22 kreditor jangka pendek. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
membandingkan aset lancar dengan utang lancar. Jadi dapat disimpulkan bahwa rasio lancar adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.
CR yang tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya termasuk modal kerja sudah baik. Hal
ini akan meningkatkan kinerja perusahaan yang berdampak pada harga saham yang meningkat.
Namun Djarwanto 2004:150 berpendapat bahwa CR yang tinggi baik dari sudut kreditor tetapi kurang baik untuk pemegang saham karena
hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan kurang mendayagunakan aset secara efektif.
2.1.4 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio atau rasio utang terhadap ekuitas merupakan ukuran dari struktur modal. Kasmir 2008:158 menyatakan bahwa DER
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai total utang dengan total ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
kreditor dengan pemilik perusahaan. Angka DER yang tinggi menyebabkan peningkatan risiko. Risiko
yang tinggi diharapkan akan memberikan laba yang tinggi pula. Hal ini yang menjadi pertimbangan bagi investor dalam membeli atau menjual
23 saham. Namun dengan tingkat risiko yang semakin tinggi maka investor
akan menawar saham tersebut dengan harga yang rendah karena pada umumnya investor menghindari risiko. Selain itu DER yang tinggi
menggambarkan bahwa utang perusahaan lebih besar dari modal. Hal ini menjadi sinyal negatif bagi investor potensial dan pemegang saham karena
artinya biaya bunga yang dibayarkan untuk membayar utang kepada kreditor akan besar, dan menyebabkan laba bersih perusahaan menurun.
Penurunan laba bersih akan menyebabkan penurunan harga saham.
2.1.5 Total Asset Turn Over TATO
Total Asset Turn Over TATO atau Perputaran Total Aset merupakan ukuran dari manajemen aset. Brigham dan Houston 2010:136 menyatakan
bahwa rasio manajemen aset digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola asetnya. Rasio ini akan menjawab pertanyaan apakah
jumlah aset yang tercatat di neraca merupakan nilai yang beralasan, terlalu tinggi atau terlalu rendah dari sudut pandang tingkat proyeksi penjualan
sekarang Lubis dan Putra, 2014:111. TATO mengukur intensitas perusahaan dalam menggunakan asetnya.
Sundjaja dan Barlian 2002:115 mengemukakan bahwa TATO menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh asetnya
untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aset telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau
menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila
24 dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu
tren yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aset sehingga hasil usaha akan meningkat Sawir,
2001:56. Untuk mencari rasio ini, penjualan bersih dibandingkan dengan total aset.
TATO yang meningkat menunjukkan jika perusahaan telah menggunakan asetnya secara efektif. Efektivitas tersebut akan menyebabkan
operasi perusahaan berjalan dengan baik. Hal tersebut merupakan good news bagi investor seperti yang dinyatakan dalam signaling theory yang
artinya akan berpengaruh terhadap harga saham yang menjadi meningkat.
2.2 Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh antara informasi keuangan terhadap harga saham. Junjie Wang et al. 2013 meneliti
tentang informasi akuntansi yang berpengaruh terhadap harga saham. Sampel yang diteliti adalah 60 perusahaan yang listed di Shanghai Stock Exchange pada
tahun 2011 yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS Earning Per Share, ROE Return on Equity, NPPOR Income from Main
Operation, QR Quick Ratio, ARR Receivables Turnover Ratio, IR Inventory Turnover Ratio dan CR Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, serta EPS dan ROE adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi harga saham. Perbedaan penelitian Wang et al. 2013 dengan
penelitian ini terdapat dalam variabel penelitian dimana penelitian ini tidak
25 menggunakan variabel ROE, NPPOR, QR, ARR, dan IR namun menambahkan
variabel DER dan TATO. Selain itu objek dan periode penelitian juga berbeda. Penelitian ini menggunakan perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Andri Prasetyo 2013 meneliti tentang pengaruh leverage dan profitabilitas
terhadap harga saham. Sampel yang diteliti adalah 51 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa DAR Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham, DER Debt to Equity
Ratio dan GPM Gross Profit Margin berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, serta DAR, DER dan GPM secara simultan berpengaruh signifikan
positif terhadap harga saham. Perbedaan penelitian Prasetyo 2013 dengan penelitian saya terdapat dalam variabel penelitian dimana penelitian saya tidak
menggunakan variabel DAR dan GPM namun menambahkan variabel EPS, CR, dan TATO. Selain itu periode penelitian juga berbeda. Penelitian saya
menggunakan periode 2011-2013. Penelitian lain dilakukan oleh Aldiansyah Cahya Putra et al. 2013 yang
meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan BUMN non-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel
yang diteliti adalah 13 perusahaan BUMN non-Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR
Current Ratio dan ROI Return on Investment secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, ROE Return on Equity dan TATO Total Asset
26 Turn Over secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham serta CR, ROI, ROE dan TATO secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Perbedaan penelitian Putra et al. 2013 dengan
penelitian ini terdapat dalam variabel penelitian dimana penelitian ini tidak menggunakan variabel ROI dan ROE namun menambahkan variabel EPS dan
DER. Selain itu objek penelitian juga berbeda. Penelitian ini menggunakan perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011-2013. Penelitian yang dilakukan Reza Azianur dan Abdurrahman 2012 mengenai
pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas terhadap harga saham pada sektor industri kelapa sawit menunjukkan hasil bahwa CR Current
Ratio, NPM Net Profit Margin, dan Equity Multiplier secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham, TATO Total Asset Turn Over
secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu CR, NPM, TATO, dan Equity Multiplier secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
harga saham serta NPM memiliki pengaruh yang paling dominan. Sampel yang diteliti adalah 4 perusahaan sektor industri kelapa sawit yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2011 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Perbedaan penelitian Azianur dan Abdurrahman 2012 dengan penelitian saya
terdapat dalam variabel penelitian dimana penelitian saya tidak menggunakan variabel NPM dan Equity Multiplier namun menambahkan variabel EPS dan
DER. Selain itu objek dan periode penelitian juga berbeda. Penelitian saya
27 menggunakan perusahaan pada sektor manufaktur yang terdapat dalam Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Penelitian Hadi Sasono 2012 tentang pengaruh beberapa rasio keuangan
terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang go public di PT Bursa Efek Indonesia memberikan hasil bahwa CR Current Ratio, DER Debt Equity
Ratio, NPM Net Profit Margin, ROE Return of Equity, dan EPS Earning per Share memiliki hubungan cukup berarti atau sedang dengan harga saham; CR,
DER, NPM, ROE, dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta CR, DER, NPM, ROE, dan EPS secara parsial tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Sampel yang diteliti adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-
2011 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Perbedaan penelitian Sasono 2012 dengan penelitian ini terdapat dalam variabel penelitian dimana
penelitian ini tidak menggunakan variabel NPM dan ROE namun menambahkan variabel TATO. Selain itu objek dan periode penelitian juga berbeda. Penelitian
ini menggunakan perusahaan pada sektor manufaktur yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.
Linda Rusli 2011 meneliti tentang pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham. Sampel yang diteliti adalah 85 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial,
CR Current Ratio dan EPS Earning per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. CR dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan
28 terhadap harga saham. Perbedaan penelitian Rusli 2013 dengan penelitian saya
terdapat dalam variabel penelitian dimana penelitian saya menambahkan variabel DER dan TATO.
Berikut ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti Judul
Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Junjie
Wang, Gang Fu,
dan Chao Lu 2013
Accounting Information
and Stock Price Reaction
of Listed Companies —
Empirical Evidence from
60 Listed Companies in
Shanghai Stock
Exchange Variabel Independen:
Earning Per Share EPS, Income from Main
Operation NPPOR, Rate of Return on Common
Stockholders’ Equity ROE, Receivables Turnover Ratio
ARR, Inventory Turnover Ratio IR, Current Ratio
CR, dan Quick Ratio QR. Variabel Dependen:
Stock Price
- EPS, ROE, NPPOR QR, ARR, IR dan
CR berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
- EPS dan ROE adalah variabel yang paling
dominan mempengaruhi harga
saham.
2. Andri
Prasetyo 2013
Pengaruh Leverage dan
Profitabilitas terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-
2011 Variabel Independen:
Debt to Asset Ratio DAR, Debt
to Equity Ratio DER, dan Gross Profit Margin GPM.
Variabel Dependen:
Harga Saham
- DAR berpengaruh negatif terhadap
harga saham. - DER berpengaruh
signifikan positif terhadap harga
saham. - GPM berpengaruh
signifikan positif terhadap harga
saham. - DAR, DER dan GPM
secara simultan berpengaruh
signifikan positif terhadap harga
saham.
3. Aldiansyah
Cahya Putra,
Saryadi, dan Wahyu
Hidayat 2013
Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan BUMN Non-
Bank yang Variabel Independen:
Current Ratio CR, Return on Investment ROI, Return
on Equity ROE, dan Total Asset Turn Over TATO.
Variabel Dependen:
Harga
Saham
- CR dan ROI secara parsial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
- ROE dan TATO secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
29
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia terhadap harga
saham. - CR, ROI ROE dan
TATO secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga
saham.
4. Reza
Azianur dan
Abdurrahm an 2012
Pengaruh Rasio
Likuiditas, Profitabilitas,
Aktivitas, dan Solvabilitas
terhadap Harga Saham
pada Sektor Industri
Kelapa Sawit di
Bursa Efek Indonesia
BEI Variabel Independen:
Current Ratio CR, Net Profit Margin NPM, Total
Asset Turn Over TATO, dan Equity Multiplier.
Variabel Dependen:
Harga Saham
- CR secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
- NPM secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
- TATO secara parsial tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
- Equity Multiplier secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
- CR, NPM, TATO, dan Equity Multiplier
secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
- NPM memiliki pengaruh yang paling
dominan. 5.
Hadi Sasono
2012 Pengaruh
Beberapa Rasio
Keuangan terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan Otomotif yang
Go Public di Bursa Efek
Indonesia Variabel Independen:
Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Net
Profit Margin NPM, Return on Equity ROE,
dan Earning per Share EPS.
