perkembangannya ketertarikan pengunjung kawasan mangrove telah berkembang menjadi lokasi pengambilan gambar atau foto prawedding.
2.4. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Suatu daerah akan memungkinkan memiliki “daya tarik” tertentu yang menyebabkan orang akan tertarik mengunjungi daerah tersebut, misalnya untuk
sekedar jalan-jalan, berbelanja, berwisata, menonton pagelaran budaya, seminar dan lain-lain. Daya tarik yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata adalah
sesuatu yang bisa dilihat dan mempunnyai nilai natural dan budaya seperti pemandangan alam, peninggalan purbakala, pertunjukan atau kegiatan yang
bernilai rekreasi, olahraga, penelitian atau wisata berbelanja dengan membeli barang sebagai cinderamata Yoeti 2005.
Marpaung 2002 menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas, fasilitas yang saling berkaitan dan menarik minat
wisatawan atau pengunjung untuk datang ke tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan disebut sebagai sumberdaya potensial dan belum dapat
disebut sebagai daya tarik wisata sampai adanya pengembangan tertentu. Jenis obyek dan daya tarik wisata dibagi ke dalam 2 dua kategori yaitu:
1. Obyek dan daya tarik wisata alam. 2. Obyek dan daya tarik wisata sosial budaya.
Darsoprajitno 2002 mengemukakan bahwa menampilkan daya tarik wisata alam dapat berdampak positif apabila disertai oleh tata lingkungan yang
memadai. Yoeti 2006 menyatakan bahwa daya tarik wisata merupakan pemicu orang-orang untuk datang berkunjung ke suatu daerah.
2.4.1. Jenis Daya Tarik Wisata
Sifat khas daya tarik wisata adalah objek tersebut hanya dapat dinikmati dan dikembangkan di tempat keberadaannya, misalnya pemandangan alam yang
indah, pantai tempat bersenang-senang, sungai dan hutan. Menurut Soekadijo 2002, ada daya tarik wisata yang mungkin berulang-ulang dikunjungi dan dapat
menahan wisatawan untuk tinggal beberapa hari lebih lama, atau berkali-kali untuk dinikmati seperti Pantai Kuta di Bali, daya tarik semacam ini disebut daya
tarik penahan. Adapula daya tarik wisata yang hanya dikunjungi sekali saja
karena hanya untuk keingintahuan dengan melihat, misalnya Candi Borobudur di
Jawa Tengah, daya tarik tersebut adalah daya tarik penangkap. Pantai Kuta di
Bali menjadi daya tarik penahan karena wisatawan melakukan kegiatan seperti berenang, berjemur dan olah raga pantai lannya, sehingga wisatawan berniat
untuk mengulangi kesukaanya. Berbeda dengan hanya mengunjungi situs-situs sejarah yang hanya ingin melihat sekedar memuaskan hasrat ingin tahu. Daya
tarik wisata bisa berupa potensi alam, budaya dan lain-lain.
2.4.2. Penilaian dan Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata Alam ODTWA
Pengembangan ODTWA diawali dengan kajian dan penilaian komponen kriteria dan indikator dengan bobot tertentu menurut unsur kriteria Ditjen PHKA,
2001, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap kegiatan yang dilakukan pada obyek wisata alam dengan menggunakan instrumen kriteria penilaian dan
pengembangan guna mendapatkan nilai kelayakan obyek sehingga diketahui dapat atau tidaknya obyek tersebut dikembangkan menjadi obyek wisata alam. Aspek
penilaian berorientasi pada : 1. Kepentingan konservasi kawasan
2. Memberikan pemahaman pendidikan konservasi kepada masyarakat 3. Meningkatkan peran serta masyarakat
4. Memberikan nilai ekonomi kepada pihak ketiga dan pemerintah 5. Memberikan nilai rekreasi kepada pengunjung
Unsur-unsur penilaian obyek daya tarik wisata yang termasuk dalam setiap kriteria dapat berupa keindahan alam, keunikan sumberdaya alam, banyaknya
jenis sumberdaya alam yang menarik, keutuhan sumberdaya alam, kepekaan sumberdaya alam atau tingkat kerusakannya. Jenis kegiatan wisata alam
ditentukan oleh kesempatan rekreasi, kebersihan lokasi dan keamanan kawasan. Damanik dan Weber 2006 menyatakan bahwa unsur daya tarik obyek wisata
pantai meliputi keindahan pantai, keselamatan atau keamanan pantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan, kebersihan, lebar pantai saat surut terendah dan
kenyamanan. Penilaian dalam perencanaan ekowisata berdasarkan pada potensi penawaran dan permintaan ekowisata bertujuan mengukur potensi untuk
dikembangkan. Hal tersebut selanjutnya dapat memberikan jawaban mengenai
pengembangan objek daya tarik wisata berdasarkan situasi lokasi, segmen pasar dan besarnya investasi.
2.5. Analisis SWOT