II. TINJAUAN PUSTAKA
A. UKM
Saat ini, di Indonesia terdapat 41.301.263 99,13 usaha kecil UK dan 361.052 0,86 usaha menengah UM. Kedua usaha tersebut atau
dikenal sebagai Usaha Kecil Menengah UKM meliputi 99,9 pelaku usaha dalam perekonomian nasional negeri ini atau sandaran utama mata
pencaharian rakyat, karena memiliki kemampuan untuk mengatasi pengangguran sehingga UKM merupakan kekuatan riil yang perlu mendapat
perhatian. Hal tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Profil Usaha di Indonesia
Skala Usaha Parameter
Usaha Kecil Usaha Menengah
Usaha Besar
Jumlah unit 41.301.26399,13
361.0520,86 2.1580,01
Kesempatan Kerja 88,92
10,54 0,54
Nilai Tambah terhadap ekonomi
43,52 15,42
44,94 Produktifitas
Kecil Sedang
Besar
Sumber : Hubeis 2006 Menurut Hubeis 2006, Usaha Kecil Menengah UKM mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagi berikut : 1.
Kelebihan a.
Organisasi internal sederhana terutama pada Usaha Mikro dan Kecil UMK, sedangkan pada usaha menengah cukup terstruktur
b. Mampu meningkatkan ekonomi kerakyatanpadat karya, dan
berpeluang untuk mengisi pasar ekspor dan mensubstitusi impor c.
Relatif aman bagi perbankan dalam pemberian kredit d.
Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan e.
Mampu memperpendek rantai distribusi f.
Fleksibilitas dalam pengembangan usaha
2. Kekurangan
a. Lemah dalam kewirausahaan dan manajerial
b. Keterbatasan ketersediaan keuangan
c. Ketidakmampuan pemenuhan aspek pasar
d. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi
e. Ketidakmampuan informasi
f. Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai
g. Tidak terorganisir dalam jaringan dan kerjasama
h. Sering tidak memnuhi standar
Berdasarkan ciri-ciri umum diatas, dapat dilihat bahwa kelemahan utama UKM terletak pada lemahnya kemampuan manejerial, baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pemasaran maupun akutansi.
B. Produk
1. Siklus Hidup Produk
Menurut Tjiptono 1999, produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk dibuat untuk menghasilkan
nilai. Untuk mencapai hal tersebut produk harus memiliki 2 unsur, yaitu : a.
Harus ada yang membeli produk tersebut b.
Produk harus memenuhi kebutuhan tertentu, artinya harus memberikan manfaat yang berharga bagi pelanggan.
Seperti halnya manusia, suatu produk juga memiliki siklus hidup. Menurut Evan dan Berman 1982, siklus hidup produk adalah konsep
yang berusaha menggambarkan penjualan, keuntungan, konsumen, pesaing dan perhatian pemasaran sejak lahirnya sampai tergesernya
produk dari pasar. Ada 4 tahap dalam siklus hidup produk, yaitu : a.
Tahap perkenalan, mempunyai ciri-ciri : penjualan masih rendah, volumen pasar belum berkembang, persaingan masih relatif kecil,
tingkat kegagalan relatif tinggi, biaya produksi dan pemasaran tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
b. Tahap pertumbuhan, mempunyai ciri-ciri : melonjaknya tingkat
penjualan, persaingan masih berkembang, peningkatan laba akibat turunnya biaya produksi, serta penambahan jalur distribusi
c. Tahap kedewasaan , mempunyai ciri-ciri : pertumbuhan penjualan
makin berkurang, pasar jenuh, penuhnya jalur distribusi, konsumen mulai beralih ke produk subtitusi.
d. Tahap kemunduran, mempunyai ciri-ciri : penjualan makin menurun
karena didorong perubahan selera pasar, produk subtitusi diterima konsumen dan perubahan teknologi.
2. Produk Baru
Dalam strategi produk baru terdapat 3 alternatif, yaitu
penyempurnaan atau modifikasi produk, produk imitasitiruan dan inovasi produk. Menurut Booz et al di dalam Hiam dan Schewe 1994, kategori
produk baru berdasarkan tingkat kebaruannya newness bagi perusahaan dan pasar adalah :
a. Produk yang benar-benar baru baru bagi dunia
Dalam hal ini, produk baru sebagai hasil dari inovasi yang menciptakan pasar baru
b. Lini produk baru
Produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar yang sebelumnya telah ada untuk pertama kali
c. Tambahan pada lini produk yang sudah ada
Produk baru yang melengkapi lini produk yang sudah ada misalnya ukuran kemasan baru, rasa berbeda dan lain-lain
d. Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada.
Penyempurnaan produk merupakan pengenalan versi baru atau model produk yang telah disempurnakan untuk menggantikan produk lama
Jain, 1990 e.
Repositioning Produk yang sudah ada dijual pada pasar atau segmen pasar baru.
f. Pengurangan biaya
Produk baru yang menghasilkan unjuk kerja sama pada tingkat biaya yang lebih rendah.
Kotler 2002 menyebutkan 4 sukses dalam pengembangan produk, yaitu : a.
Produk superior yang unik Suatu produk yang memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri
merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan sutau produk. Produk tersebut harus unggul dalam bentuk, kemampuan inovatif, dan
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik dibanding pesaing b.
Konsep produk
yang didefinisikan
dengan baik
sebelum pengembangan
Kelangsungan hidup suatu produk bergantung terhadap pembeli potensial. Oleh karena itu, pengertian yang lebih mendalam mengenai
keadaan pasar bersamaan dengan usaha pemasaran yang efektif sangat penting bagi keberhasilan produk, dimana produk secara cermat
menentukan dan menilai pasar sasaran c.
Sinergi teknologi pemasaran, mutu pelaksanaan dalam semua tahap Perusahaan yang memiliki kekuatan dan kesesuaian antara keahlian
teknis dan sumberdaya produksi yang dimiliki merupakan suatu kunci sukses jika kedua kriteria telah dipenuhi.
d. Struktur organisasi yang efektif
Dalam hal ini faktor sumber daya manusia harus dikoordinasikan agar kegiatan pengembangan produk berjalan dengan lancar melalui
struktur organisasi yang efektif.
C. Kepuasan Konsumen
Kotler 2002 menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa Tjiptono,1999.
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukanmenikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen nilai harapan dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam
usaha memenuhi harapan konsumen. Supranto 1997 mengemukakan bahwa :
1. Nilai harapan = nilai persepsi konsumen puas.
2. Nilai harapan nilai persepsi maka konsumen sangat puas.
3. Nilai harapan nilai persepsi maka konsumen tidak puas.
Nilai harapan dibentuk melalui pengalaman masa lalu, komentar atau saran dari pengguna dan informasi dari pesaing. Adapun nilai persepsi adalah
kemampuan perusahaan di dalam melayani memuaskan konsumen. Engel 1994 ada tiga harapan mengenai suatu produk atau jasa yang diidentifikasi
oleh beberapa peneliti yaitu : 1.
Kenerja yang wajar 2.
Kinerja yang ideal 3.
Kinerja yang diharapkan Kinerja yang diharapkan adalah yang paling sering digunakan dalam
penelitian karena logis dalam proses evaluasi alternatif yang dibahas. Ketidakpuasan konsumen terhadap suatu jasa pelayanan karena tidak sesuai
dengan yang diharapkan dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan jasa
pelayanan tersebut .
D. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah