut dibawa dari rumah nelayan, sehingga perbekalan sangat erat dengan konsumsi pangan
rumahtangga. Tabel 32. Hasil Pendugaan Parameter Konsumsi Pangan Rumahtangga di
Kabupaten Brebes Tahun 2008 Variabel
Parameter Dugaan
Pr |t| Elastisitas
Intercept Biaya total operasional melaut
Pendapatan total rumahtangga Pengeluaran konsumsi nonpangan
rumahtangga Jumlah anggota rumahtangga
282395.8 0.358425
0.201523
0.238905 -208496
0.8331 .0001
0.0014 0.1570
0.3015 0.2991
0.5412
R square 0.6323
F value 23.65
Keterangan: taraf uji α= 0.1
Pada Tabel 32 dapat dilihat bahwa pengeluaran konsumsi nonpangan yang semakin tinggi akan mengakibatkan pengeluaran konsumsi pangan juga
meningkat. Faktor budaya dalam melakukan konsumsi sangat berpengaruh terhadap pengeluaran rumahtangga, terpenuhinya konsumsi pangan rumahtangga
nelayan tradisional diikuti dengan terpenuhinya konsumsi nonpangan rumahtangga. Apabila pendapatan total naik maka konsumsi pangan dan
nonpangan juga akan naik. Variabel eksogen dugaan banyaknya anggota rumahtangga menyebabkan
penurunan konsumsi pangan. Hal ini disebabkan kondisi miskin yang dialami oleh keluarga nelayan tradisional yang sulit memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari
dengan banyaknya jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Penambahan biaya operasi melaut akan meningkatkan pengeluaran
konsumsi pangan rumahtangga, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa dalam kegiatan operasi melaut terdapat biaya perbekalan yang berupa makanan.
peningkatan pendapatan rumahtangga sebesar 1 persen akan meningkatkan konsumsi pangan rumahtangga sebesar 0.54 persen, hal ini berarti apabila
rumahtangga mempunyai tambahan pendapatan maka akan dialokasikan terlebih dahulu untuk konsumsi pangan rumahtangga.
5.3.3.2.Konsumsi Nonpangan
Pada Tabel 33 bahwa peningkatan pendapatan total rumahtangga nelayan tradisional akan meningkatkan jumlah konsumsi nonpangan. Semakin banyak
pendapatan rumahtangga, maka anggota rumahtangga akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekunder yakni konsumsi nonpangan seperti biaya
pendidikan, biaya air dan listrik, kebutuhan sandang serta keperluan kesehatan, selain itu rumahtangga nelayan juga membeli barang-barang elektronik atau
perhiasan. Barang elektronik ataupun perhiasan merupakan barang superior yang
mengalami perubahan konsumsi yang sangat besar apabila terjadi perubahan pendapatan total rumahtangga.
Tabel 33. Hasil Pendugaan Parameter Konsumsi Nonpangan Rumahtangga di Kabupaten Brebes Tahun 2008
Variabel Parameter
Dugaan Pr |t|
Elastisitas Intercept
Pengeluaran konsumsi pangan rumahtangga
Pendapatan total rumahtangga Jumlah anggota rumahtangga
270178.0 0.101453
0.355265 74451.02
0.8272 0.4093
.0001 0.6901
0.8327 R square
0.66702 F value
37.39 Keterangan: taraf uji
α= 0.1 Semakin banyak jumlah anggota rumahtangga maka konsumsi non pangan
juga akan bertambah, budaya pesisir yang akan membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan nonpangan masih sangat kental. Bahkan ada yang beranggapan
bahwa dengan mempunyai barang-barang di dalam rumah yang semakin banyak maka penghargaan terhadap nelayan oleh masyarakat setempat akan bertambah
juga, akan tetapi dalam penelitian nelayan tradisonal di Kabupaten Brebes hal ini berpengaruh nyata.
5.3.4. Produksi Ikan