Variabel Dependen:
Harga
Saham
- CR, DER, NPM, ROE, dan EPS
memiliki hubungan cukup berarti atau
sedang dengan harga saham.
- CR, DER, NPM, ROE, dan EPS secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
- CR, DER, NPM, ROE, dan EPS secara
parsial tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga
saham. 6.
Linda Rusli 2011
Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas terhadap
Variabel Independen: Current
Ratio CR, Earnings Per Share EPS
- Secara parsial, CR tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
30 Harga Saham
HS Y
Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen: Harga
Saham - Secara parsial, EPS
tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. - Secara simultan, CR
dan EPS berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
Sumber: Data Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam menginvestasikan dananya pada pasar modal, investor perlu mempertimbangkan harga saham. Harga saham mengalami perubahan naik atau
turun dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut bergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Jika suatu saham mengalami kelebihan permintaan,
H1 EPS
X1 CR
X2 DER
X3 TATO
X4 H2
H3 H4
H5
31 maka harga saham akan naik. Sebaliknya kalau terjadi kelebihan penawaran,
maka harga saham cenderung turun. Perbedaan harga saham perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor:
2.3.1 Pengaruh EPS terhadap Harga Saham
Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu variabel untuk mengukur
rasio ini adalah EPS. EPS suatu perusahaan menunjukkan tingkat pengembalian investasi pemegang saham. Investor membeli saham suatu
perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain, dan laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen. Oleh karena
itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS yang tinggi akan memberikan pengembalian
yang baik sehingga mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi Satrio, 2013. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian Wang, et al. 2013 yang menemukan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.3.2 Pengaruh CR terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. 2013 didapat bahwa Current Ratio CR atau Liquidity Ratio berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh
32 penelitian yang dilakukan oleh Azianur dan Abdurrahman 2012 bahwa CR
berpengaruh terhadap harga pasar saham. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi utang yang sudah jatuh tempo. Salah satu variabel untuk mengukur rasio ini adalah CR. CR menunjukkan sampai sejauh mana utang
lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat Brigham dan Houston, 2010:134.
Rasio ini menganalisis seberapa jauh perusahaan mampu bertahan hidup sehingga investor dituntut untuk lebih jeli memantau perusahaan.
Tidak ada ketentuan mengenai tingkat CR yang baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga
sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan Syamsudin, 2007:39.
CR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sudah dapat memenuhi utang jangka pendeknya karena CR adalah margin of safety
perusahaan. Hal ini akan menaikkan harga saham.
2.3.3 Pengaruh DER terhadap Harga Saham
Leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Salah satu variabel
untuk mengukur rasio ini adalah DER. DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas dan berguna untuk
33 mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik
perusahaan Kasmir, 2008:158. Ini berarti semakin tinggi angka DER maka semakin rendah modal
perusahaan yang didanai oleh pemegang saham. Semakin rendah angka DER semakin baik karena hal itu menyebabkan beban bunga menurun,
sehingga laba meningkat. Laba yang meningkat akan menarik investor untuk menanamkan saham pada emiten sehingga akan menaikkan harga
saham. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo 2012 menyatakan
bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.3.4 Pengaruh TATO terhadap Harga Saham
Rasio manajemen aset mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola asetnya. Salah satu variabel untuk mengukur rasio ini adalah
TATO. Total Asset Turnover TATO mengukur berapa penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva Kasmir, 2008:185. Ini artinya semakin
tinggi angka TATO maka semakin tinggi efektivitas perusahaan dalam
mengelola asetnya. Hal ini akan menjadi good news bagi investor.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra, et al. 2013 menjelaskan bahwa TATO secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham.
34
2.3.5 Pengaruh EPS, CR, DER dan TATO terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Azianur 2012 mengenai pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas terhadap
harga saham menyatakan bahwa CR, NPM, TATO, dan Equity Multiplier yang mewakili rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang harus diuji kebenarannya atas penelitian yang dilakukan agar dapat
mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penellitian ini
yaitu: H1: EPS, CR, DER dan TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap
harga saham
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share EPS, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, dan Total Asset Turn
Over TATO terhadap harga saham. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif kausal, dimana pengaruh antar variabel tersebut
dirumuskan dalam hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya Sugiyono, 2007:7. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis
Hypothesis Testing. Adapun variabel yang akan diteliti adalah EPS, CR, DER, dan TATO sebagai variabel independen X1, X2, X3, dan X4 yang berpengaruh
terhadap harga saham sebagai variabel dependen Y.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share EPS, Current Ratio CR, Debt to Equity
Ratio DER, dan Total Asset Turn Over TATO terhadap Harga Saham”, maka peneliti mengadakan penelitian pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2011-2013 melalui website resmi www.idx.co.id. Waktu penelitian direncanakan selama 7 tujuh bulan mulai dari
Oktober 2014 sampai dengan bulan April 2015. Rencana jadwal penelitian ini dilampirkan dalam Lampiran 1.
36 Total Utang
Total Ekuitas Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Lembar Saham yang Beredar
Aset Lancar Utang Lancar
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen Bebas
Sugiyono 2007:59 memberikan pengertian bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. EPS Earning Per Share adalah alat analisis yang dipakai untuk
melihat keuntungan dengan dasar saham. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. EPS
dapat diukur dengan rumus: EPS =
b. CR Current Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. CR
dapat diukur dengan rumus: CR =
c. DER Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar dana perusahaan yang dibiayai oleh utang. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan utang kreditor. DER dapat
diukur dengan rumus: DER =
37 Penjualan Bersih
Total Aset d.
TATO Total Asset Turnover menunjukkan intensitas perusahaan dalam menggunakan asetnya. TATO dapat diukur dengan rumus:
TATO =
2. Variabel Dependen Terikat Sugiyono 2007:59 menyatakan bahwa variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga
saham menurut Jogiyanto 2003:8 adalah nilai pasar market value yang merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Harga saham yang digunakan dalam penelitian adalah harga saham perusahaan manufaktur pada saat penutupan pada akhir
tahun, yaitu tanggal 31 Desember.
38
Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Lembar Saham yang Beredar
Total Utang Total Ekuitas
Penjualan Bersih Total Aset
Aset Lancar Utang Lancar
Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel penelitian dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel
Parameter Skala
EPS X1 Rasio ini menunjukkan tingkat
pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham.
EPS = Rasio
CR X2
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih. CR =
Rasio
DER X3 Rasio ini menunjukkan seberapa
besar modal perusahaan yang dibiayai oleh utang.
DER =
Rasio
TATO X4 Rasio ini menunjukkan intensitas
perusahaan dalam menggunakan aktivanya.
TATO= Rasio
Harga Saham
Harga dari saham di pasar bursa yang ditentukan oleh penawaran
dan permintaan pelaku pasar.
Closing price Rasio
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono 2007:115 memberikan pengertian bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyeksubyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 yaitu sebanyak 138 perusahaan yang dibagi ke dalam 19 jenis kelompok usaha
yang diperoleh dari situs www.sahamok.com. “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” Sugiyono, 2007:116. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu teknik
39 pengambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Adapun kriteria yang
ditentukan oleh peneliti adalah : 1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dan telah mempublikasikan laporan
keuangannya selama kurun waktu 2011-2013. 2. Perusahaan tersebut tidak delisting pada periode pengamatan.
3. Laporan tahunan perusahaan berakhir pada 31 Desember. 4. Perusahaan tersebut tidak merugi selama tahun 2011-2013.
5. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah.
Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti menetapkan sebanyak 67 sampel perusahaan manufaktur. Pemilihan sampel penelitian dengan kriteria yang telah
disebutkan sebelumnya dapat dilihat dalam lampiran 2 dan daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
lampiran 3.
3.5 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis data panel, yakni gabungan antara data runtut waktu time
series dan data silang cross section. Bila dilihat dari sumber datanya, penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan dari setiap
perusahaan yang merupakan sampel penelitian tahun 2011-2013 yang diperoleh dari situs resmi www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory ICMD
serta data harga saham tahun 2011-2013. Harga saham yang digunakan adalah
40 harga saham pada saat penutupan closing price yang diperoleh dari fact book
situs www.idx.co.id.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi atas data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing
perusahaan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id serta melalui Indonesian Capital
Market Directory untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan dari perusahaan sampel yang terpilih untuk tahun 2011-2013.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Langkah-langkah analisis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data yang diliat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum Ghozali,
2013:19.
41
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik meliputi: Uji Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Suliyanto 2011:69 menyatakan bahwa uji normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi
pada model regresi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan normal jika kurva membentuk gambar lonceng bell-shaped curve yang kedua sisinya
menyebar sampai tidak terhingga. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut
tidak membelok ke kanan maupun ke kiri. Dalam pengujian normalitas, peneliti menggunakan analisis grafik
dan analisis statistik. Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan
adalah data dikatakan normal jika titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
Ghozali, 2013:163. Sedangkan dalam analisis statistik, dilakukan dengan alat uji statistik Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikansi di atas 5
0,05, berarti variabel terdistribusi secara normal.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2013:105.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan dari
42 hasil output SPSS dengan melihat nilai TOL tolerance dan Variance
Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan TOL lebih besar dari 0,10, maka model dinyatakan tidak mengandung multikolinearitas
Suliyanto, 2011:82.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homoskedastisitas Ghozali, 2013:139.
Untuk pengujian heteroskedastisitas, peneliti menggunakan alat analisis grafik Scatterplot dan analisis statistik. Pada analisis grafik
Scatterplot, deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Sedangkan dengan analisis statistik, uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan uji Glejser. Jika tingkat signifikansi variabel independen berada di bawah tingkat kepercayaan 5 0,05, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Suliyanto 2011:128 mengemukakan bahwa autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data
observasi yang diuraikan menurut waktu time-series atau ruang cross section.
43 Autokorelasi bisa diuji melalui uji Durbin-Watson Uji D-W.
Santoso 2000 dalam Rusli 2012:14 menyatakan bahwa jika angka Durbin-Watson yang menunjukkan antara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi. Sedangkan jika dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif dan jika di atas +2 maka terdapat autokorelasi negatif.
