wisata. Adapun faktor musim juga ikut menjadi faktor pembatas karena akan sangat menentukan kenyamanan dan keselamatan pengunjung terkait pasang surut
air laut Bahar 2004. Pengembangan nilai kawasan ekowisata mangrove selain perlu dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, potensi kawasannya secara
khusus hendaknya memiliki nilai sejarah tinggi, keaslian, alami, luas kawasan, keindahan alam, aksesibilitas serta keunikan tersendiri Tebaiy 2004.
2.3.3. Kawasan Ekowisata Mangrove di Indonesia
Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk kawasan wisata di Indonesia, di antaranya adalah kawasan ekowisata mangrove di Ngurah Rai, Bali Mangrove
International Centre, Nusa Lembongan Bali dan kawasan ekowisata mangrove Tritih, Jawa Tengah dengan tema pendidikan lingkungan. Objek wisata di
kawasan mangrove Ngurah Rai, Bali, Nusa Lembongan Bali dan Tritih, Jawa tengah adalah keragaman jenis burung, kegiatan memancing ikan, budidaya
rumput laut dan wisata pendidikan cara menanam pohon mangrove. Penanaman dapat dilakukan oleh pengunjung di pantai atau menyusuri sungai. Sarana dan
fasilitas yang terdapat di dua lokasi tersebut cukup memadai untuk menunjang kegiatan ekowisata mangrove Yuanike 2003; Rahmawati 2007. Selain di Bali
kawasan ekowisata mangrove juga dibangun di gugus Pulau Tanakeke Kabupate Takalar, Sulawesi Selatan. Menurut Bahar 2004, hasil analisis potensi ekowisata
di gugus Pulau Tanakeke menunjukkan bahwa kegiatan ekowisata yang potensial untuk dikembangkan adalah interpretasi alam, memotret dan jalan-jalan. Kegiatan
mengamati burung dan memandang alam di kawasan ini mempunyai daya dukung lingkungan untuk 279 pengunjung secara bersamaan. Sedangkan kegiatan
berperahu motor, bersampan dan memancing tidak berpotensi untuk dikembangkan di gugus pulau ini.
Yahya 1999 mengemukakan bahwa mangrove di laguna Segara Anakan Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah mempunyai potensi untuk kegiatan
ekowisata berupa keunikan dan keindahan laguna, keanekaragaman vegetasi, satwa liar dan biota perairan serta kekhasan budaya masyarakat Kampung Laut.
Hasil alokasi ruang menunjukkan kegiatan ekowisata yang dapat dilaksanakan terdiri dari kegiatan wisata ilmiah dan kegiatan rekreasi. Sebagai kawasan
ekowisata, mangrove
cukup diminati
pengunjung bahkan
dalam
perkembangannya ketertarikan pengunjung kawasan mangrove telah berkembang menjadi lokasi pengambilan gambar atau foto prawedding.
2.4. Obyek dan Daya Tarik Wisata