14
ekonomi: kebutuhan, differensiasi akses perempuan atas sumberdaya yang bernilai ekonomi tinggi, permodalan dan arti pendapatan bagi rumahtangga, akses
kredit atau kebijakan pemerintah, 3 faktor teknis: perubahan teknologi, keterampilan yang dengan mudah dikuasai dan dilakukan bahan baku lokal dan
intensitas penggunaan tenaga kerja yang dibutuhkan, 4 faktor ekologis: musim ikan kondisi lingkungan pantai yang ada, dan 5 faktor lainnya: umur, status
perkawinan, curahan waktu yang tersedia, penguasaan aset produktif dan
pendapatannya dan tingkat pendidikannya.
Para istri dalam rumahtangga nelayan adalah bekerja untuk kegiatan produksi pengolahan dan perdagangan ikan, di samping bekerja pada kegiatan
ekonomi yang tidak terkait dengan pemanfaatan nilai tambah komoditi perikanan, seperti tukang, pertanian dan lainnya.
2.3. Pendapatan dan Pengeluaran
Pengeluaran rumahtangga ditentukan oleh pendapatan total dan karakteristik rumahtangga. Makin besar jumlah anggota rumahtangga, makin
besar pula jumlah pengeluaran rumahtangga. Mengingat adanya variabilitas individu anggota rumahtangga menurut umur maupun seks, maka dalam
pendekatan ekonomi rumahtangga teori konsumsi individu yang lazim adalah sangat sulit digunakan, karena perilaku permintaan rumahtangga tidak konsisten
dengan model yang didasarkan pada perilaku individu dalam rumahtangga. Sementara itu, para ahli ilmu-ilmu sosial melihat tingkat kesejahteraan
rumahtangga tidak saja berhubungan dengan tingkat pengeluaran konsumsi pangan, tetapi juga konsumsi kebutuhan pokok basic needs lainnya, yaitu di
samping kebutuhan pangan adalah: pakaian, perumahan, kesehatan dan
15
pendidikan. Reniati 1998 melakukan pengelompokan perilaku konsumsi rumahtangga nelayan menjadi konsumsi pangan dan nonpangan.
Secara khusus di dalam rumahtangga nelayan sendiri terdapat variasi yang membedakan dengan pendapatan pada rumahtangga yang lain, yaitu:
1. anggota rumahtangga, yaitu istri dan anak di samping suami selaku kepala
rumahtangga pemegang peranan penting dalam berkontribusi untuk penerimaan rumahtangga nelayan.
2. dilihat dari curahan kerja, peranan istri cukup tinggi.
3. penerimaan nonmelaut memegang peranan menentukan dalam alokasi
curahan kerja anggota keluarga dan kontribusinya terhadap penerimaan rumahtangga nelayan.
Hasil penelitian Aryani 1994 dan Reniati 1998 menunjukkan bahwa peranan perempuan untuk mendukung pendapatan nonmelaut adalah cukup
berarti. Suami, istri dan anak dalam rumahtangga nelayan memiliki keahlian, ketrampilan, peran, tugas dan kewajiban yang berbeda di pasar kerja, bekerja di
rumah dan penggunaan waktu senggangnya. Kegiatan agroindustri kecil yang umum diusahakan adalah usaha
pemindangan dan pengeringan ikan, karena kegiatan usaha tersebut dengan mudah dapat dikelola oleh para perempuan nelayan, Hal ini dapat dijelaskan
karena kegiatan tersebut sangat sederhana dan mudah dikelola dengan tingkat pendidikan perempuan nelayan yang ada saat ini Erizal, 1995. Menurut Saragih
1998 agroindustri adalah merupakan motor penggerak dalam sistem agribisnis pertanian dalam arti luas, termasuk perikanan. Oleh karena itu, para nelayan perlu
dipacu agar mengembangkan usahanya dengan pendekatan agribisnis.
16
Kegiatan ekonomi rumahtangga nelayan dalam meningkatkan pendapatan rumahtangganya pada umumnya menangani kegiatan pengolahan dan
perdagangan ikan, di samping kegiatan produktif nonperikanan, seperti tukang, pertanian dan lainnya Dirjen Perikanan, 1993; Antunes, 1998 dan Pranadji,
1995.
2.4. Ekonomi Rumahtangga Nelayan