Selain itu peneliti juga menguji autokorelasi dengan metode run test. Suliyanto 2011:140 mengemukakan bahwa jika nilai Asymptotic
Significance 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan jika nilai Asymptotic Significance 0,05 maka telah terjadi gejala autokorelasi.
3.7.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan model statistika Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis Regresi Linier Berganda merupakan
analisis regresi yang digunakan untuk memprediksi satu variabel terikat yang bergantung pada dua atau lebih variabel bebas Suliyanto, 2011:37.
Bentuk persamaan regresi linier berganda: Y =
α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ ε
Keterangan: Y= Harga saham
α= Konstanta β
1
= Koefisien Regresi untuk EPS X
1
= EPS Earning Per Share β
2
= Koefisien Regresi untuk CR
44 X
2
= CR Current Ratio β
3
= Koefisien Regresi untuk DER X
3
= DER Debt to Equity Ratio β
4
= Koefisien Regresi untuk TATO X
4
= TATO Total Asset Turn Over ε= Faktor Kesalahan
3.7.3.1 Uji Statistik t Uji Signifikansi Individual
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen Ghozali, 2013:98. Kriteria pengujian: 1. Ho diterima apabila t
hitung
t
tabel
atau nilai signifikansi yang terbentuk dibawah 0,05, artinya secara parsial EPS, CR, DER dan TATO tidak
berpengaruh terhadap harga saham. 2.
Ha diterima apabila t
hitung
t
tabel
atau nilai signifikansi yang terbentuk diatas 0,05, artinya secara parsial EPS, CR, DER dan TATO
berpengaruh terhadap harga saham.
3.7.3.2 Uji Statistik F Uji Signifikansi Simultan
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependenterikat Ghozali, 2013:98. Hipotesis yang diajukan adalah:
45 Ho: tidak terdapat pengaruh antara EPS, CR, DER dan TATO terhadap
harga saham secara simultan. Ha: terdapat pengaruh antara EPS, CR, DER dan TATO terhadap harga
saham secara simultan. Kriteria keputusannya adalah:
F
hitung
F
tabel
atau angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. F
hitung
F
tabel
atau angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima.
3.7.3.3 Uji R
2
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R
2
maka semakin kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen Ghozali, 2013:97. Dalam penelitian ini digunakan nilai adjusted R
2
karena variabel yang digunakan lebih dari dua. Dari nilai adjusted R
2
akan diketahui seberapa besar variasi variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya,
sedangkan sisanya 1-adjusted R
2
artinya variasi variabel dependennya
dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan hasil analisis data yang telah terkumpul. Hasil analisis bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share
EPS, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, dan Total Asset Turn Over TATO berpengaruh terhadap harga saham. Analisis data dilakukan sesuai
dengan metode yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Sebelum memaparkan hasil analisis, peneliti terlebih dahulu menyajikan data penelitian.
4.1 Data Penelitian
Berikut ini peneliti akan menyajikan data variabel penelitian yang telah terkumpul dari sumber data yang telah dijelaskan pada bab III. Data variabel
penelitian akan disajikan pada Tabel 4.1 yang menyajikan variabel penelitian tahun 2011, Tabel 4.2 yang menyajikan variabel penelitian tahun 2012, dan Tabel
4.3 yang menyajikan variabel penelitian tahun 2013 untuk masing-masing perusahaan. Sedangkan data laporan keuangan sebelum diolah dapat dilihat pada
lampiran 4.
47 1.
Data Variabel Penelitian Tahun 2011 Data variabel penelitian tahun 2011 disajikan pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Data Variabel Penelitian Tahun 2011
No. Kode
Emiten HS
EPS CR
DER TATO
1 ADES
1.010 43,85
1,71 1,51
0,95 2
AISA 495
51,25 1,89
0,96 0,49
3 AKPI
1.020 77,72
1,40 1,06
0,99 4
ALDO 370
16,80 1,14
1,01 1,49
5 ALMI
910 105,11
1,21 2,47
2,01 6
AMFG 6.550
776,49 4,42
0,25 0,96
7 APLI
75 14,62
1,40 0,51
0,93 8
ARNA 365
52,28 1,02
0,72 1,11
9 ASII
74.000 5206,31
1,36 1,02
1,06 10
AUTO 3.400
285,70 1,35
0,47 1,06
11 BTON
335 106,37
3,14 0,29
1,29 12
BUDI 240
16,64 1,25
1,62 1,18
13 CEKA
950 323,72
1,69 1,03
1,50 14
CPIN 2.150
143,85 3,33
0,43 2,03
15 DLTA
111.500 9474,39
6,01 0,22
2,00 16
DVLA 1.150
107,96 4,83
0,28 1,03
17 EKAD
280 37,42
1,90 0,61
1,38 18
ETWA 430
75,35 1,01
0,65 1,46
19 GDST
129 12,16
3,02 0,31
2,14 20
GGRM 62.050
2576,86 2,24
0,59 1,07
21 GJTL
3.000 196,17
1,75 1,61
1,02 22
HMSP 39.000
1839,93 1,75
0,90 2,73
23 ICBP
5.200 354,38
2,87 0,42
1,27 24
IGAR 475
52,69 5,77
0,22 1,44
25 IMAS
12.800 702,20
1,37 1,54
1,22 26
INAI 540
166,39 1,19
4,13 1,02
27 INDF
4.600 557,11
1,91 0,70
0,85 28
INDS 3.500
535,18 2,40
0,80 1,08
29 INTP
17.050 978,35
6,99 0,15
0,77 30
JECC 600
196,42 1,11
3,92 2,02
31 JPFA
3.825 324,11
1,59 1,18
1,89 32
JPRS 485
50,25 3,38
0,30 1,46
33 KAEF
340 30,93
2,75 0,43
1,94 34
KBLI 104
15,90 2,19
0,51 1,70
35 KBLM
114 16,97
0,93 1,63
1,34 36
KDSI 245
58,34 1,36
1,10 2,01
37 KICI
180 2,59
7,26 0,36
1,00 38
KLBF 3.400
149,96 3,65
0,27 1,32
39 LION
5.250 1009,98
7,10 0,21
0,73 40
LMSH 5.000
1135,14 2,35
0,71 2,12
41 LPIN
2.200 532,68
2,94 0,33
0,40 42
MAIN 980
120,92 1,40
2,15 1,98
43 MBTO
410 39,87
4,08 0,35
1,20 44
MERK 132.500
10319,58 7,52
0,18 1,57
45 MYOR
14.250 630,70
2,22 1,72
1,43 46
NIPS 4.000
891,55 1,08
1,69 1,30
47 PICO
193 22,22
1,16 1,99
1,11
48
48 PRAS
132 2,30
1,14 2,45
0,69 49
PYFA 176
9,67 2,54
0,43 1,28
50 ROTI
3.325 114,52
1,28 0,39
1,07 51
SCCO 3.125
534,22 1,29
1,80 2,31
52 SIPD
54 2,50
1,39 1,08
1,53 53
SKLT 140
8,65 1,70
0,74 1,61
54 SMCB
2.175 138,79
1,47 0,45
0,69 55
SMGR 11.450
666,82 2,65
0,35 0,83
56 SMSM
1.360 152,30
2,72 0,70
1,59 57
SRSN 54
3,98 3,17
0,43 1,07
58 STTP
690 32,58
1,03 0,91
1,10 59
TCID 7.700
696,48 11,74
0,11 1,46
60 TOTO
50.000 4403,34
1,88 0,76
1,00 61
TRST 390
51,28 1,39
0,61 0,95
62 TSPC
2.550 130,30
3,08 0,40
1,36 63
ULTJ 1.080
35,08 1,52
0,55 0,96
64 UNIT
300 30,93
1,13 0,27
0,34 65
UNVR 18.800
545,78 0,69
1,85 2,24
66 VOKS
820 133,10
1,29 2,17
1,28 67
YPAS 680
24,88 1,48
0,51 1,67
Sumber : Hasil Olah Data Keuangan Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011, harga
saham tertinggi sebesar Rp 132.500 terdapat pada PT. Merck Tbk, sedangkan harga saham terendah sebesar Rp 54 terdapat pada PT. Siearad Produce Tbk dan
PT. Indo Acidatama Tbk. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 10.319,58 terdapat pada PT. Merck Tbk, sedangkan nilai EPS terendah sebesar Rp 2,30 terdapat pada PT.
Prima Alloy Steel Universal Tbk. Nilai CR tertinggi sebesar 11,74 terdapat pada PT. Mandom Indonesia Tbk, sedangkan nilai CR terendah sebesar 0,69 terdapat
pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Nilai DER tertinggi sebesar 4,13 terdapat pada PT. Indal Aluminium Industry Tbk, sedangkan nilai DER terendah sebesar 0,11
terdapat pada PT. Mandom Indonesia Tbk. Nilai TATO tertinggi sebesar 2,73 terdapat pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, sedangkan nilai TATO
terendah sebesar 0,34 terdapat pada PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.
49 2.
Data Variabel Penelitian Tahun 2012 Data variabel penelitian tahun 2012 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2012
No. Kode
Emiten HS
EPS CR
DER TATO
1 ADES
1.920 141,34
1,94 0,86
1,22 2
AISA 1.080
86,69 1,27
0,90 0,71
3 AKPI
800 45,76
1,40 1,03
0,88 4
ALDO 470
26,28 1,30
1,01 1,47
5 ALMI
650 45,29
1,29 2,20
1,71 6
AMFG 8.300
798,64 3,89
0,27 0,92
7 APLI
86 2,80
1,44 0,53
1,03 8
ARNA 1.640
86,46 1,17
0,55 1,19
9 ASII
7.600 561,76
1,40 1,03
1,03 10
AUTO 3.700
294,60 1,16
0,62 0,93
11 BTON
700 137,56
3,30 0,28
1,07 12
BUDI 114
1,24 1,11
1,69 1,00
13 CEKA
1.300 196,12
1,03 1,22
1,09 14
CPIN 3.650
163,49 3,31
0,51 1,73
15 DLTA
255.000 13327,84
5,26 0,25
2,31 16
DVLA 1.690
132,95 4,31
0,28 1,01
17 EKAD
350 51,80
2,41 0,43
1,41 18
ETWA 310
39,86 0,77
1,20 1,04
19 GDST
108 5,68
2,31 0,47
1,42 20
GGRM 56.300
2114,62 2,17
0,56 1,18
21 GJTL
2.225 324,91
1,72 1,35
0,98 22
HMSP 59.900
2269,06 1,78
0,97 2,54
23 ICBP
7.800 391,42
2,72 0,49
1,22 24
IGAR 375
42,39 4,36
0,29 1,78
25 IMAS
5.300 325,14
1,24 2,08
1,13 26
INAI 450
146,18 1,99
3,74 0,95
27 INDF
5.850 545,08
2,05 0,74
0,85 28
INDS 4.200
425,61 2,36
0,46 0,89
29 INTP
22.450 1293,97
6,03 0,17
0,76 30
JECC 1.900
210,12 1,16
3,96 1,74
31 JPFA
6.150 504,00
1,82 1,30
1,63 32
JPRS 330
12,81 6,70
0,15 1,16
33 KAEF
740 37,05
2,80 0,44
1,80 34
KBLI 187
31,24 3,07
0,37 1,96
35 KBLM
135 21,28
0,98 1,73
1,41 36
KDSI 495
90,96 1,59
0,81 2,28
37 KICI
270 16,37
4,80 0,43
1,00 38
KLBF 1.060
34,96 3,41
0,28 1,45
39 LION
10.400 1641,30
9,34 0,17
0,77 40
LMSH 10.500
4300,26 4,07
0,32 1,74
41 LPIN
7.650 781,17
2,90 0,28
0,40 42
MAIN 2.375
178,42 1,05
1,64 1,86
43 MBTO
380 42,54
3,71 0,40
1,18 44
MERK 152.000
4812,86 3,87
0,37 1,63
45 MYOR
20.000 971,10
2,76 1,71
1,27 46
NIPS 4.100
1080,51 1,11
1,60 1,34
47 PICO
260 19,60
1,24 1,99
1,00
50
48 PRAS
255 26,47
1,11 1,06
0,54 49
PYFA 177
9,92 2,41
0,55 1,30
50 ROTI
6.900 147,33
1,12 0,81
0,99 51
SCCO 4.050
825,66 1,46
1,27 2,38
52 SIPD
50 1,60
1,16 1,58
1,32 53
SKLT 180
11,53 1,41
0,93 1,61
54 SMCB
2.900 176,28
1,40 0,45
0,74 55
SMGR 15.850
830,59 1,71
0,46 0,74
56 SMSM
2.525 199,30
2,05 0,71
1,46 57
SRSN 50
2,82 2,75
0,49 0,96
58 STTP
1.050 56,97
1,00 1,16
1,03 59
TCID 11.000
747,88 7,73
0,15 1,47
60 TOTO
6.650 476,31
2,15 0,70
1,04 61
TRST 345
21,88 1,30
0,62 0,89
62 TSPC
3.725 141,15
3,09 0,38
1,43 63
ULTJ 1.330
122,36 2,02
0,44 1,16
64 UNIT
345 4,68
0,58 0,58
0,23 65
UNVR 20.850
634,23 0,67
2,02 2,28
66 VOKS
1.030 176,89
1,33 1,82
1,46 67
YPAS 670
24,66 1,34
1,12 1,18
Sumber : Hasil Olah Data Keuangan Berdasarkan tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012, harga
saham tertinggi sebesar Rp 255.000 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan harga saham terendah sebesar Rp 50 terdapat pada PT. Siearad
Produce Tbk dan PT. Indo Acidatama Tbk. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 13.327,84 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai EPS terendah
sebesar Rp 1,24 terdapat pada PT. Budi Starch and Sweetener Tbk. Nilai CR tertinggi sebesar 9,34 terdapat pada PT. Lion Metal Works Tbk, sedangkan nilai
CR terendah sebesar 0,58 terdapat pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Nilai DER tertinggi sebesar 3,96 terdapat pada PT. Jembo Cable Company Tbk,
sedangkan nilai DER terendah sebesar 0,15 terdapat pada PT. Jaya Pari Steel Tbk dan PT. Mandom Indonesia Tbk. Nilai TATO tertinggi sebesar 2,54 terdapat pada
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, sedangkan nilai TATO terendah sebesar 0,23 terdapat pada PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.
51 3.
