Metode Pengumpulan Data Data Penelitian

40 harga saham pada saat penutupan closing price yang diperoleh dari fact book situs www.idx.co.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi atas data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing perusahaan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id serta melalui Indonesian Capital Market Directory untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan dari perusahaan sampel yang terpilih untuk tahun 2011-2013.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data yang diliat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum Ghozali, 2013:19. 41

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik meliputi: Uji Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Suliyanto 2011:69 menyatakan bahwa uji normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan normal jika kurva membentuk gambar lonceng bell-shaped curve yang kedua sisinya menyebar sampai tidak terhingga. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak membelok ke kanan maupun ke kiri. Dalam pengujian normalitas, peneliti menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan adalah data dikatakan normal jika titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya Ghozali, 2013:163. Sedangkan dalam analisis statistik, dilakukan dengan alat uji statistik Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikansi di atas 5 0,05, berarti variabel terdistribusi secara normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2013:105. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan dari 42 hasil output SPSS dengan melihat nilai TOL tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan TOL lebih besar dari 0,10, maka model dinyatakan tidak mengandung multikolinearitas Suliyanto, 2011:82.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homoskedastisitas Ghozali, 2013:139. Untuk pengujian heteroskedastisitas, peneliti menggunakan alat analisis grafik Scatterplot dan analisis statistik. Pada analisis grafik Scatterplot, deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Sedangkan dengan analisis statistik, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser. Jika tingkat signifikansi variabel independen berada di bawah tingkat kepercayaan 5 0,05, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Suliyanto 2011:128 mengemukakan bahwa autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu time-series atau ruang cross section. 43 Autokorelasi bisa diuji melalui uji Durbin-Watson Uji D-W. Santoso 2000 dalam Rusli 2012:14 menyatakan bahwa jika angka Durbin-Watson yang menunjukkan antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Sedangkan jika dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif dan jika di atas +2 maka terdapat autokorelasi negatif. Selain itu peneliti juga menguji autokorelasi dengan metode run test. Suliyanto 2011:140 mengemukakan bahwa jika nilai Asymptotic Significance 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan jika nilai Asymptotic Significance 0,05 maka telah terjadi gejala autokorelasi.

3.7.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan model statistika Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis Regresi Linier Berganda merupakan analisis regresi yang digunakan untuk memprediksi satu variabel terikat yang bergantung pada dua atau lebih variabel bebas Suliyanto, 2011:37. Bentuk persamaan regresi linier berganda: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε Keterangan: Y= Harga saham α= Konstanta β 1 = Koefisien Regresi untuk EPS X 1 = EPS Earning Per Share β 2 = Koefisien Regresi untuk CR 44 X 2 = CR Current Ratio β 3 = Koefisien Regresi untuk DER X 3 = DER Debt to Equity Ratio β 4 = Koefisien Regresi untuk TATO X 4 = TATO Total Asset Turn Over ε= Faktor Kesalahan

3.7.3.1 Uji Statistik t Uji Signifikansi Individual

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2013:98. Kriteria pengujian: 1. Ho diterima apabila t hitung t tabel atau nilai signifikansi yang terbentuk dibawah 0,05, artinya secara parsial EPS, CR, DER dan TATO tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Ha diterima apabila t hitung t tabel atau nilai signifikansi yang terbentuk diatas 0,05, artinya secara parsial EPS, CR, DER dan TATO berpengaruh terhadap harga saham.

3.7.3.2 Uji Statistik F Uji Signifikansi Simultan

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Ghozali, 2013:98. Hipotesis yang diajukan adalah: 45 Ho: tidak terdapat pengaruh antara EPS, CR, DER dan TATO terhadap harga saham secara simultan. Ha: terdapat pengaruh antara EPS, CR, DER dan TATO terhadap harga saham secara simultan. Kriteria keputusannya adalah: F hitung F tabel atau angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. F hitung F tabel atau angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima.

3.7.3.3 Uji R

2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R 2 maka semakin kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen Ghozali, 2013:97. Dalam penelitian ini digunakan nilai adjusted R 2 karena variabel yang digunakan lebih dari dua. Dari nilai adjusted R 2 akan diketahui seberapa besar variasi variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya 1-adjusted R 2 artinya variasi variabel dependennya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan hasil analisis data yang telah terkumpul. Hasil analisis bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share EPS, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, dan Total Asset Turn Over TATO berpengaruh terhadap harga saham. Analisis data dilakukan sesuai dengan metode yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Sebelum memaparkan hasil analisis, peneliti terlebih dahulu menyajikan data penelitian.

4.1 Data Penelitian

Berikut ini peneliti akan menyajikan data variabel penelitian yang telah terkumpul dari sumber data yang telah dijelaskan pada bab III. Data variabel penelitian akan disajikan pada Tabel 4.1 yang menyajikan variabel penelitian tahun 2011, Tabel 4.2 yang menyajikan variabel penelitian tahun 2012, dan Tabel 4.3 yang menyajikan variabel penelitian tahun 2013 untuk masing-masing perusahaan. Sedangkan data laporan keuangan sebelum diolah dapat dilihat pada lampiran 4. 47 1. Data Variabel Penelitian Tahun 2011 Data variabel penelitian tahun 2011 disajikan pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Data Variabel Penelitian Tahun 2011 No. Kode Emiten HS EPS CR DER TATO 1 ADES 1.010 43,85 1,71 1,51 0,95 2 AISA 495 51,25 1,89 0,96 0,49 3 AKPI 1.020 77,72 1,40 1,06 0,99 4 ALDO 370 16,80 1,14 1,01 1,49 5 ALMI 910 105,11 1,21 2,47 2,01 6 AMFG 6.550 776,49 4,42 0,25 0,96 7 APLI 75 14,62 1,40 0,51 0,93 8 ARNA 365 52,28 1,02 0,72 1,11 9 ASII 74.000 5206,31 1,36 1,02 1,06 10 AUTO 3.400 285,70 1,35 0,47 1,06 11 BTON 335 106,37 3,14 0,29 1,29 12 BUDI 240 16,64 1,25 1,62 1,18 13 CEKA 950 323,72 1,69 1,03 1,50 14 CPIN 2.150 143,85 3,33 0,43 2,03 15 DLTA 111.500 9474,39 6,01 0,22 2,00 16 DVLA 1.150 107,96 4,83 0,28 1,03 17 EKAD 280 37,42 1,90 0,61 1,38 18 ETWA 430 75,35 1,01 0,65 1,46 19 GDST 129 12,16 3,02 0,31 2,14 20 GGRM 62.050 2576,86 2,24 0,59 1,07 21 GJTL 3.000 196,17 1,75 1,61 1,02 22 HMSP 39.000 1839,93 1,75 0,90 2,73 23 ICBP 5.200 354,38 2,87 0,42 1,27 24 IGAR 475 52,69 5,77 0,22 1,44 25 IMAS 12.800 702,20 1,37 1,54 1,22 26 INAI 540 166,39 1,19 4,13 1,02 27 INDF 4.600 557,11 1,91 0,70 0,85 28 INDS 3.500 535,18 2,40 0,80 1,08 29 INTP 17.050 978,35 6,99 0,15 0,77 30 JECC 600 196,42 1,11 3,92 2,02 31 JPFA 3.825 324,11 1,59 1,18 1,89 32 JPRS 485 50,25 3,38 0,30 1,46 33 KAEF 340 30,93 2,75 0,43 1,94 34 KBLI 104 15,90 2,19 0,51 1,70 35 KBLM 114 16,97 0,93 1,63 1,34 36 KDSI 245 58,34 1,36 1,10 2,01 37 KICI 180 2,59 7,26 0,36 1,00 38 KLBF 3.400 149,96 3,65 0,27 1,32 39 LION 5.250 1009,98 7,10 0,21 0,73 40 LMSH 5.000 1135,14 2,35 0,71 2,12 41 LPIN 2.200 532,68 2,94 0,33 0,40 42 MAIN 980 120,92 1,40 2,15 1,98 43 MBTO 410 39,87 4,08 0,35 1,20 44 MERK 132.500 10319,58 7,52 0,18 1,57 45 MYOR 14.250 630,70 2,22 1,72 1,43 46 NIPS 4.000 891,55 1,08 1,69 1,30 47 PICO 193 22,22 1,16 1,99 1,11 48 48 PRAS 132 2,30 1,14 2,45 0,69 49 PYFA 176 9,67 2,54 0,43 1,28 50 ROTI 3.325 114,52 1,28 0,39 1,07 51 SCCO 3.125 534,22 1,29 1,80 2,31 52 SIPD 54 2,50 1,39 1,08 1,53 53 SKLT 140 8,65 1,70 0,74 1,61 54 SMCB 2.175 138,79 1,47 0,45 0,69 55 SMGR 11.450 666,82 2,65 0,35 0,83 56 SMSM 1.360 152,30 2,72 0,70 1,59 57 SRSN 54 3,98 3,17 0,43 1,07 58 STTP 690 32,58 1,03 0,91 1,10 59 TCID 7.700 696,48 11,74 0,11 1,46 60 TOTO 50.000 4403,34 1,88 0,76 1,00 61 TRST 390 51,28 1,39 0,61 0,95 62 TSPC 2.550 130,30 3,08 0,40 1,36 63 ULTJ 1.080 35,08 1,52 0,55 0,96 64 UNIT 300 30,93 1,13 0,27 0,34 65 UNVR 18.800 545,78 0,69 1,85 2,24 66 VOKS 820 133,10 1,29 2,17 1,28 67 YPAS 680 24,88 1,48 0,51 1,67 Sumber : Hasil Olah Data Keuangan Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011, harga saham tertinggi sebesar Rp 132.500 terdapat pada PT. Merck Tbk, sedangkan harga saham terendah sebesar Rp 54 terdapat pada PT. Siearad Produce Tbk dan PT. Indo Acidatama Tbk. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 10.319,58 terdapat pada PT. Merck Tbk, sedangkan nilai EPS terendah sebesar Rp 2,30 terdapat pada PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. Nilai CR tertinggi sebesar 11,74 terdapat pada PT. Mandom Indonesia Tbk, sedangkan nilai CR terendah sebesar 0,69 terdapat pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Nilai DER tertinggi sebesar 4,13 terdapat pada PT. Indal Aluminium Industry Tbk, sedangkan nilai DER terendah sebesar 0,11 terdapat pada PT. Mandom Indonesia Tbk. Nilai TATO tertinggi sebesar 2,73 terdapat pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, sedangkan nilai TATO terendah sebesar 0,34 terdapat pada PT. Nusantara Inti Corpora Tbk. 49 2. Data Variabel Penelitian Tahun 2012 Data variabel penelitian tahun 2012 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2012 No. Kode Emiten HS EPS CR DER TATO 1 ADES 1.920 141,34 1,94 0,86 1,22 2 AISA 1.080 86,69 1,27 0,90 0,71 3 AKPI 800 45,76 1,40 1,03 0,88 4 ALDO 470 26,28 1,30 1,01 1,47 5 ALMI 650 45,29 1,29 2,20 1,71 6 AMFG 8.300 798,64 3,89 0,27 0,92 7 APLI 86 2,80 1,44 0,53 1,03 8 ARNA 1.640 86,46 1,17 0,55 1,19 9 ASII 7.600 561,76 1,40 1,03 1,03 10 AUTO 3.700 294,60 1,16 0,62 0,93 11 BTON 700 137,56 3,30 0,28 1,07 12 BUDI 114 1,24 1,11 1,69 1,00 13 CEKA 1.300 196,12 1,03 1,22 1,09 14 CPIN 3.650 163,49 3,31 0,51 1,73 15 DLTA 255.000 13327,84 5,26 0,25 2,31 16 DVLA 1.690 132,95 4,31 0,28 1,01 17 EKAD 350 51,80 2,41 0,43 1,41 18 ETWA 310 39,86 0,77 1,20 1,04 19 GDST 108 5,68 2,31 0,47 1,42 20 GGRM 56.300 2114,62 2,17 0,56 1,18 21 GJTL 2.225 324,91 1,72 1,35 0,98 22 HMSP 59.900 2269,06 1,78 0,97 2,54 23 ICBP 7.800 391,42 2,72 0,49 1,22 24 IGAR 375 42,39 4,36 0,29 1,78 25 IMAS 5.300 325,14 1,24 2,08 1,13 26 INAI 450 146,18 1,99 3,74 0,95 27 INDF 5.850 545,08 2,05 0,74 0,85 28 INDS 4.200 425,61 2,36 0,46 0,89 29 INTP 22.450 1293,97 6,03 0,17 0,76 30 JECC 1.900 210,12 1,16 3,96 1,74 31 JPFA 6.150 504,00 1,82 1,30 1,63 32 JPRS 330 12,81 6,70 0,15 1,16 33 KAEF 740 37,05 2,80 0,44 1,80 34 KBLI 187 31,24 3,07 0,37 1,96 35 KBLM 135 21,28 0,98 1,73 1,41 36 KDSI 495 90,96 1,59 0,81 2,28 37 KICI 270 16,37 4,80 0,43 1,00 38 KLBF 1.060 34,96 3,41 0,28 1,45 39 LION 10.400 1641,30 9,34 0,17 0,77 40 LMSH 10.500 4300,26 4,07 0,32 1,74 41 LPIN 7.650 781,17 2,90 0,28 0,40 42 MAIN 2.375 178,42 1,05 1,64 1,86 43 MBTO 380 42,54 3,71 0,40 1,18 44 MERK 152.000 4812,86 3,87 0,37 1,63 45 MYOR 20.000 971,10 2,76 1,71 1,27 46 NIPS 4.100 1080,51 1,11 1,60 1,34 47 PICO 260 19,60 1,24 1,99 1,00 50 48 PRAS 255 26,47 1,11 1,06 0,54 49 PYFA 177 9,92 2,41 0,55 1,30 50 ROTI 6.900 147,33 1,12 0,81 0,99 51 SCCO 4.050 825,66 1,46 1,27 2,38 52 SIPD 50 1,60 1,16 1,58 1,32 53 SKLT 180 11,53 1,41 0,93 1,61 54 SMCB 2.900 176,28 1,40 0,45 0,74 55 SMGR 15.850 830,59 1,71 0,46 0,74 56 SMSM 2.525 199,30 2,05 0,71 1,46 57 SRSN 50 2,82 2,75 0,49 0,96 58 STTP 1.050 56,97 1,00 1,16 1,03 59 TCID 11.000 747,88 7,73 0,15 1,47 60 TOTO 6.650 476,31 2,15 0,70 1,04 61 TRST 345 21,88 1,30 0,62 0,89 62 TSPC 3.725 141,15 3,09 0,38 1,43 63 ULTJ 1.330 122,36 2,02 0,44 1,16 64 UNIT 345 4,68 0,58 0,58 0,23 65 UNVR 20.850 634,23 0,67 2,02 2,28 66 VOKS 1.030 176,89 1,33 1,82 1,46 67 YPAS 670 24,66 1,34 1,12 1,18 Sumber : Hasil Olah Data Keuangan Berdasarkan tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012, harga saham tertinggi sebesar Rp 255.000 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan harga saham terendah sebesar Rp 50 terdapat pada PT. Siearad Produce Tbk dan PT. Indo Acidatama Tbk. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 13.327,84 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai EPS terendah sebesar Rp 1,24 terdapat pada PT. Budi Starch and Sweetener Tbk. Nilai CR tertinggi sebesar 9,34 terdapat pada PT. Lion Metal Works Tbk, sedangkan nilai CR terendah sebesar 0,58 terdapat pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Nilai DER tertinggi sebesar 3,96 terdapat pada PT. Jembo Cable Company Tbk, sedangkan nilai DER terendah sebesar 0,15 terdapat pada PT. Jaya Pari Steel Tbk dan PT. Mandom Indonesia Tbk. Nilai TATO tertinggi sebesar 2,54 terdapat pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, sedangkan nilai TATO terendah sebesar 0,23 terdapat pada PT. Nusantara Inti Corpora Tbk. 51 3. Data Variabel Penelitian Tahun 2013 Data variabel penelitian tahun 2013 disajikan pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2013 No. Kode Emiten Harga Saham EPS CR DER TATO 1 ADES 2.000 94,35 1,81 0,67 1,14 2 AISA 1.430 118,50 1,75 1,13 0,81 3 AKPI 810 50,91 1,36 1,03 0,80 4 ALDO 660 45,71 1,30 1,16 1,32 5 ALMI 600 84,80 1,06 3,19 1,04 6 AMFG 7.000 779,63 4,18 0,28 0,91 7 APLI 65 1,25 1,84 0,39 0,93 8 ARNA 820 32,38 1,30 0,48 1,25 9 ASII 6.800 550,77 1,24 1,02 0,91 10 AUTO 3.650 219,52 1,89 0,32 0,85 11 BTON 550 143,79 3,63 0,27 0,64 12 BUDI 109 10,46 1,08 1,69 1,08 13 CEKA 1.160 218,72 1,63 1,02 2,37 14 CPIN 3.375 154,21 3,79 0,58 1,63 15 DLTA 380.000 16892,21 4,71 0,28 2,31 16 DVLA 2.200 112,32 4,24 0,30 0,93 17 EKAD 390 56,46 2,33 0,45 1,22 18 ETWA 365 8,17 1,05 1,90 0,93 19 GDST 86 11,21 2,99 0,35 1,18 20 GGRM 42.000 2278,45 1,72 0,73 1,09 21 GJTL 1.680 34,53 2,31 1,68 0,80 22 HMSP 62.400 2468,28 1,75 0,94 2,74 23 ICBP 10.200 383,31 2,41 0,60 1,18 24 IGAR 295 36,03 3,39 0,39 2,04 25 IMAS 4.900 224,62 1,09 2,35 0,90 26 INAI 600 31,69 1,24 5,06 0,84 27 INDF 6.600 388,92 1,67 1,04 0,74 28 INDS 2.675 281,16 3,86 0,25 0,58 29 INTP 20.000 1361,58 6,15 0,16 0,70 30 JECC 2.850 149,16 0,98 7,40 1,20 31 JPFA 1.220 60,09 2,06 1,84 1,44 32 JPRS 270 20,06 247,44 0,04 0,52 33 KAEF 590 38,83 2,43 0,52 1,76 34 KBLI 142 18,35 2,55 0,51 1,92 35 KBLM 158 6,86 0,96 1,43 1,58 36 KDSI 345 88,90 1,44 1,42 1,63 37 KICI 270 53,76 5,77 0,33 1,01 38 KLBF 1.250 42,04 2,84 0,33 1,41 39 LION 12.000 1245,03 6,73 0,20 0,67 40 LMSH 8.000 1498,22 4,20 0,28 1,81 41 LPIN 5.000 402,59 2,48 0,37 0,39 42 MAIN 3.175 142,56 1,01 1,57 1,89 43 MBTO 305 15,11 3,99 0,36 1,05 44 MERK 189.000 7832,36 3,98 0,36 1,71 45 MYOR 26.000 1183,45 2,44 1,47 1,24 46 NIPS 325 47,04 1,05 2,38 1,14 52 47 PICO 155 27,16 1,31 1,89 1,10 48 PRAS 185 18,82 1,03 0,96 0,40 49 PYFA 147 11,58 1,54 0,86 1,10 50 ROTI 1.020 31,22 1,14 1,32 0,83 51 SCCO 4.400 510,56 1,39 1,49 2,13 52 SIPD 50 0,89 1,15 1,46 1,22 53 SKLT 180 16,56 1,23 1,16 1,88 54 SMCB 2.275 124,27 0,64 0,70 0,65 55 SMGR 14.150 902,69 1,88 0,41 0,80 56 SMSM 3.450 243,65 2,10 0,69 1,39 57 SRSN 50 2,66 3,28 0,34 0,93 58 STTP 1.550 87,36 1,14 1,12 1,15 59 TCID 11.900 796,49 3,57 0,24 1,38 60 TOTO 7.700 477,55 2,19 0,69 0,98 61 TRST 250 11,74 1,14 0,91 0,62 62 TSPC 3.250 141,90 2,96 0,40 1,27 63 ULTJ 4.500 112,56 2,47 0,40 1,23 64 UNIT 250 11,03 0,40 0,90 0,22 65 UNVR 26.000 701,52 0,70 2,14 2,30 66 VOKS 740 47,04 1,13 2,25 1,28 67 YPAS 660 9,31 1,18 2,59 0,72 Sumber : Hasil Olah Data Keuangan Berdasarkan tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013, harga saham tertinggi sebesar Rp 380.000 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan harga saham terendah sebesar Rp 50 terdapat pada PT. Siearad Produce Tbk dan PT. Indo Acidatama Tbk. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 16.892,21 terdapat pada PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai EPS terendah sebesar Rp 0,89 terdapat pada PT. Siearad Produce Tbk. Nilai CR tertinggi sebesar 247,44 terdapat pada PT Jaya Pari Steel Tbk, sedangkan nilai CR terendah sebesar 0,40 terdapat pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Nilai DER tertinggi sebesar 7,40 terdapat pada PT. Jembo Cable Company Tbk, sedangkan nilai DER terendah sebesar 0,04 terdapat pada PT. Jaya Pari Steel Tbk. Nilai TATO tertinggi sebesar 2,74 terdapat pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, sedangkan nilai TATO terendah sebesar 0,22 terdapat pada PT. Nusantara Inti Corpora Tbk. 53

4.2 Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

1 50 95

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 98 106

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 74 88

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 176 106

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 6 137

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham di Beli (Studi Empiris Pada Emiten yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2)

0 4 108

Pengaruh Earning Per Share (Eps), Current Ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Total Asset Turn Over (Tato) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 11