Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Tabel 35. Perhitungan CSI Skor rataan tingkat kepentingan Importance weighting factor Importance weighting factor Skor rataan Tingkat Kinerja Weighted Score Nomor Atribut A b =a∑a c=a∑ax100 d e=bxd Citarasa 4.52 0.061 6.09 3.62 0.221 Aroma 3.85 0.052 5.19 3.54 0.184 Bentuk 3.81 0.051 5.14 3.54 0.182 Keragaman 3.93 0.053 5.30 3.44 0.182 Harga 4.44 0.060 5.99 2.67 0.160 Kemasan 3.82 0.052 5.15 3.52 0.181 Gizi 4.60 0.062 6.20 3.41 0.212 Daya tahan 4.30 0.058 5.80 3.46 0.201 Memperoleh produk 4.21 0.057 5.68 3.42 0.194 Merek 3.48 0.047 4.69 3.56 0.167 Halal 4.89 0.066 6.59 3.98 0.262 Keramahan 4.39 0.059 5.92 3.95 0.234 Proses pembayaran 4.05 0.055 5.46 3.96 0.216 Menghubungi perusahaan 3.78 0.051 5.10 2.85 0.145 Keliling sales 4.07 0.055 5.49 3.49 0.192 Kecepatan 4.11 0.055 5.54 3.80 0.211 Promosi 3.88 0.052 5.23 3.48 0.182 Penyajian produk 4.03 0.054 5.43 3.62 0.197 Total 74.16 100.00 Weighted Total 3.52 Satisfaction Index 0.70

E. Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

a. Analisis Lingkungan Fungsional Analisis fungsional dilakukan terhadap sumberdaya yang dimiliki perusahaan yang terdiri atas sumberdaya produksi, pemasaran, personalia, dan keuangan. 1 Sumberdaya Produksi Variabel ini menerangkan upaya perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa seoptimal mungkin, penggunaan dan pemeliharaan alat serta aset fisik lainnya yang dimiliki perusahaan. Sumberdaya produksi berkaitan dengan pengadaan bahan baku, system produksi, proses dan fasilitas produksi, serta kapasitas produksi. a Pengadaan Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung terigu, mentega, gula pasir, susu, ragi dan telur. Dalam kondisi normal tidak ada masalah dalam pengadaan bahan baku ini. Bahan baku ini diperoleh dari distributor atau agen- agen terdekat. Tepung terigu berasal dari distributor tepung Bogasari, sedangkan susu, ragi telur dan mentega dari agen di sekitar kota Depok dan barang dikirim langsung ke perusahaan. Pembelian bahan baku dilakukan secara tunai, menurut si pemilik dengan melakukan pembelian secara tunai lebih murah karena akan mendapatkan diskon dari distributor. Stock barang di perusahaan tidak banyak, karena perusahaan belum mempunyai gudang yang layak dan aman untuk menyimpan bahan baku, untuk stock terigu perusahaan hanya 1 minggu, sedangkan bahan baku yang lain perusahaan melakukan stock selama 1 bulan. Kebutuhan bahan baku utama per bulan sebagai berikut : 1 Tepung terigu : 5.000 Kg 2 Mentega putih : 300 Kg 3 Mentega kuning : 410 Kg 4 Butter oil substitute BOS : 50 Kg 5 Gula pasir : 1.325 Kg 6 Telur : 225 Kg 7 Susu : 125 Kg 8 Ragi : 100 Kg 9 Pelembut : 75 Kg 10 Air : 130 galon b Proses Produksi Kegiatan produksi meliputi beberapa tahap, yaitu peracikan bahan, pembuatan adonan, pencetakan dan pemasakan dengan oven. Proses peracikan dilakukan dengan komposisi bahan yang tepat sesuai dengan jenis roti yang dihasilkan. Penentuan dalam jumlah masing-masing bahan akan berakibat gagalnya produk yang dihasilkan. Adapun pembuatan adonan dilakukan sedemikian rupa dengan alat mixer. Apabila pengolahan tidak tepat, waktu juga kurang atau lebih akan berakibat hasil produknya juga kurang baik. Mengenai pengawasan mutu dan proses produksi, perusahaan menunjuk kepala produksi untuk bertanggungjawab mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Tetapi untuk pengawasan rasa dan kualitas produk, keterlibatan pemilik perusahaan masih dibilang cukup tinggi. Setiap hari bisa menghasilkan produksi sekitar 2000 potong roti. 2 Sumber Daya Manusia Variabel ini berkaitan dengan keragaman sumberdaya manusia perusahaan, kompensasi, pelatihan dan pengembangan, serta pemotivasian karyawan. Jumlah karyawan “BreadHouse” saat ini adalah 37 orang, terdiri dari 11 orang tenaga produksi dan 26 sales. Kualitas pendidikan tenaga kerja pada bagian produksi dan sales rendah. Sebagian besar tenaga kerja tersebut belum mencapai tingkat pendidikan yang tinggi, namun demikian tingkat pendidikan ini tidak mengganggu jalannya perusahaan karena pekerjaan yang dilakukan relative tetap dari waktu ke waktu. Pengangkatan pegawai yang sebagian besar menggunakan sistem kekeluargaan dan pendekatan secara personal personal approach, terhadap pegawai adalah salah satu faktor yang menjamin loyalitas pegawai. Selain itu adanya insentif, tunjangan, dan tunjangan hari raya, juga suasana kekeluargaan yang tercipta pada saat bekerja turut menyebabkan tingginya loyalitas para pegawai, dan merupakan salah satu sumber kekuatan perusahaan. Mengingat sarana pemasaran produk “BreadHouse” dengan menggunakan sales, maka perusahaan menerapkan aturan yang sangat ketat terhadap kualitas sales. Setiap sales dipantau dari hasil penjualan roti perhari, dimana setiap sales mempunyai target penjualan minimal Rp.200.000,-perhari, jika selama 2 bulan tidak mencapai target tersebut maka perusahaan akan memecat sales tersebut. Sampai saat ini perusahaan belum pernah melakukan pemecatan sales dengan alasan belum tercapainya target, perusahaan pernah satu kali memberhentikan