Data Variabel Penelitian Tahun 2013 Data variabel penelitian tahun 2013 disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2013
No. Kode
Emiten Harga Saham
EPS CR
DER TATO
1 ADES
2.000 94,35
1,81 0,67
1,14 2
AISA 1.430
118,50 1,75
1,13 0,81
3 AKPI
810 50,91
1,36 1,03
0,80 4
ALDO 660
45,71 1,30
1,16 1,32
5 ALMI
600 84,80
1,06 3,19
1,04 6
AMFG 7.000
779,63 4,18
0,28 0,91
7 APLI
65 1,25
1,84 0,39
0,93 8
ARNA 820
32,38 1,30
0,48 1,25
9 ASII
6.800 550,77
1,24 1,02
0,91 10
AUTO 3.650
219,52 1,89
0,32 0,85
11 BTON
550 143,79
3,63 0,27
0,64 12
BUDI 109
10,46 1,08
1,69 1,08
13 CEKA
1.160 218,72
1,63 1,02
2,37 14
CPIN 3.375
154,21 3,79
0,58 1,63
15 DLTA
380.000 16892,21
4,71 0,28
2,31 16
DVLA 2.200
112,32 4,24
0,30 0,93
17 EKAD
390 56,46
2,33 0,45
1,22 18
ETWA 365
8,17 1,05
1,90 0,93
19 GDST
86 11,21
2,99 0,35
1,18 20
GGRM 42.000
2278,45 1,72
0,73 1,09
21 GJTL
1.680 34,53
2,31 1,68
0,80 22
HMSP 62.400
2468,28 1,75
0,94 2,74
23 ICBP
10.200 383,31
2,41 0,60
1,18 24
IGAR 295
36,03 3,39
0,39 2,04
25 IMAS
4.900 224,62
1,09 2,35
0,90 26
INAI 600
31,69 1,24
5,06 0,84
27 INDF
6.600 388,92
1,67 1,04
0,74 28
INDS 2.675
281,16 3,86
0,25 0,58
29 INTP
20.000 1361,58
6,15 0,16
0,70 30
JECC 2.850
149,16 0,98
7,40 1,20
31 JPFA
1.220 60,09
2,06 1,84
1,44 32
JPRS 270
20,06 247,44
0,04 0,52
33 KAEF
590 38,83
2,43 0,52
1,76 34
KBLI 142
18,35 2,55
0,51 1,92
35 KBLM
158 6,86
0,96 1,43
1,58 36
KDSI 345
88,90 1,44
1,42 1,63
37 KICI
270 53,76
5,77 0,33
1,01 38
KLBF 1.250
42,04 2,84
0,33 1,41
39 LION
12.000 1245,03
6,73 0,20
0,67 40
LMSH 8.000
1498,22 4,20
0,28 1,81
41 LPIN
5.000 402,59
2,48 0,37
0,39 42
MAIN 3.175
142,56 1,01
1,57 1,89
43 MBTO
305 15,11
3,99 0,36
1,05 44
MERK 189.000
7832,36 3,98
0,36 1,71
45 MYOR
26.000 1183,45
2,44 1,47
1,24 46
NIPS 325
47,04 1,05
2,38 1,14
52
47 PICO
155 27,16
1,31 1,89
1,10 48
PRAS 185
18,82 1,03
0,96 0,40
49 PYFA
147 11,58
1,54 0,86
1,10 50
ROTI 1.020
31,22 1,14
1,32 0,83
51 SCCO
4.400 510,56
1,39 1,49
2,13 52
SIPD 50
0,89 1,15
1,46 1,22
53 SKLT
180 16,56
1,23 1,16
1,88 54
SMCB 2.275
124,27 0,64
0,70 0,65
55 SMGR
14.150 902,69
1,88 0,41
0,80 56
SMSM 3.450
243,65 2,10
0,69 1,39
57 SRSN
50 2,66
3,28 0,34
0,93 58
STTP 1.550
87,36 1,14
1,12 1,15
59 TCID
11.900 796,49
3,57 0,24
1,38 60
TOTO 7.700
477,55 2,19
0,69 0,98
61 TRST
250 11,74
1,14 0,91
0,62 62
TSPC 3.250
141,90 2,96
0,40 1,27
63 ULTJ
4.500 112,56
2,47 0,40
1,23 64
UNIT 250
11,03 0,40
0,90 0,22
65 UNVR
26.000 701,52
0,70 2,14
2,30 66
VOKS 740
47,04 1,13
2,25 1,28
67 YPAS
660 9,31
1,18 2,59
0,72
Sumber : Hasil Olah Data Keuangan Berdasarkan tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013, harga
saham tertinggi sebesar Rp 380.000 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan harga saham terendah sebesar Rp 50 terdapat pada PT. Siearad
Produce Tbk dan PT. Indo Acidatama Tbk. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 16.892,21 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai EPS terendah
sebesar Rp 0,89 terdapat pada PT. Siearad Produce Tbk. Nilai CR tertinggi sebesar 247,44 terdapat pada PT Jaya Pari Steel Tbk, sedangkan nilai CR terendah
sebesar 0,40 terdapat pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Nilai DER tertinggi sebesar 7,40 terdapat pada PT. Jembo Cable Company Tbk, sedangkan nilai DER
terendah sebesar 0,04 terdapat pada PT. Jaya Pari Steel Tbk. Nilai TATO tertinggi sebesar 2,74 terdapat pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, sedangkan nilai
TATO terendah sebesar 0,22 terdapat pada PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.
53
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2007:206. Deskripsi suatu data dilihat dari
nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, minimum. Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif data keuangan dan variabel penelitian tahun
dari tahun 2011-2013.
1. Aset Lancar