sales karena alasan tidak jujur. Setiap sales menerima insentif dengan melalui komisi dari hasil penjualan, perusahaan menerapkan standar komisi berdasarkan penjualan perhari yang dicapai oleh sales adalah sebagai berikut : • Rp.125.000,- komisi 10 • Rp.125.000-Rp.175.000,- komisi 12 • Rp. 175.000,- - Rp.225.000,- komisi 14 • Rp.225.000,- - Rp.350.000,- komisi 20 • Rp.350.000,- komisi 22 Kelemahan perusahaan adalah dalam hal kualitas para tenaga kerja yang rendah. Hampir sebagian besar tenaga sales mempunyai pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan mengenai strategi pemasaran sangat kurang. Hal ini sedikit banyak dapat menghambat kemajuan perusahaan, mengingat persaingan yang semakin ketat dalam usaha industri makanan ini. Salah satu tindakan perusahaan dalam hal peningkatan kualitas sumberdaya manusia di perusahaan adalah pemberian training kepada para pegawai untuk meningkatkan kualitas dari pegawai, baik training yang berhubungan dengan pembuatan roti, ataupun training lain yang menambah kemampuan pegawai seperti mengenai akutansi, marketing, dan lain sebagainya 3 Sumberdaya Keuangan. Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal usaha, menginvestasikan dalam usaha, menggunakannya untuk tujuan-tujuan perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraihnya. Pencatatan keuangan pada perusahaan “BreadHouse” sebagian besar hanya secara garis besar mengenai penerimaan dan pengeluaran saja, masih belum menerapkan sistem akuntansi. Hal ini merupakan kelemahan dari perusahaan, karena dengna adanya sistem akuntansi untuk waktu mendatang penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan secara lebih tepat. Dengan adanya informasi akuntansi, laporan keuangan juga dapat berguna bagi perusahaan bila perusahaan ingin mengajukan kredit kepada lembaga keuangan. Permodalan perusahaan berasal dari owner perusahaan. Dengan tidak adanya bantuan modal dari pihak lain, hal ini dapat menjadi kelemahan perusahaan namun juga dapat merupakan kekuatan perusahaan. Kelemahannya karena dengan mengadalkan modal sendiri, otomatis sumber perolehan modal menjadi terbatas sehingga perusahaan dapat mengalami keterbatasan juga dalam hal peningkatan kapasitas produksi, namun disisi lain perusahaan masih dapat terus bertahan hidup tanpa adanya kewajiban melunasi pinjaman kepada pihak lain dan terkena permasalahan dalam perbankan. b. Bauran Pemasaran Pemasaran merupakan bagian penting perusahaan dalam pencapaian hasil dan tujuan perusahaan yang diharapkan. Pemasaran terkait dengan persoalan penetapan harga, penentuan penampilan performance produk, penempatan produk, hingga masalah promosi. Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran, yang meliputi analisis produk, harga, distribusi, mutu, merek, dan kemasan. Harga meliputi penetapan harga jual dan posisi harga di pasaran, distribusi meliputi saluran distribusi, jumlah distributor, promosi berhubungan dengan media promosi dan iklan. 1 Produk Produk roti termasuk jenis barang konsumsi yang dapat dikonsumsi sepanjang tahun dan memiliki daur pembelian yang singkat short purchase cycle. “BreadHouse” menyediakan aneka jenis roti manis yaitu strawberry, chocolate, keju, vanila, dan lain- lain sedangkan untuk roti tawar “BreadHouse” mempunyai beberapa jenis seperti roti tawar dengan kulit, tanpa kulit, coklat, pandan dan sebagainya, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Kekuatan utama “BreadHouse” terletak pada produknya yang khas yaitu rasa yang lembut dan keterjaminan mutu, nilai tambah lain yaitu jenis produk yang alami tanpa bahan pengawet. Kemasan merupakan salah satu alat pemasaran yang penting. Kemasan memunyai arti penting karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung produk, tetapi juga digunakan untuk menarik perhatian konsumen. Pengemasan produk “BreadHouse” relatif cukup bagus, dengan plastik tembus pandang diluarnya tertulis merek “BreadHouse” dengan warna merah ynag cukup menyala sehingga menarik pembeli, kelemahannya adalah kemasan hanya ditutup dengan laminating sehingga udara masih bisa masuk kedalam kemasan sehingga daya tahan roti di dalamnya tidak tahan lama dan pada kemasannya belum mencantumkan masa berlaku dari produk serta sertifikat halal. Selain kemasan, nama merek brand name juga berperan penting dalam membedakan produk hasil produksi suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Produk roti diberi merek “BreadHouse” agar lebih dikenal oleh konsumennya. 2 Lokasi Pemilihan lokasi pemasaran produk sangat penting, saat ini perusahaan melakukan pemasaran produk masih sangat terbatas yaitu wilayah Depok, Bekasi, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Bogor. Pemilihan lokasi dengan pertimbangan banyaknya daerah permukiman atau perumahan yang merupakan konsumen dari “BreadHouse”. Saat ini tempat produksi hanya terdapat di Depok, sedangkan untuk wilayah pemasaran yang jauh seperti daerah Bogor, Bekasi, maka perusahaan menyewa tempat sebagai sentra pemasaran dimana sales nantinya akan mengambil roti . 3 Harga Perusahaan menetapkan harga jual per jenis roti berdasarkan faktor penyusun dari roti tersebut. Perkembangan harga jual roti selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 36 berikut. Tabel 36. Perkembangan harga jual per jenis roti tahun 2007- 2009 Jenis roti 2007 2008 2009 Tawar 4500 5000 7000 Tawar kupas 4500 5500 7500 Tawar pandan 4500 5500 7000 Tawar Coklat 6000 7500 8000 Melsic coklat 5000 6000 7000 Tenis 4000 5000 5000 Keju panjang 6000 6000 7000 Pizza 3500 4000 5000 Abon sapi 4500 5000 5000 Polo Coklat 3000 3500 4000 Coklat 3000 3500 4000 Nanas 3000 4000 4000 Srikaya 3000 4000 4000 Kelapa 3000 4000 4000 Keju 3500 4500 5000 Pisang coklat 3500 4000 4000 Kismis 3000 3500 4000 Donat Coklat 3000 3500 4000 Long Jones 3000 3500 4000 Long Cheese 3500 4500 5000 Harga jual roti mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini didasarkan pada harga bahan baku dan biaya produksi yang semakin meningkat. Harga roti “BreadHouse” termasuk mahal, mengingat mutu dan rasa “BreadHouse” mempunyai kualitas yang cukup baik, hal tersebut mengakibatkan roti “BreadHouse” ini lebih banyak dikonsumsi oleh golongan menengah keatas. Harga jual produk ditentukan oleh pemilik yang bertindak sebagai direktur perusahaan. Besarnya harga jual tersebut ditentukan dengan berdasarkan pada perhitungan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan. Tabel 37. Faktor penyusun harga jual produk “BreadHouse” tahun 2009 Faktor Penyusun Kontribusi Rata-rata dalam Biaya Bahan Langsung Biaya Upah Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Overhead Target Keuntungan Harga Jual Produk 35 25 5 15 20 100 Sumber: Perusahaan “BreadHouse”, 2009 Faktor-faktor yang dijadikan patokan oleh perusahaan dalam menetapkan harga jual adalah biaya bahan baku utama, biaya upah langsung, biaya bahan penolong, dan biaya overhead Tabel 37. Biaya bahan baku utama diperoleh dari total pemakaian seluruh bahan baku. Biaya upah langsung diperoleh dari total upah tenaga kerja. Biaya overhead terdiri atas biaya angkutan dan perijinan, gaji direktur, serta biaya-biaya tak terduga. Sedangkan biaya penolong diperoleh dari biaya kerugian akibat roti yang rusak. 4 Promosi Sejauh ini perusahaan “BreadHouse” belum melakukan kegiatan promosi dan periklanan khusus, kegiatan promosi yang telah dilakukan baru promosi penjualan dari mulut ke mulut antar pelanggan. Kegiatan promosi penjualan lainnya adalah pemberian bonus roti bagi pembelian produk dengan jumlah tertentu. Walaupun perusahaan menganggap bahwa penjualan produksinya dengan mengguankan sales, tetap promosi harus dilakukan untuk lebih mengenalkan image produk “BreadHouse” kepada konsumen. Promosi bisa dengan melalui potongan harga, seperti beli dua gratis satu, ataupun melalui sarana tidak langsung seperti sebagai sponsor kegiatan sosial di masyarakat, lingkungan pendidikan, hubungan dengan relasi perusahaan. c. Analisis Daur Hidup Produk. Salah satu konsep penting untuk membantu perusahaan menilai perubahan yang terjadi baik pada lingkungan internal maupun eksternal adalah konsep daur hidup produk. Konsep ini membantu pengusaha untuk memahami setiap peluang dan kendala yang dihadapi serta memahami situasi persaingan yang terjadi. Daur hidup produk memiliki dua variable yaitu perkembangan volume penjualan dan waktu. Gambar daur hidup pokok dapat dilihat pada Gambar 6. Pada perusahaan, volume penjualan memiliki nilai yang terus meningkat sejak mulai berdirinya usaha pada tahun 2006, hingga akhir tahun 2009. Sampai dengan akhir tahun 2007, perusahaan berada pada tahap perkenalan. Trend penjualan roti “BreadHouse” berdasarkan volume penjualan dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38. Perkembangan volume penjualan roti “BreadHouse” 2006- 2009 Tahun Volume PenjualanRibuan 2006 102.302 2007 1.021.647 2008 1.629.734 2009 1.967.070 d. Analisis Faktor Internal Berdasarkan hasil hasil analisis lingkungan internal perusahaan di atas dapat diidentifikasi faktor-faktor kekuatan strengths dan kelemahan weakness perusahaan. Faktor internal dikelompokkan menjadi faktor yang memberikan kekuatan strengths dan faktor yang memberikan kelemahan weakness Berdasarkan hasil analis faktor internal-kekuatan yang disajikan pada Tabel 39, produk yang baik dalam mutu dan kemasan 0,624 adalah skor yang tertinggi. Skor selanjutnya dari yang tertinggi ke yang terendah adalah pelayanan yang mengutamakan kepuasan konsumen 0,592, produk yang dikembangkan sesuai permintaan pasar 0,360, loyalitas tinggi karyawan terhadap perusahaan 0,339, dan tidak terikat modal yang berbentuk hutang bank 0,318. “BreadHouse” merupakan yang mempunyai mutu dan kemasan yang baik 0,624, di mana produk roti “BreadHouse” tidak menggunakan bahan pengawet dan perusahaan melakukan pengawasan yang sangat ketat untuk kualitas mutu produk, yaitu melalui pemeriksaan sisa roti yang tidak laku terjual dengan batas maksimal 3 hari. Selain itu pemilik mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu meningkatkan mutu produk, melalui pemilihan kualitas bahan baku, rasa, sekaligus juga kemasan, hal ini yang menjadikan salah satu kelebihan yang menonjol dari produk “BreadHouse” dibandingkan dengan roti produk yang lain. Kekuatan lain dari “BreadHouse” adalah pelayanan yang selalu mengutamakan kepuasan konsumen 0,592. Hal ini terkait dengan orientasi filosofi perusahaan yaitu orientasi pelanggan, dalam hal ini dalam memasarkan produk yang diutamakan adalah memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen dengan menghasilkan barang berkualitas tinggi. Perusahaan “BreadHouse” menerapkan lingkungan kerja yang mengutamakan kerja keras dan semangat kekeluargaan yang sangat tinggi, dimana setiap pegawai diberikan reward yang bagus atas semua prestasi kerja mereka, sehingga hal ini akan berakibat loyalitas karyawan sangat tinggi terhadap perusahaan 0,339. Tabel 39. Hasil Perhitungan Faktor Internal dengan menggunakan Internal Factor Evaluation Faktor Strategik Internal Bobot a Rating b Nilai a x b Kekuatan Produk yang baik dalam mutu dan kemasan 0,156 4 0,624 Pelayanan mengutamakan kepuasan konsumen 0,148 4 0,592 Loyalitas tinggi karyawan terhadap perusahaan 0,113 3 0,339 Tidak terikat modal yang berbentuk hutang bank 0,106 3 0,318 Produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar 0,120 3 0,360 2,233 Kelemahan Kualitas SDM yang masih rendah 0,078 2 0,156 Kurangnya promosi 0,099 2 0,198 Kapasitas produksi yang belum optimal 0,078 2 0,156 Pencatatan keuangan yang masih sederhana 0,099 2 0,198 0,078 Total 2,941 Kekuatan lain yang dimiliki oleh “BreadHouse” adalah bahwa produk dikembangkan sesuai permintaan pasar skor 0,360. Hal ini terkait dengan kemampuan perusahaan dalam melakukan inovasi dan melakukan diversifikasi produk. Beberapa inovasi yang telah dilakukan diantaranya adalah semakin banyaknya aneka macam roti yang diproduksi oleh “BreadHouse”, seperti roti Mexiboy, roti Coklat keju, roti sobek kombinasi, dan lain-lain. Modal yang didapatkan “BreadHouse” berasal dari modal sendiri. Jadi, Modal perusahaan tidak bersumber dari modal yang berbentuk hutang bank skor 0,318. Keuntungan perusahaan tidak digunakan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman tetapi dapat dialokasikan untuk aktivitas operasi dan pembayaran deviden. Jadi, perusahaan tidak dibebani oleh kewajiban hutang sehingga likuiditas keuangan perusahaan tetap terjaga. Hasil analisis pada Tabel 39 juga mengindikasikan bahwa kurangnya promosi skor 0,198 merupakan kelemahan utama dari perusahaan “BreadHouse”. Skor kelemahan selanjutnya dari yang tertinggi ke terendah adalah pencatatan keuangan yang masih sederhana skor 0,198, kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah 0,156 , kapasitas produksi yang belum optimal 0,156. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh “BreadHouse” adalah kelemahan utama dari “BreadHouse”. Selama ini perusahaan belum memikirkan sarana promosi selain menjual produk melalui sales keliling. Untuk lebih mengembangkan perusahaan perlu dilakukan berbagai cara promosi agar produk lebih dikenal oleh konsumen. Pencatatan keuangan masih dilakukan secara sederhana salah satu kelemahan dari perusahaan juga skor 0,198 dalam hal ini perusahaan atau pemilik hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran dan belum menerapkan system akuntansi, sehingga tidak dapat dilakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan yang tepat. Kelemahan perusahaan yang lain adalah tingkat kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah skor 0,156 ditunjukkan dengan tingkat pendidikan karyawan. Hampir sebagian besar karyawan dengan pendidikan rendah yaitu berpendidikan SMP dan juga SD. Dengan adanya tingkat pendidikan yang masih rendah akan berpengaruh terhadap penyampaian informasi dari perusahaan yang akan menghambat pengembangan perusahaan di masa depan. Kelemahan terakhir adalah kapasitas produksi yang belum optimal skor 0,156. Kapasitas produksi perusahaan “BreadHouse” adalah 2000 roti setiap harinya. Kapasitas ini masih terus ditingkatkan tetapi memerlukan investasi besar terutama untuk membeli mesin produksi. e. Analisis Faktor Eksternal Berdasarkan analisis eksternal dapat dindentifikasi faktor-faktor yang memberikan peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan perusahaan. Dari hasil analisis menunjukkan 5 faktor yang memberikan peluang dan 4 faktor yang memberikan ancaman bagi perusahaan roti “BreadHouse”. Hasil indentifikasi faktor eksternal yang memberikan peluang Tabel 40 menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah perubahan pola konsumsi masyarakat 0,500. Skor peluang selanjutnya berturut-turut dari yang tertinggi ke terendah adalah porspek pemasaran di Bogor, Depok, dan Jakarta cukup baik 0,435, perkembangan teknologi informasi yang semakin maju 0,393, ketersediaan tenaga kerja 0,276, ketersediaan bahan baku yang cukup 0,291. Perubahan pola konsumsi masyarakat modern untuk mengkonsumsi produk yang praktis, dan mempunyai nilai gizi yang tinggi serta baik dan aman buat kesehatan, sehingga pilihan roti menjadi salah satu pilihan yang tepat buat sarapan pagi dan cemilan pada saat-saat tertentu. Perkembangan penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meningkatkanya populasi penduduk ini juga berakibat terhadap meningkatnya permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan. Laju perkembangan penduduk yang ditandai dengan makin berkembangnya daerah perkotaan dan meningkatnya kesibukan serta pendapatan penduduk, memerlukan makanan yang praktis, mudah, cepat cara penghidangannya dan bernilai gizi baik. Perusahaan roti “BreadHouse” harus mampu peluang perubahan pola konsumsi masyarakat ini sehingga bisa untuk mengembangkan perusahaan ini di masa datang. Berdasarkan pertimbangan geografis, kegiatan pemasaran roti “BreadHouse” sampai saat ini diarahkan pada 3 wilayah yaitu Depok, Bekasi, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Bogor. Secara demografi, konsumen sasaran perusahaan ditujukan pada kelas social menengah keatas, dengan golongan usia anak-anak, remaja, dan dewasa. Sedangkan berdasarkan perilaku pembeliannya, “BreadHouse” sebagian besar dikonsumsi oleh mereka yang memiliki tingkat loyalitas cukup besar terhadap roti yang dihasilkan oleh perusahaan. Di daerah Bogor dan Depok banyak terdapat perumahan yang cukup banyak yang merupakan daerah pemasaran yang cukup bagus untuk roti “BreadHouse”, sedangkan untuk wilayah Jakarta belum semua daerah dijajaki dan tergarap oleh pemasaran “BreadHouse”. Teknologi merupakan salah satu sumber utama perubahan dengan adanya penemuan-penemuan baru yang menggantikan penemuan lama. Variable ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi serta produk perusahaan karena pada dasarnya perubahan teknologi dapat mememberikan peluang besar untuk peningkatan hasil, tujuan, atau bahkan mengancam kedudukan perusahaan. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi yang besar bagi keberadaan perusahaan. Faktor teknologi turut membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari seperti telepon, mesin faksimili, computer dan internet, serta mesin-mesin yang dapat membantu percepatan dan kualitas produksi. Selanjutnya kemajuan di bidang transportasi juga memperlancar kegiatan perusahaan dalam memasarkan produknya ke wilayah-wilayah yang lebih jauh lagi. Perkembangan teknologi informasi merupakan peluang yang harus ditangkap oleh perusahaan karena akan memudahkan konsumen untuk mengakses perusahaan, dengan adanya teknologi informasi, seperti internet dan e-commerce, konsumen akan mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kebutuhannya sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai produk yang akan dibelinya. Peluang pembaharuan yang tidak terbatas dan perubahan teknologi menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan konsumen tanpa mengesampingkan perhatian pada lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan konsumen. Dengan demikian dukungan dan loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan akan dapat ditingkatkan, meskipun membutuhkan waktu yang relative lama karena berlangsung dalam jangka panjang. Ketersediaan tenaga kerja 0,276 di sekitar lokasi pabrik juga merupakan peluang bagi industri roti “BreadHouse”. Banyaknya tenaga kerja yang tersedia apalagi dengan upah yang murah dapat digunakan untuk menekan biaya produksi sehingga harga produk “BreadHouse” yang dihasilkan lebih kompetitif. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan “BreadHouse” diperoleh dari sekitar wilayah Depok dan Jakarta melalui distibutor grosir dan pedagang perantara. Bahan utama yaitu terigu diperoleh dari distributor tepung Bogasari, sedangkan bahan baku yang lain seperti telur, mentega dan juga gula dari pedagang perantara di sekitar daerah Depok. Sistem pembelian bahan baku dilakukan pada saat bahan baku diterima dengan tujuan agar perusahaan tidak memiliki kewajiban pada pedagang yang dapat memberatkan perusahaan di kemudian hari dan perusahaan mnedapatkan harga lebih murah, karena adanya diskon yang diberikan oleh distributor, sedangkan untuk harga bahan baku, besarnya diperoleh berdasarkan hasil negosiasi antara perusahaan dan pemasok. Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 40, ancaman terbesar yang dihadapi oleh perusahaan “BreadHouse” adalah kondisi politik dan keamanan 0,333, adanya pendatang baru dengan produk sejenis 0,249, kekuatan tawar menawar pembeli yang besar 0,249, dan kenaikan biaya produksi 0,166. Kondisi politik dan keamanan 0,333 merupakan ancaman terbesar dari perusahaan roti “BreadHouse”. Kondisi politik dan keamanan yang labil adalah ancaman terakhir bagi perusahaan “BreadHouse”. Kondisi politik dan keamanan di Indonesia yang cenderung labil hingga saat ini merupakan ancaman yang harus segera dipulihkan, agar setiap sektor industri kecil dapat berkembang dengan baik. Kondisi tersebut secara langsung juga berpengaruh terhadap iklim investasi. Para investor asing dan lokal cenderung ragu untuk menanamkan modal di sektor usaha karena situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif dan tidak adanya jaminan akan ketergantungan investasinya. Didaerah Depok dan sekitarnya dalam kelompok usaha bakery dengan sistem pemsaran sales keliling ada 8 pengusaha yang dapat menjadi pesaing kuat “BreadHouse”, kategori tersebut dilihat dari area pemasaran yang sama dengan “BreadHouse” dan dengan tipe pemasaran menggunakan sales keliling ke areal perumahan. Pesaing tersebut terdiri dari : Domino, Rizki, Orchad, Susan, Sianis, Audi, Green, DJ. Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri sangat tergantung pada hambatan yang mungkin ada untuk memasuki industri. Beberapa kriteria sumber utama hambatan untuk memasuki suatu industri adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses ke saluran distribusi dan peraturan pemerintah. Hambatan untuk memasuki industri ini bila dilihat dari skala ekonomi dan permodalan relative rendah karena usaha ini tidak memerlukan pengoperasian pada skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal usaha juga relative kecil. Secara legal formal, masalah regulasi tidak berpengaruh kepada pendatang baru yang ingin memasuki bisnis ini, karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat kemungkinan masuknya perusahaan ke dalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu. Untuk faktor akses ke saluran distribusi, umumnya perusahaan yang telah ada dalam industri mempunyai saluran distribusi sendiri sehingga akan menghambat pendatang baru yang akan masuk ke dalam industri ini, hal ini disebabkan perusahaan “BreadHouse” berinteraksi dengan pelanggan berdasarkan kepercayaan sehingga sulit untuk membuat pelanggan-pelanggan tersebut beralih. Tingkat diferensiasi produk termasuk tinggi, karena “BreadHouse” mempunyai kekhususan dalam rasa dan pelayanan kepada pelanggan, artinya mereka tidak saja menjual produk akan tetapi juga menjalin hubungan dengan pelanggan. Pada faktor keunggulan biaya, adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya lebih rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hambatan untuk masuk ke dalam industri tergolong rendah, sehingga ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri relatif besar. Ancaman lain yang dihadapi oleh “BreadHouse” adalah kenaikan biaya produksi 0,166, adanya kenaikan harga BBM, telepon, serta tarif listrik akan berakibat naiknya biaya produksi perusahaan. Dengan kenaikan biaya produksi akan berakibat meningkatnya biaya sehingga perusahaan membebankan pada konsumen melalui peningkatan harga jual Tabel 40. Hasil Perhitungan Faktor eksternal dengan menggunakan Metode External Factor Evaluation Faktor Strategik Internal Bobot a Rating b Nilai a x b Peluang Prospek pemasaran di Bogor dan Jakarta cukup baik 0,145 3 0,435 Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju 0,131 3 0,393 Perubahan pola konsumsi masyarakat 0,125 4 0,500 Ketersediaan tenaga kerja 0,138 2 0,276 Ketersediaan bahan baku yang cukup 0,097 3 0,291 1,895 Ancaman Kenaikan biaya produksi 0,083 2 0,166 Adanya pendatang baru produk sejenis 0,083 3 0,249 Kekuatan tawar menawar pembeli yang besar 0,083 3 0,249 Kondisi politik dan keamanan 0,111 3 0,333 0,997 Total 2,892

F. Analisis Matriks I-E

Dokumen yang terkait

Analisis persepsi konsumen terhadap merk roti tan ek tjoan untuk menetukan strategi pengembangan produk dan promosi

2 11 94

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen Roti Merek Sari Roti

5 46 109

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROTI GANECA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Dalam Pembelian Roti Ganeca Terhadap Loyalitas Konsumen Di Wirosari.

0 7 17

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Dalam Pembelian Roti Ganeca Terhadap Loyalitas Konsumen Di Wirosari.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Dalam Pembelian Roti Ganeca Terhadap Loyalitas Konsumen Di Wirosari.

0 2 7

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Industri Batik (Studi Kasus: Kecamatan Laweyan Kota Surakarta).

0 4 17

TUGAS AKHIR ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Industri Mebel.

0 5 13

PENDAHULUAN Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Industri Mebel.

0 4 6

TUGAS AKHIR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN MATRIKS KONSUMEN UNTUK MENETAPKAN STRATEGI KOMPETITIF (Studi Kasus Konsumen Produk Sepeda Motor Di Wilayah Surakarta).

0 0 16

ANALISIS STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

0 0 15